10. Tawaran

903 163 10
                                    

Untuk seorang anak berusia 6 tahun, jelas Daehan bisa merasakan atmosfir yang berbeda disekitarnya saat ini. Lupakan soal mamanya yang tak tahu apa-apa, namun yang ia maksud kali ini adalah Sana dan Wonwoo.

Syukurlah nyonya Jeon menyukai keberadaan Sana sebagai teman Wonwoo yang mau membantu putranya itu untuk menjaga putranya yang satu lagi, yaitu Daehan. Berulang kali wanita karir itu menanyakan tentang latar belalang Sana, dan gadis itu menjawabnya dengan jujur, termasuk soal hubungan asmaranya.

"Waktu tante seumuran Sana, tante juga sama gigihnya dalam bekerja seperti Sana!" Ujar nyonya Jeon yang dijawab dengan senyuman dan anggukan kepala gadis itu, tanda bahwa ia berterimakasih dan menghargai pujian dari wanita dihadapannya saat ini.

Daehan yang duduk disamping Sana nampak mendelik ke arah Wonwoo yang duduk dihadapannya, lebih tepatnya disamping sang mama. Kakak laki-lakinya itu terlihat hilang fokus, seolah raganya disini, namun jiwanya entah berkelana kemana. Dan Daehan yakin, pasti ada kaitannya dengan Sana yang meringkuk di sudut ruangan tadi.

"Sana suka makanannya?" Tanya nyonya Jeon.

"Suka tante, sangat suka. Terimakasih untuk hidangan makan malamnya" jawab Sana dengan sopan.

"Gak usah sungkan, kalau Sana dirumah ini, anggap saja seperti rumah sendiri"

"Iya tante, terimakasih"

Kini hampir dari mereka semua, kecuali Daehan, sudah menyelesaikan makan malam mereka. Sana terlihat meneguk air minumnya, dan Wonwoo mengambil kunci mobil diatas meja makan didekatnya.

Melihat pergerakan putranya itu, nyonya Jeon pun bertanya kepada Wonwoo, "Won, kamu yang antar pulang Sana?" Tanya sang mama yang Wonwoo balas dengan anggukan kepala singkat, "Terus, habis ini langsung kerumah sakit?" Tanya wanita berambut hitam pekat itu lagi.

"Iya" jawab Wonwoo

"Nginep gak?"

"Nginep"

"Baju ganti dan peralatan-peralatan yang diperlukan, sudah dibawa?" Tanya Nyonya Jeon lagi, sembari memberi isyarat kepada salah satu pelayan untuk membawakan sesuatu miliknya ke tempat ini. Sementara Sana yang melihat percakapam singkat antara ibu dan anak itu hanya terdiam dan sesekali mengalihkan tatapan matanya mengikuti siapa yang tengah berbicara sekarang.

Lucu bagi Sana, dulu ia hanya mendengar cerita Wonwoo mengenai sang mama kepadanya. Tapi sekarang? Sosok Nyonya Jeon yang power full ada dihadapannya, tengah bercakap-cakap santai dengan dirinya, dan juga Wonwoo disini.

"Oh ya Sana, ini bawa pulang ya... oleh-oleh dari tante buat mama dirumah"

"T-tapi tan..." Sana menatap sekotak bingkisan ditangannya, lalu menatap wanita dihadapannya ini dengan tatapan tak menyangka. Ayolah, ia berada disini karena dibayar oleh Wonwoo, bukan sepenuhnya rela menjaga Daehan! Ia tak pantas mendapat kebaikan seperti ini.

Tapi mau menolakpun, Sana tak tega.

"Makasih tante Jeon" kata Sana pada akhirnya, ia tersenyum tulus, bahkan sampai membuat binar matanya berkilau dimata ibunda Wonwoo yang tengah menatap binar mata Sana saat ini, "Hati-hati ya Sana, salam buat mama" kata wanita itu lagi.

"Iya tante, terimakasih" jawab Sana.

***

Setelah makan malam, mimpi buruk itupun kembali datang.

Sana terus menunduk dalam ketika ia mendengar pintu belakang mobil terbuka, dan Wonwoo memasukan tas ranselnya kedalam. Setelah itu ia mendengar pintu disampingnya terbuka, dan suara seseorang masuk kedalam mobil membuat bulu kuduknya merinding.

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang