Joy menyudahi sarapan paginya hari ini dengan meneguk air minumnya sampai habis. Setelah itu, seorang pelayan khusus nampak merapihkan nampan diatas meja dorongnya, membuat Joy kembali terfokus kepada dua pria yang tengah berdiri di sisi kanan dan kiri tempat tidurnya, lengkap dengan seragam jas dokter yang masing-masing pria itu kenakan.
Wonwoo disebelah kanannya, dan Mingyu disebelah kirinya.
"Kenapa lo bisa telat makan?" tanya Mingyu dengan kedua tangan yang dilipat didepan dada.
"Gua sibuk akhir-akhir ini" jawab Joy langsung.
"Sibuk apa?" kali ini Wonwoo yang bertanya
"Sibuk mikirin lo" jawab Joy kepada Wonwoo.
"Ck!" Hanya itu balasan pria berkacamata dihadapannya tersebut, Wonwoo melirik kepada Mingyu dan sahabatnya itu hanya memutar bola matanya malas, seolah ia tak sanggup mendengar kata-kata menggelikan lebih banyak lagi dari mulut Joy untuk Wonwoo.
"Sebenarnya gua juga udah minta tolong ke dokter Choi, supaya dokter yang menangani gua selama proses penyembuhan disini, diganti jadi Wonwoo. Terus dia bilang, masih dalam proses" ujar Joy dengan polos lagi, bahkan ia mengesampingkan semua rambut panjangnya, membuat aura seksi dalam dirinya kembali terpancar sekalipun hari ini ia hanya mengenakan balutan pakaian pasien saja. Tapi satu kancing teratasnya tidak dikaitkan.
"Woy, lo gak kasian apa sama Wonwoo? Lihat tuh setebal apa kantung matanya! Terus? Sekarang lo mau nyuruh dia untuk nanganin lo lagi? Astaga Park Sooyoung--"
"Nama gua Joy!" gadis itu memotong perkataan Mingyu dengan cepat.
"Oke oke, Joy!" Mingyu langsung menurut, "Aish, gimana ya ngomong sama lo? Gua tahu kalau lo lagi deketin temen gua. Tapi, sebagai juru bicara dari dokter Jeon, gua ingin minta maaf sebesar-besarnya, karena lo gak bisa ditangani oleh dokter Jeon kali ini. Sebab kenapa? Jadwalnya sangat padat! Padat sekali..." Mingyu mengetuk-ngetuk jam Rolex ditangannya kepada gadis berambut hitam tersebut.
"Gua gak akan percaya, kalau bukan Wonwoo sendiri yang ngomong sama gua" Tolak Joy dengan keras kepalanya yang sudah mendarah daging sampai ke urat nadinya.
Mingyu menghela nafas mendengar itu, ia kembali bersedekap dada seraya menatap Wonwoo yang terus setia menyimpan kedua tangannya didalam saku jas dokternya dan menatap lurus kebawah. Bahkan sebagai sahabat, Mingyu pun tahu kalau pikiran Wonwoo sedang tidak berada diruangan ini. Entahlah melanglang buana kemana itu semua.
"Won, kasih tahu ke tuan puteri satu ini mengenai betapa sibuknya lo sekarang." ujar Mingyu
"Gua pamit, ada operasi satu jam lagi"
Mingyu menghela nafas lagi untuk kesekian kalinya, sebab Wonwoo tidak melakukan apa yang ia perintahkan. Tapi melihat bagaimana seorang pelayan pribadi Joy tengah membukakan pintu untuk Wonwoo, senyuman kecil tercipta pada wajah tampan MIngyu sekarang. Inilah Jeon Wonwoo yang ia kenal sejak dulu, pria tak banyak omong, namun satu katanya bisa menohok banyak orang.
Lihat, pria itu tidak menjelaskan semuanya kepada Joy, namun tujuh katanya tadi sudah cukup menunjukkan betapa sibuknya Wonwoo sekarang. Iya, sangat sibuk!
***
Wonwoo tak sepenuhnya salah ketika berkata bahwa Daehan terkadang sangat aneh dan berbeda dari anak-anak seumurnya. Lihat saja, bocah laki-laki itu tengah menyilangkan sebuah angka pada layar ipad-nya. Sontak kelakuan Daehan mengundang tanda tanya dibenak Sana. Kenapa dirinya terlihat seperti narapidana yang menunggu waktu bebasnya?
"Daehan" panggil Sana
"Iya?"
"Itu... kamu nyilangin apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA
FanfictionWonwoo adalah seorang dokter yang digandrungi oleh banyak wanita disekelilingnya, dan Sana adalah seorang guru TK yang mendedikasikan hidupnya untuk anak-anak. Ada rasa bersalah yang Wonwoo emban seumur hidupnya terhadap luka yang berubah menjadi tr...