I WANT A DOCTOR!!

14

I WANT A DOCTOR
20 november 2019
Muahh~~

♥ 14♥

Ziland terus saja terseyum senang, lengkungan bibirnya bikin aku kesal. Iya kita semua ditaman ini tau kalo dia bawa pasangan, sedangkan aku? Hah bawa diri aja syukur.

Setelah berjabat tangan dengan Jena, rasanya aku mau mudur aja udah, gak sanggup soalnya beda kasta.

"oy batagor lo udah jadi tuh" Yara menyenggol lengan kiriku dengan kuat. Aku mendengus kesal.

"iya, bang maaf ya ngerepotin, yang dipiring boleh dibungkus aja gak? Saya mau bawa pulang"

"oke" ucap abang itu

"lo udah mau pulang Ze?" Ziland menaikan sedikit alisnya.

Yaeyalah ngapain nonton orang mesra mesran, bikin hati potek aja. Sialan emang.

"tiba tiba perut gue mules" ucapku tanpa menoleh kearah pria itu.

"yakin mules? Oh pasti yang mules hati bukan perut ya" bisik Yara kepadaku.

Hey gimana ceritanya hati bisa mules, gak usah ngaco deh.

Aku hanya menatap sinis kearah Yara, permpuan hamil itu hanya cekikikan karena aku tatap.
Oh kemon kalo udah urusan bully membully aku Yara nomer 1,tak terkalahkan selalu didepan, teman bangsat emang.

"gak asik lo ah, tahan dulu lah pegang batu nih" Ziland menyodorkanku sebuah batu berukuran kecil. Hati aku pengen nangis lihatnya.

Kalo gak ada si Jena jenot itu, aku rela nahan boker demi bergibah ria sama kamu land. Tapi takdir berkata lain maafkan.

"gue anti nahan nahan" ucapku cepat, setelah abang penjual memberikan bungkusan plastik aku langsung ngacir pulang tanpa ada babay babay kiss bay untuk para dedemit.

Kuletakan plastik batagor itu keatas meja makan, seraya menarik kursi dan mulai mendudukinya.
Mataku terus tearah kebatagor yang belum aku buka bungkusnya. Aku menghela nafas berat.

Drrrttt drrrtt

Handphoneku bergetar, terdapat nama Ziland disana.

"ya?"

"lo belum bayar batagor ze, bapaknya lagi marah marah ni"

Aku menepuk jidatku. Sialan, karena mau menghindari Ziland jadi lupa bayar batagornya.

"lo bawa uang gak? Kalo ada bayarin nanti gue ganti. Kebelet banget tadi"

"okee"

Panggilan telphone itu kumatikan, aku mengurut pangkal hidungku, ya Allah aku malunya bukan kepalang, malu banget sumpah.

"kok udah pulang? Tadi kata Navya kamu lagi joging"

Tangan mama terulur membuka bungkusan plastik, dan mulai memakan batagor itu dengan khidmat. Enak bener emak satu ini.

"udah pulang ma"

"cepet amat"

"ma"

"apa?"

"gak jadi deh"

"gak usah plin plan ya, mama getok kamu"

"ma"

"hm?"

"gak jadi deh"

Mama menatapku dengan sinis, wanita paruh baya itu mencubit lenganku, membuat aku meringis, merasakan sedikit sakit dilengan sebelah kiri.