"Imunisasi itu, nanti ada sebuah jarum suntik berisi cairan penguat imun, lalu ditusuk ke lengan kalian, dan cairan itu nantinya di dorong kedalam tubuh kalian supaya kalian sehat."
Wonwoo menjelaskan semua itu didepan anak-anak didik Sana secara singkat dengan penggunaan bahasa sesederhana mungkin. Namun meskipun begitu, entah mengapa semua anak terlihat mengantuk dan tak bisa fokus terhadapnya.
"Gua ngebosenin ya?"
Sana yang tengah mendokumentasi lewat kamera ponselnya pun sontak menoleh kepada Wonwoo yang tengah menghampirinya di meja guru. Bahkan pria itu menarik kursi didekatnya untuk duduk disamping Sana.
"Hm... sedikit" Sana terkekeh canggung dan menyimpan ponselnya kedalam tasnya, "Won, lo itu lagi ngomong didepan anak kecil, bukan memberi materi kuliah ke mahasiswa" sambungnya.
"Jadi? Gua harus gimana?"
"Pake media, anak-anak lebih suka kalau ada alat peraganya langsung daripada ngomong satu arah kayak tadi" jawab Sana, "Lo punya suntikan kan? Nah, lo bisa korbankan satu buat mereka" lanjutnya.
"Ck! Kenapa lo bisa ngobrol santai ke mereka tanpa alat peraga? Sementara gua?"
"Karena mereka sudah kenal gua dan gua sudah punya tempat di hati mereka. Jadi, apapun yang gua lakukan... mereka pasti suka"
"Oh"
Sana tersenyum dan menepuk bahu Wonwoo cepat seraya bangkit berdiri, "Lakukan bagian lo, biar sisanya gua yang urus." Ujar gadis tersebut sebelum ia kembali berdiri didepan kelas, mengajak anak muridnya bercengkrama, sementara Wonwoo melangkah pergi keluar kelas untuk melakukan apa yang Sana perintahkan tadi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."YEYY!!!"
Wonwoo tak tahu apakah ini bagian dari rencana Sana atau bukan.
Gadis itu nampak tertawa lepas sembari memeluk salah satu anak muridnya yang juga sama-sama tengah terbahak-bahak sepertinya. Mereka mentertawakan Wonwoo yang tak henti-hentinya didandani sedemikian rupa oleh segerombolan anak-anak dikelas ini.
Namun ditengah-tengah kebahagiaan itu, Chungha tiba-tiba masuk kedalam ruangan dan meminta anak-anak untuk keluar dari kelas, sebab sekarang sudah giliran mereka untuk diimunisasi.
Tak butuh waktu lama, anak-anak itu langsung berhamburan pergi keluar kelas dengan sorakan riang seolah kalimat, 'disuntik hanya seperti digigit semut' itu nyata adanya. Tapi tak mengapa, yang penting mereka senang.
Hingga tinggalah Sana dan Wonwoo diruangan ini.
"Ternyata lo betah juga ya pake bando-bando anjing kayak gitu?" Ledek Sana sembari mendudukan tubuhnya diatas meja, sementara Wonwoo masih duduk manis diatas kursinya, dimana anak-anak tadi menjadikannya bahan percobaan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA
FanfictionWonwoo adalah seorang dokter yang digandrungi oleh banyak wanita disekelilingnya, dan Sana adalah seorang guru TK yang mendedikasikan hidupnya untuk anak-anak. Ada rasa bersalah yang Wonwoo emban seumur hidupnya terhadap luka yang berubah menjadi tr...