37. Sebentar Lagi

886 126 16
                                    

"Jadi, aku harus cemong begini setiap hari supaya kamu muji aku terus ya?"
gumam Wonwoo dengan anggukan kepala kecil yang membuat Sana tertawa dan menggeleng, bahkan ia refleks mendorong bahu Wonwoo pelan, membuat pria itu sedikit terdorong kesamping dan ikut tertawa. 

"San..." panggil Wonwoo

"Hm?"

"Sabtu ada acara gak?"

"Gak ada, kenapa memang?"

"Ikut reuni SMA yuk?"

Refleks Sana terdiam dan menatap lurus memandangi keseruan Daehan dan teman-temannya didepan sana, ia tak menoleh sedikitpun kepada Wonwoo yang tengah menunggu jawabannya saat ini, "Ada aku, kita datang berdua, kalau kamu mau ajak Mina juga gak apa-apa" kata Wonwoo mencoba membuat Sana lebih tenang lagi. 

"Tapi Won, kamu tahu kan kalau aku gak mau ketemu semua temen-temen SMA lagi, apalagi temen-temen kamu dulu"

"Iya Sana, aku tahu... tapi kan kali ini ada aku? Aku yakin kamu bisa hadapi mereka semua, karena Sana yang aku kenal itu cewek tangguh yang selalu membuktikan ke semua orang kalau dia kuat, dia bisa, dia--"

"Stop, kamu bikin aku malu aja deh!" Sana mengerucutkan bibirnya seraya mengangkat satu tangannya untuk mendorong bahu Wonwoo lagi. Namun kali ini Wonwoo tak membiarkannya melakukan itu terhadap dirinya, pria itu nampak menarik tangan Sana dan membawa gadis itu kedalam pelukannya. 

"Mau denger yang lebih bikin malu lagi gak?" bisik Wonwoo ditelinga Sana.

"Ish! bisa diem gak sih!" dumel gadis itu seraya berusaha membekap mulut Wonwoo, namun pria itu terus menggerakkan wajahnya, mengelak dari bekapan tangan Sana. 

Benar-benar definisi dunia milik berdua, sampai-sampai tidak sadar kalau Daehan melihat semua itu dari kerumunan didepan sana. Sebuah tatapan penuh tanda tanya seketika berubah menjadi sebuah senyuman tipis sebelum akhirnya ia kembali bersenang-senang bersama teman-temannya, mengabaikan kedua kakaknya yang sedang dimabuk asmara itu. 

***

Berbeda dengan Wonwoo yang memiliki waktu luang disela-sela kesibukan akhirnya sebagai pebisnis. Mingyu malah baru bisa pulang kerumah siang hari ini setelah hampir satu minggu mengendap diruangan yang katanya steril atau higenis tersebut. Padahal yang namanya rumah sakit, justru kuman berkumpul disana semua. 

Pria itu menghela nafasnya sembari melepas maskernya dan kembali fokus menyetir melewati sebuah supermarket dekat rumah Sana. Iseng-iseng ia menoleh ke arah rumah gadis tersebut, namun dahinya berkerut ketika melihat seorang gadis cantik tengah berdiri didepan rumah Sana. 

"Siapa tuh?" gumamnya pelan. Sekalipun dari jauh, ia tahu jika wanita itu bukanlah temannya.

Berhubung jalanan juga sedikit padat, Mingyu memilih untuk menepikan kendaraanya dipinggir jalan bersama beberapa kendaraan lain, dan iseng masuk kedalam supermarket dipinggir jalan untuk membeli beberapa minuman isotonik yang mungkin mampu membuatnya sedikit merasa segar hari ini. Tak main-main, ia tak hanya membeli satu melainkan tiga botol sekaligus. 

Seolah tempat penyimpanan cairan didalam tubuhnya sebesar toren dirumahnya. 

Selepas itu, ia langsung berjalan menuju rumah Sana. Tak ada harapan khusus, hanya iseng mengunjungi tetangga, hitung-hitung menghilangkan penat setelah bergumul dengan segala permasalahan penyakit pasien dirumah sakit. 

"Halo" sapa Mingyu tanpa pikir panjang kepada seorang gadis yang berdiri membelakanginya menghadap ke arah pagar rumah Sana yang tertutup rapat. Bahkan jika melihat lampu rumah yang menyala, seharusnya wanita itu tahu jika tidak ada orang dirumah ini. 

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang