#38 : Asalkan Kau Selamat, Aku Baik-baik Saja

83 10 3
                                    

Warning!

Mengandung kata-kata kasar dan tidak pantas untuk dibaca bagi anak2 dibawah umur

Bisa langsung skip apabila readersnim tidak suka dengan adegan perkelahian yang agak ekstrim

Selamat membaca!

***

“Zhang Yixing, stop! Jangan bertindak gegabah!”

“Bagaimana aku bisa berhenti, sedangkan di luar sana Keisha diperlakukan bagai pelacur rendahan!?”

Lay menghempas lengan Luhan yang menahan bahunya. Dadanya naik-turun tak beraturan, rasa sesak berlomba-lomba menghantam. Ia sedih, marah dan kecewa pada diri sendiri. Setelah penemuan belasan alat kontrasepsi yang sepertinya masih baru di gudang rumah tua itu, Lay langsung marah besar.

Hatinya sakit, begitupun batinnya. Ia merasa tidak becus dan payah karena tak dapat melindungi wanita yang ia cintai. “Apa aku harus diam, gege? Jawab aku!”

“Aku tahu perasaanmu, Yixing-ah, tapi tolong jangan gegabah. Siapa tahu itu milik orang lain, bukan seperti yang kau pikirkan.”

Luhan terus membujuk sahabatnya agar dapat mengendalikan emosinya. “Aku yakin Keisha takkan mengalami hal-hal semacam itu.”

“Tapi, ge, aku benar-benar tidak bisa tenang. Firasatku buruk,” lirih Lay kemudian menangis dalam rengkuhan sang teman.

“Tenanglah, Yixingie, Keisha pasti baik-baik saja,” hibur Luhan seraya mengelus lembut bahu kokoh si pemuda kelahiran Changsa.

***

“Sialan! Di mana sabuk favoritku!?”

Jae-woo mondar-mandir kesana-kemari, mencari keberadaan sabuk celananya yang hilang. “Masa iya menghilang begitu saja?”

Keisha hanya diam sembari menatap kegiatan Jae-woo. Tubuhnya kini tidak lagi terikat, sekarang ia lebih bebas meski tetap dikurung di dalam kamar.

“Apa kau melihatnya?” pria itu bertanya pada Keisha dengan raut wajah frustasi, namun hanya gelengan singkat yang ia dapatkan, “tidak.”

Bohong, Keisha tahu persis di mana keberadaan sabuk milik si brengsek Jung itu, karena ialah yang mengambil dan meletakkannya di sebuah rumah tua saat Jae-woo lengah ketika mengajaknya jalan-jalan keluar mencari udara. Dia berharap ada orang bisa menemukan barang bukti tersebut, lalu bergegas menyelamatkannya.

“Sepenting itukah sabuk itu bagimu?” tanyanya mengorek informasi yang mungkin belum ia ketahui.

“Tentu saja! Sabuk itu adalah hasil dari jerih payah ibuku selama 3 tahun.” Jae-woo membuang napas kasar seraya mengusap wajahnya, “sekarang aku menghilangkannya dan ibu pasti kecewa.”

Di dalam hati, wanita berhijab itu menggumam lirih. Ternyata pria ini masih memiliki hati, namun tertutupi oleh kelakuan tak bermoralnya. Keisha berandai, bagaimana jika mantan mertuanya yang baik hati itu mengetahui sifat sang anak yang sebenarnya? Ah.... Dia jadi tak tega.

“Mungkin kau meninggalkannya di suatu tempat?”

“Bisa jadi, tapi di mana!?” erang pria itu nyaris kehilangan kesabaran.

I Found My Star [Entertainment Series #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang