18. Healing

1.7K 355 36
                                    

Menyembuhkan itu artinya kamu siap untuk merasakan kegelisahan, kamu siap menerima segala hal yang bertentangan dengan inginmu. Siap menerima seberapa tidak utuhnya kamu dan siap untuk bertumbuh lewat setiap sakit yang kamu terima.

 Siap menerima seberapa tidak utuhnya kamu dan siap untuk bertumbuh lewat setiap sakit yang kamu terima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tavisha menyatukan lembaran uangnya sesuai dengan warnanya. Ada beberapa uang logam yang bisa dia jadikan tambah-tambah untuk ongkos. Ini tabungan dia sejak SMP. Ia berniat membongkarnya  setelah lulus SMA. Tapi sepertinya dia mengganti rencana. Uang hasil tabungan yang berjumlah Rp. 3.856.000  akan dia bagi. Yang Rp. 2.500.000  untuk ditabung lagi, lalu yang Rp.1.356.000 akan dia gunakan untuk berobat.

Tadi sepulang sekolah dia mampir ke pasar yang letaknya tidak jauh dari sekolah untuk mampir membeli celengan ayam yang terbuat dari keramik. Selesai memasukkan uangnya ke celengan. Tavisha memasukkan uangnya ke dalam dompet, lalu menyapu pecahan keramik yang berasal dari celengan keropinya. Sebenarnya rada sedih sih harus memecahkan celengan ini, apalagi celengan ini oleh-oleh dari sepupunya yang pergi ke Jepang.

Tavisha membuka ponselnya. Tadi dia sempat mencari produk cairan lemon di shopee yang dipercaya bisa untuk diet. Buru-buru Tavisha mencheck-out produk cairan lemon dari toko star seller.

Sekarang sudah pukul 2 siang. Dokternya akan datang pukul 3, jadi dia harus bersiap dari sekarang. Sambil berganti pakaian, Tavisha memikirkan untuk belajar memasak. Dia akan beralih jadi makan-makan sayuran, mengurangi kalori makannya. Oh iya, katanya makan buah plum juga bisa memperlancar project dia. Jadi sepulang dari rumah sakit, Tavisha akan pergi ke super indo untuk membeli beberapa buah juga sayur.

Ponselnya tiba-tiba saja berdering.
Dia mengerutkan keningnya saat mendapati kontak Harshaka tengah menelponnya.

"Halo?"

"Main kuy, gue gabut nih di rumah," ajak Harshaka dari seberang sana.

"Gak bisa, gue mau berangkat. Maaf banget, "balas Tavisha merasa tidak enak. Oh iya, Fyi. Dia sudah tidak marah lagi pada Harshaka.

"Berangkat sama siapa?"

"Sendiri kok."

"Ya udah, gue jadi gojek lo aja. Gimana? Gue udah siap otw nih ke rumah lo," ujar Harshaka tanpa sadar membuat senyum Tavisha terbit.

"Boleh? Makasih, ya, Shak."
Tidak ada jawaban dari Harshaka. Tavisha mengecek ponselnya yang ternyata sambungan teleponnya sudah terputus. Ck! Dasar Harshaka. Kebiasaan banget suka matiin sambungan gitu aja.

Tavisha bergegas membawa tasnya lalu berjalan keluar kamar untuk pamitan pada Mamanya.

"Ma, Visha mau izin ke dokter, ya."

Mamanya yang tengah sibuk mencicipi masakan seketika menoleh ke arah Tavisha yang sudah rapi dengan celana jeans panjang dan hoodie oversize berwarna ungu.

"Kamu sakit?"

"Aku mau konsultasi soal jerawat aku, Ma. Soalnya udah makin parah, takut kenapa-napa kalau didiamin," kata Tavisha berusaha menguatkan dirinya. Bahkan matanya sampai berkaca-kaca.

AmarangganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang