12

1.5K 76 6
                                    

I WANT A DOCTOR
20 oktober 2019
SALAM SAYANG DOCE MUAHH

♥12♥

Cring...

Pintu berkerincing itu kembali berbunyi, menandakan ada lagi orang yang masuk.
Seorang pria dengan kemeja kotak hitam abu abu itu masuk.

Mata kami bertemu, pria bermata coklat itu tersenyum seraya mendekatiku.

"boleh gabung?"

"boleh, kamu gak nguntitin aku kan?"

Ini mulut kenapa PD amat.

"hahah ya gak lah, sendiri aja ze?"

"sama temen van"

Batang hidung Ziland akhirnya muncul dihadapan kami berdua, dahinya berkerut ada ekspresi tak suka disana, why?

Aku menyampirkan jaket kebelakang sandaran kursi, karena merasa gerah dengan ruangan yang hanya ada kipas angin.

"lo siapa?" tunjuk ziland kearah Vano, matanya memicing tak suka.

"eh, saya udah tanya Zeya, dan dia membolehkan saya bergabung disini"

"sewot amat bang, duduk aja udah" ucapku pada ziland, pria itu langsung mangambil kursi yang berada disampingku, ya ampun berasa diposesifin pacar, tapi bukan. Fak emang

"tutup mata lo" tunjuk Ziland lagi, telunjuknya tepat berada didepan wajah pria yang sedang terdiam cengo

"lo kenapa sih gaje banget"

"pake lagi jaket lo ze"

"lo lagi pms?"

"penyakit menular seksual? Ya gak lah, gue gak pernah main kuda kudaan" :)

Ziland menatapku dengan intens dan membelakangi Vano.

"udah tutup mata belum lo" masih dengan posisi badanya membentengiku.

"kenapa saya harus tutup mata"

"tutup aja, apa mau gue jahit? Lagi bawa benang nih habis jahit luka orang!"

"lo gila? Habis obat?"

"pake lagi jaketnya, nyeplak gitu. Makanya gak usah pake baju putih nerawang parah, kalo gue yang lihat mah aman gak bakalan tegang, coba temen lo entah berantah ini lihat? Gue gak mau nanggung kalo akhirnya dia nafsuan, tapi ya gak mungkin sih datar gitu, tapi tetep gak boleh!"

Ini sweet atau bangsat sih, antara pengen dikasih penghargaan udah ngingetin plus pengen digampar karena mulutnya obesitas ngeluarin kata kata.

Aku kembali memakai jaketku dengan dongkol, menatap Ziland dengan sinis.

"makasih atas perkataan baik lo"

"masama" ziland kembali duduk dikursi dan mulai menyesap kopi panas yang ia bawa tadi tanpa ada rasa berdosa diwajahnya, sialan.

Vano menahan senyum ketika melihat ekspresi jutekku, ya ampun gimana gak jutek coba, dikatain tepos didepan temen laki laki tuh rasanya nyesek.

I WANT A DOCTOR!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang