#33 : Sampai Jumpa dan Terima Kasih

304 24 3
                                    

Beberapa hari setelah kejadian itu, hubungan Lay dan Keisha perlahan membaik seperti sediakala. Mereka berdua sepakat untuk tidak memperpanjang masalah, kemudian memulai semua dari awal lagi.

Pukul 23.45 waktu setempat, Keisha masih sibuk berkutat dengan laptopnya serta tumpukan berkas yang entah sampai kapan akan tuntas dikerjakan dalam waktu dekat ini.

"Huwah, banyak sekali berkas yang mesti ku kerjakan!" jerit Keisha putus asa.

"Kau belum tidur, Kei?"

Lay muncul dengan rambut acak-acakan dan basah. Sepertinya pemuda itu baru selesai mandi, terlihat dari handuk yang tergantung di lehernya. Keisha tersenyum tipis setelah memperbaiki letak kacamatanya. "Belum, masih banyak hal yang harus kulakukan."

Wanita berhijab tersebut menyilangkan tangannya di atas dada. "Oppa sendiri bagaimana, kenapa belum tidur?" tanyanya balik.

"Sama sepertimu, ada beberapa urusan yang harus kuselesaikan malam ini juga di studioku," jawab Lay santai seraya mengusak rambutnya menggunakan handuk.

Keisha tertawa geli. "Baiklah, baik.... Jangan tidur terlalu malam, aku tidak mau lagi mengurusmu jika sakit."

"Iya, Nona Park. Kau juga jangan tidur terlalu larut, tidak baik untuk seorang perempuan."

Hening kembali. Lay telah pergi ke studionya yang berada di lantai paling atas, sementara Keisha menghela napas panjang sambil merenung. Ia tidak yakin dengan keputusan yang ia ambil baru-baru ini. Antara bertahan dan menyerah, wanita itu memilih opsi kedua. Bukan tanpa alasan, Keisha merasa dirinya sudah tak cocok lagi dengan pekerjaan yang ia lakoni sekarang.

"Maafkan aku, tetapi inilah pilihan terakhirku...."

***

"Wah, wah, coba lihat ini. Kalian berdua sudah akur kembali," goda Luhan yang kebetulan berada dalam satu acara yang sama dengan Lay sebagai bintang tamu. 

Keisha pura-pura merajuk. "Tidak juga, Oppa. Namun, demi pekerjaan sebagai manajer yang bertanggung jawab, aku harus bersikap profesional apapun alasannya." 

"Tidak apanya? Bukankah tadi malam kau memasakkan makan malam spesial untukku?"

Sontak pipi wanita itu langsung merona, malu karena Lay membahas soal makan malam yang khusus ia buatkan untuk sang majikan. Itu pun bukan kemauan Keisha sendiri, hanya saja saat itu waktu sudah terlanjur malam dan beberapa kedai makan di luar telah tutup. Oleh karenanya, wanita berusia 21 tahun tersebut berinisiatif mengolah bahan yang ada di kulkas apartemen Lay, menjadi olahan lauk pauk sederhana serta cukup untuk mengenyangkan perut. 

"Kata siapa, huh?" elak Keisha salah tingkah. 

Luhan tertawa jenaka, sementara Lay tersenyum tipis. Para staf dan kru acara pun ikut terkikik. Menggemaskan sekali ekspresi Keisha ketika sedang blushing, mirip seperti bocah taman kanak-kanak yang masih gemar mengemut ibu jarinya. 

"Sudahlah, tak ada gunanya bagimu mengelak," cetus Lay jahil.

Keisha menggembungkan pipinya, kesal karena dia telah terpojokkan. "Baiklah baik, aku mengaku!"

"Sebelum kalian kembali mengejekku, bolehkah aku ke kamar mandi sebentar? Aku sudah tidak tahan lagi menahan hasrat untuk buang air kecil," sambung Keisha sembari menyengir kuda. 

Lay menjitak kepala asisten pribadinya gemas, lalu mengangguk mengizinkan. "Jangan terlalu lama, karena sebentar lagi acara akan segera dimulai," tuturnya. 

"Oke, tidak akan lama kok!" Keisha menirukan gaya patuh seorang prajurit terhadap pimpinannya dengan memberi hormat, kemudian setelahnya, dia langsung lari terbirit-birit menuju ke arah kamar mandi. 

I Found My Star [Entertainment Series #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang