Simplenya, muka jelek bisa kok dikasih filter buat jadiin cantik. Tapi nggak ada yang namanya filter buat ubah kepribadian jelek jadi cantik.
***
"Gue bilang juga apa, makanya jangan suka pakai sembarangan produk," semprot Davina.
Tavisha yang berjalan bersisian dengan mereka hanya menyimak. Selalu seperti ini, entah kenapa dari pertemanan mereka yang terdiri hanya tiga orang, Tavisha sering merasa kalau dirinya paling tidak penting.
Sekalipun mereka membuat grup whats app, dirinya merasa kalau di dalam grup itu hanya ada Davina dan Carisa. Tidak ada Tavisha. Mereka sibuk membahas hal yang tidak Tavisha mengerti, sampai kadang dia memilih hanya membaca tanpa membalsnya.
"Lo ada saran nggak, Sha?" Tavisha menoleh ke arah Carisa yang kini menatapnya.
"Saran apaan?" tanyanya dengan kerutan tipis di dahinya.
"Ini biar jerawat gue sembuh atau paling enggak bekasnya ilang deh. Gue nggak mau ada bekas jerawat di muka gue," jawab Carisa. Dan lagi, perkataan itu terdengar menyakitkan di telinga Tavisha yang punya jerawat dan banyak bekas di wajahnya.
Tavisha selalu berusaha keras menjaga sikap ataupun perkataannya supaya tidak melukai hati orang lain. Tapi kenapa orang tidak mau melakukan itu untuk dirinya? Apa mereka pikir Tavisha yang selama ini diam saja dan tak melawan itu tak punya hati?
"Jangan nanya Visha lah, dia aja butuh rekomendasi buat jerawatnya yang nggak ilang-ilang. Ngaco lo! Maklumin aja, Sha. Temen lo ini otaknya memang suka nggak dipakai," sahut Davina.
Cara bicara gadis ini memang terdengar sangat menyebalkan. Ceplas-ceplos, langsung terobos tanpa memikirkan perasaan lawan bicaranya. Tapi anehnya orang-orang malah menyukai sifat ceplas-ceplosnya.
Akhirnya sepanjang perjalanan menuju kantin, Tavisha hanya diam. Membiarkan Carisa mengoceh tentang jerawat, dan Davina yang menanggapinya.
Walau sebenarnya, Tavisha masih tersinggung. Bisa-bisanya Carisa menceritakan satu jerawat kecil di depan dirinya yang memiliki banyak jerawat.
Mungkin terdengar sepele atau berlebihan. Tapi percayalah, efek sampingnya tidak sesepele itu.
"Tuh orang nggak punya kaca kali, ya?" Ucapan itu membuat Tavisha meremas jarinya. Ia tahu jelas siapa yang dimaksud.
"Tau tuh, punya muka begitu. Masih aja maksain diri gabung bareng Davina, Carisa."
Tentu saja. Siapa lagi kalau bukan Tavisha?
"Kata gue dia cuman pansos aja."
"Pansos apanya? Perasaan followers medosnya aja masih segitu."
"Ya lo pikir aja. Muka kayak gitu, ngapain dipajang di feed. Dia sadar diri kali."
Sekumpulan anak perempuan itu tertawa. Tawa yang terdengar sangat menyebalkan di telinga Tavisha. Tawa yang berhasil membuat hatinya sakit. Entah untuk ke berapa kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranggana
Teen FictionDidedikasikan untuk semua perempuan yang kerap merasa insecure dan merasa tidak cantik. Setelah baca ini, semoga saja kepercayaan diri kalian bisa tumbuh perlahan. Bcs, you're beautiful with beautiful your mind🌻 ***** "Aturan mainnya, kalau lo ca...