Kebetulan tak ada jadwal operasi, jadwal tugas di IGD atau konsultasi dengan pasien hari ini. Jadi Mingyu dan Wonwoo bisa bebas berada sampai kapanpun di café yang perlahan mulai menyepi ini, seiring dengan waktu makan siang yang sudah lewat sejak satu jam yang lalu.
"Jadi, sebenarnya apa yang terjadi sama lo dan Sana waktu kalian pacaran dulu Won?" Tanya Mingyu.
"Sebenernya gua sama Sana itu satu sekolah dari SMP, tapi gua baru pindah pas kelas 3. Terus dia pernah diancem sama salah satu geng cewek berpengaruh di sekolah untuk ngajak gua pacaran didepan umum, kalau dia nolak... dia harus siap mengalami perundingan sampai lulus" Ujar Wonwoo membuka ceritanya pada sore hari ini.
"Terus, dia lakuin?"
"He'em, didepan kantin sekolah. Kita dilihatin sama semua penghuni sekolah."
"Lo terima?"
"Gua terima, karena gua tahu kalau dia dalam masalah besar. Lagi pula untuk anak SMP, pacaran itu apa sih? Cuman status aja." Wonwoo menatap lurus kedepan, namun bukan kepada Mingyu. Matanya menerawang jauh, seolah dihadapannya saat ini tengah dilukiskan kenangan-kenangan masa sekolahnya yang sudah nyaris ia lupa selama ini.
"Gua kira penderitaan Sana bakal berakhir dengan menjadi pacar gua. Ck! Tapi ternyata enggak. Ancaman yang datang ke dia semakin banyak, dan secara manusiawi, gua gak bisa bantu dia sekalipun gua selalu berusaha tolong dia saat itu"
"Nolong gimana?"
"Ya banyak, mulai dari biarin dia pakai hoodie gua disekolah. Selalu anter dia sampai ke halte, makan bareng di kantin, belajar bareng di perpustakaan. Pokoknya kita selalu habiskan waktu bersama, dan gua anggap dia sebagai teman baik gua saat itu, walaupun orang tahunya kita ini pacaran. Tapi ya gimana Gyu? Gua gak bisa 24 jam sama dia terus... ternyata tanpa sepengetahuan gua, dia masih sering diancam sama cewek-cewek yang suka sama gua"
"Terus akhirnya?"
"Dia minta putus, dan gua setuju. Setelah itu hidupnya di sekolah baik-baik aja, sampai akhirnya kita lulus"
"Yaampun, disitu lo malaikat banget Won! Brengsek darimananya sih!?" Protes Mingyu.
"Ceritanya dimulai pas SMA..." Wonwoo seolah membuka chapter baru dalam kehidupannya. Ia bahkan menaikan sebelah sudut bibirnya, membuat sosok manis Wonwoo yang barusan terlihat seketika lenyap entah kemana. Mingyupun begitu, ia terlihat semakin tertarik akan kisah hidup sahabatnya yang tak pernah ia tahu sebelumnya.
"Waktu SMA, gua ternyata satu sekolah lagi sama Sana, tapi kita semakin jauh dan benar-benar seperti orang tak saling kenal. Jujur, pas SMA itu gua mulai nakal, gua ikut sebuah geng balapan mobil, dan kita pernah taruhan--"
"Oh, jadi lo taruhan sama temen-temen lo buat pacarin Sana?"
Wonwoo mendelik sebal kearah Mingyu yang barusan memotong ceritanya sambil menyeruput minumannya yang sudah mencapai gelas kedua. "Gyu, gua belum titik. Kalau lo motong lagi, sumpah... gua gak bakal ceritain ini semua sama lo"
Pria itu terkekeh sambil mengigit ujung sedotannya, "oke oke, lanjut..." katanya.
"Gua bukan taruhan dapetin Sana sama mereka. Ini taruhan yang lebih gila, bahkan gua sendiri malu ngucapinnya ke lo"
"Taruhan apa tuh?"
"Taruhan buat nidurin satu cewek di sekolah, dan share fotonya ke grup"
"Anjir!" Mingyu refleks berkata seperti itu, bahkan ia juga menghentakan gelas minumannya diatas meja. Ia menatap Wonwoo dengan tatapan tak menyangka akan apa yang sahabat baiknya lakukan dimasa lampau, dan ia gak bisa berkata apa-apa lagi selain memperhatikan kelanjutan cerita Wonwoo tanpa berkedip sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA
FanfictionWonwoo adalah seorang dokter yang digandrungi oleh banyak wanita disekelilingnya, dan Sana adalah seorang guru TK yang mendedikasikan hidupnya untuk anak-anak. Ada rasa bersalah yang Wonwoo emban seumur hidupnya terhadap luka yang berubah menjadi tr...