Cara sederhana untuk menjaga diri sendiri adalah dengan membentengi ruang lingkup dengan hati-hati.
***
Masih menyita ruang di pikirannya tentang orang yang memberinya susu coklat dan roti bantal tadi pagi hingga sampai pulang sekolah seperti ini. Siapa yang mau repot-repot memberinya? Siapa yang mau repot-repot bersikap baik kepadanya?
"Sha? Lo dengerin kita nggak, sih?" Suara itu membuat Tavisha mengerjap pelan. Gadis itu sontak menghentikan langkahnya. Ucapan Carisa dan Davina tidak masuk ke telinganya karena dirinya yang sibuk dengan pikirannya sedari tadi.
Tavisha menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak gatal. "Ke-kenapa? Maaf, tadi gue nggak fokus."
"Lo kenapa, sih?" tanya Carisa mengerutkan kening.
Tavisha menelan salivanya. Ia bingung harus menceritakan kejadian tadi pagi kepada dua temannya atau tidak. Namun, pikirnya tidak ada salahnya menceritakan ini pada keduanya.
Tidak ada yang dirugikan, bukan?
"Lo mikirin apa?" tambah Davina.
Tavisha berdehem sejenak. "Eung ... itu ... tadi pagi, gue--"Gadis itu menggeleng memutus ucapannya.
"Apaan, sih?" Davina tidak sabar.
"Tadi pagi, ada yang ngasih gue ... susu coklat sama roti bantal," lontarnya semakin memelan di bagian akhir.
Hening sejenak di antara mereka bertiga. Davina dan Carisa memandang Tavisha dengan tatapan tidak percaya. Lalu secara kompak keduanya saling menatap dan gelak tawa pecah bersamaan.
Tavisha mengernyitkan kening saat mendengar tawa itu pecah dari kedua temannya. Bukannya tidak ada yang lucu? Lalu sebenarnya, apa yang ditertawakan kedua temannya itu?
Semakin lama, tawa itu justru terdengar seperti mengejek. Agak mengganggu telinga Tavisha. Namun, gadis itu hanya diam. Mungkin hanya dirinya yang terlalu sensitif hari ini.
"Lo halu apa gimana dah? Siapa juga yang mau ngasih lo susu coklat sama roti bantal?" cetus Davina.
Oh, bukan. Bukan Tavisha yang terlalu sensitif Memang tawa kedua temannya itu tertuju untuknya.
Mengejeknya secara terang-terangan.
"Lo kalau pengen susu coklat sama roti bantal bilang, Sha. Kita beliin kok. Ya nggak, Dav?" sahut Carisa yang langsung mendapat anggukan kuat dari Davina.
"Iya, mau, Sha? Kita beliin sekarang. Oh ya, sekalian ke rumah Carisa aja, yuk. Kita quality time di sana," ajak Davina.
"Eh, ayo. Gue kemarin beli sheet mask dari toko oren. Beli banyak, sih. Yuk maskeran." Carisa menyambutnya dengan semangat.
"Sha, lo gabung, 'kan?" tanya Davina.
Tavisha diam sejenak. Ia bingung lebih baik ikut atau tidak. Di satu sisi, ia ingin bergabung dan ikut menghabiskan waktu bersama kedua temannya seperti orang lain di luar sana. Di sisi lain, ia takut jika hanya dianggap sebagai pajangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranggana
Teen FictionDidedikasikan untuk semua perempuan yang kerap merasa insecure dan merasa tidak cantik. Setelah baca ini, semoga saja kepercayaan diri kalian bisa tumbuh perlahan. Bcs, you're beautiful with beautiful your mind🌻 ***** "Aturan mainnya, kalau lo ca...