21

971 73 25
                                    

I WANT A DOCTOR
16- september 2020

21♥

"

"LO!!"

"Apa? Gue cuma bercanda kali, masa lo nanggepinnya serius"

Padahal tadi aku udah seneng loh, eh ternyata. Emang ya gak boleh cepat percaya sama ucapan buaya brengsek.

"Pulang sana, gue mau tidur" dengan gerakan tangan melambai tapi bermakna mengusir itu membuat Ziland berdiri dari kasur.

"Lo beneran gak papa gue tinggal"

"Gue bukannya lagi sakratul maut, udahlah pulang aja"

"Kalo ada apa apa langsung hubungi gue ya" Ziland menepuk pundak ku pelan.  Suara derap kakinya mulai menghilang.
Ahh ternyata rumput tetangga memang hijau dan menyegarkan.

Kadang aku berkhayal mendapatkan pria tak sempurna itu menjadi bagian dalam hidupku, dan  hayalan itu cukup menyenangkan. Tapi dengan cepat malaikat di bahu kanan menyadarkan, kalau pria tak sempurna itu milik seseorang.

                           ^°^°^°^°^°^°^

Pagi yang...... Indah
Ini bukan puisi, menjadi dewasa sedikit membosankan atau banyak? Pergi kerja lalu pulang ke rumah dan esoknya mengulangi hal yang sama setiap hari. Benar benar membosankan, tiada hari tanpa berkerja. Ingin berhenti, rebahan saja di rumah. Tapi aku butuh uang, realistis kan.

Kaki ku melangkah kearah meja makan yang sudah ada anggota keluarga ku di sana.

"Ada jamu di kulkas buat kamu ze, di bawa ya ke sekolah" ucap kanjeng mama

"Iya ma" dengan cepat aku menyelesaikan makanku.

Motor kesayangan ku sudah siap beraksi menjemput rezeki. Bkn open BO ya awkakak.

Baru saja standar motorku menapaki tanah, mobil ziland berhenti tepat didepan gerbang sekolah.

Kaki jenjang ber high heels itu turun bersamaan dengan keluarnya Ziland dari mobil itu. Dari kaki saja sudah kelihatan, bahwa kasta perempuan yang pria itu bawa lebih tinggi dari ku. Wanita bertubuh langsing itu menggendong Eisha.

Mereka berdua berjalan sejajar sambil tertawa. Ya ampun kayak lihat suami istri bahagia lagi antar anaknya sekolah. Ayolah sang guru yang ngenes ini sedang cemburu, iri, dengki.

Aku yang tadinya mau turun dari motor, jadi tertunda. Malah menyaksikan model yang tidak disengaja itu.
Kali ini bukan si pendek Jena Jenot itu, tapi ini perempuan yang berbeda. Dasar fakboy.

"Ze"  panggil Ziland

aku ralat kembali kata yang ku ucapkan tadi pagi. Pagi yang indah? Cih indah apanya, sial yang ada.
Ko
"Yoo" sok metal emang, nyembunyiin sakit hati lah cuy.

"Cewek mana lagi yang lo bawa" kali ini bukan aku yang menyahut. Tapi bumil blangsak yang berbicara.

"Cewek gue lah"

Jedarrr......

"Jangan mengada ada lo!, Gak kok bu"

Adem lagi hati ini, ahh.

"Calon yar"

Sial, mati aja dah.

"Sorry ya gue cabut dulu"  tolong kamera dimana, aku udah gak kuat. Mau melambaikan tangan, nyerah.

"Cepet banget ze, belum juga gue kenalin sama lo"

Aku memasang ekspresi kesakitan.

"Duh mon maap nih ye, gue mau setor tabungan pagi" seraya memegang perutku, yang sebenarnya gak sakit.

I WANT A DOCTOR!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang