#6 : Duka Mendalam (Revisi ver.)

1.1K 78 4
                                    

Kejadian itu benar-benar memukul telak mental Jung-Kook.

Selain karena menyebabkan sang manajer masuk rumah sakit, dia juga secara tidak sengaja membunuh dua buah janin yang tengah dikandung Keisha. Demi Tuhan! Pemuda itu sungguh tidak tahu-menahu tentang kebenaran berita kehamilan manajernya. Seandainya saja dia tahu, maka kejadian hari ini takkan pernah terjadi.

“Maafkan aku, Noona, hiks...”

Jung-Kook merasa sangat berdosa, terus meratapi perbuatan bodohnya yang menelan korban jiwa. Pemuda berusia dua puluh dua tahun itu hanyut dalam luka lara tak berkesudahan, menangisi hal-hal yang jelas tidak perlu ditangisi sebab tidak akan mengubah apapun yang telah terjadi. Hanya satu yang menjadi bebannya kini, bagaimana cara dia menjelaskan semua kenyataan pahit ini kepada Keisha yang notabene-nya adalah ibu dari kedua janin tersebut?

“Kook-ah!”

Semua member BTS datang dengan wajah bertanya-tanya. Mereka kebingungan, hal penting apakah yang Jung-Kook maksudkan dalam sambungan telepon yang baru mereka lakukan beberapa menit lalu? Dan mengapa bisa Keisha berada di ruangan ini dalam kondisi tidak sadarkan diri dengan selang infus dan masker oksigen terpasang apik pada tubuhnya?

“Apa maksudmu, Kook? Keisha hamil? Itu tidak masuk akal!” seru Nam-Joon bersikukuh, berusaha menampik sebuah kenyataan tak terduga yang sedang terjadi.

“Kau lihat dua guci di atas meja itu, Hyung?” Jung-Kook menatap Nam-Joon dengan tata-pan terluka, masih berat rasanya untuk mengakui bahwa kejadian ini benar-benar nyata dan bukanlah mimpi belaka. Tidak hanya sang leader, rekannya yang lain pun ikut melihat ke arah yang ditunjukkan si anggota termuda. Di sana terdapat dua buah guci kecil berhiaskan karangan bunga seadanya, disertai iringan ucapan belasungkawa dari pihak dokter yang menangani Keisha tiga jam lalu.

“Lalu, apa hubungannya?”

Pemuda kelinci tersebut menatap hampa telapak tangan Keisha yang tampak lebih pucat dari biasanya. “Mereka itu adalah anak-anaknya Kei Noona, Hyung....”

Jin membekap mulutnya terkejut, sementara Tae-Hyung menumpu tubuhnya di dinding dengan perasaan kosong. Ho-Seok dan Yoon-Gi tidak banyak berkomentar. Ji-Min melamun seperti orang kehilangan arah, sedangkan Nam-Joon terdiam seribu bahasa. Tak dapat dipercaya, begitulah cara member BTS menanggapinya.

“Perlukah kita memberitahukan hal ini kepada PD-nim?” Yoon-Gi angkat bicara.

“Tidak usah!” Nam-Joon menyahut tegas. Ia menatap satu per satu anggotanya menggunakan tatapan serius dan tak terbantahkan. “Biarlah kita saja yang tahu pasal masalah ini, PD-nim tidak perlu terlibat untuk hal pribadi semacam ini.”

Senyap. Hanya suara isakan lirih Jung-Kook yang terdengar, sisanya mereka hanya dapat diam termangu sembari mencerna keadaan. Kecelakaan yang tak pernah mereka semua duga akan terjadi, bahkan sampai menimpa manajer mereka yang baru bekerja selama beberapa bulan terakhir. Syok dan kebingungan adalah hal yang lumrah dirasakan dalam situasi seperti ini. Namun sekali lagi, tiada satupun di antara mereka mengetahui bahwa insiden di hari itu akan terjadi secara tiba-tiba hingga menciptakan atmosfir canggung yang tidak pernah mereka bayangkan.

***

“Aku kehilangan bayi-bayiku?”

Jin mengangguk lemah untuk merespon pertanyaan Keisha. Hatinya begitu teriris saat melihat manik mata wanita itu mulai berkaca-kaca dan perlahan bulir-bulir air mata mengalir di pipinya yang menirus akibat kehilangan banyak cairan tubuh. “Maaf, tapi dokter yang mengatakan jika kedua janinmu tak dapat terselamatkan sebab kekurangan banyak sekali darah.”

I Found My Star [Entertainment Series #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang