Terima kasih telah memberi sinar bahagia dalam hidup saya.
Hari-hari berlalu begitu cepat. Mungkin, hari ini akan menjadi hari terakhirnya diantar konsul oleh Harshaka. Ini terakhirnya menikmati sisa-sisa hari bersama Harshaka.
Jika bisa, Tavisha ingin menjeda hari ini. Menghentikan waktu dan membuat hari ini menjadi lebih panjang bersama Harshaka.
Berlangsung cepat, setelah ini Tavisha tak lagi menggunakan seragam putih abunya. Tavisha tak lagi duduk satu meja bersama Nael. Tak lagi berjalan ke kantin bersama Harshaka.
Semuanya akan menjadi kepingan bagian yang tersimpan dalam ruang bernama kenangan.
"Sha, mau mampir kemana dulu gitu? Atau mau pulang aja?" tanya Harshaka saat sampai di parkiran motor.
Tavisha mengangkat kedua bahu lemas. "Terserah lo aja, Shak."
"Ke rumah gue mau?"
"Ngapain?"
"Kenalan sama umi. Atau mau bantu cek ulang packing gue buat flight besok?"
Tavisha diam. Lagi-lagi diingatkan soal jadwal penerbangan Harshaka esok hari. Tavisha tidak siap membayangkan hari esok akan datang. Ia sudah terlalu nyaman dengan hidupnya yang mana ada Harshaka di dalamnya.
Tavisha mengembuskan pelan. Ia membuka botol air mineral yang dibawa, lalu meminumnya. Tavisha bimbang. Lebih baik ia ke rumah Harshaka atau tidak? Di satu sisi ia merasa lelah. Di sisi lain, ini mungkin menjadi kesempatan terakhirnya sebelum terbentang jarak yang begitu jauh dan panjang.
"Sha?"
Pada akhirnya, Tavisha mengangguk meski masih tidak mengucapkan apa-apa. Harshaka hanya tersenyum tipis. Mereka pun sudah naik di motor Harshaka dan cowok itu bersiap menyalakan motornya.
Harshaka tentu sadar ada yang berbeda dengan Tavisha hari ini. Gadis itu lebih banyak diam. Jika ditanya, hanya menjawab dengan 'ya' 'enggak' mengangguk, atau menggeleng. Padahal, Harshaka kira hari ini akan menyenangkan. Mengingat besok ia harus berangkat.
Hari-hari setelah perpisahan dan kelulusan, Harshaka fokus mempersiapkan semuanya. Mencicil persiapan jadi saat hari-H tidak terlalu tergesa-gesa. Harshaka menyelesaikan urusannya dulu di sini.
Kemarin-kemarin menunggu waktu keberangkatannya, Harshaka menghabiskan waktu dengan Tavisha dan sahabat-sahabatnya. Mendengarkan curhatan para sahabatnya tentang mencari kampus. Mendengar cuitan sahabat-sahabatnya tentang bagaimana nantinya hari pertama mereka menjadi seorang mahasiswa.
Tetapi, mereka tidak membahas tentang bagaimana hari-hari selanjutnya tanpa Harshaka. Harshaka justru senang. Dia tak mau semakin berat melepas semuanya. Dia hanya pergi sebentar, bukan untuk selamanya. Janjinya, Harshaka pasti kembali. Dan pantang baginya untuk mengingkari janji yang ia buat sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranggana
Teen FictionDidedikasikan untuk semua perempuan yang kerap merasa insecure dan merasa tidak cantik. Setelah baca ini, semoga saja kepercayaan diri kalian bisa tumbuh perlahan. Bcs, you're beautiful with beautiful your mind🌻 ***** "Aturan mainnya, kalau lo ca...