17. Semangat!

1.7K 367 44
                                    

Sudah bukan waktunya untuk menjelaskan dirimu yang sebenarnya pada orang-orang yang tidak menyukaimu. Sebab akan terasa percuma saja. Orang yang memang tidak suka padamu, tidak akan peduli atau lantas merubah perlakuan mereka terhadap. Mereka akan tetap melihat kamu dengan persepsi mereka. Yang perlu kamu lakukan, teruslah berusaha jadi lebih baik. Semangat!

Setelah mendengar omongan Harshaka kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah mendengar omongan Harshaka kemarin. Entah kenapa Tavisha jadi malas untuk bertemu cowok itu. Bahkan ketika Harshaka mengirimkan rentetan pesan, Tavisha lebih memilih mendiamkannya. Tidak hanya pesan dari Harshaka saja, tapi pesan semua orang yang menurutnya hanya menambah beban pikiran saja.

Tavisha memberanikan diri untuk menatap wajahnya di pantulan kamera ponselnya. Rasanya begitu takut menatap wajah sendiri. Dia harus melihat betapa jerawatnya kian meradang. Kadang ingin mencoba tidak peduli, tapi orang-orang di sekitarnya seolah tidak membiarkan Tavisha tenang.

"Gue harus berubah!" Dia harus jadi cantik. Supaya tidak diremehkan orang lagi. Mereka harus tahu, kalau kepompong yang selama ini mereka ejek. Sudah waktunya untuk bersinar. Mungkin selama ini dia masih bisa diam ketika orang-orang yang mengatakannya. Namun dia tidak bisa diam saja kalau Harshaka yang mengatakannya.

Lihat saja!

Tavisha harus membuka celengannya. Meski terasa berat untuk membongkar hasil jerih payah menghemat uang jajannya. Tapi dia butuh uang untuk pergi ke dokter spesialis kulit. Dia tidak bisa minta pada orang tuanya. Mereka sudah cukup dipusingkan dengan biaya sekolah Tavisha. Jadi biar saja Tavisha mengatasi ini semua sendiri.

Hari ini dia memutuskan untuk tidak lagi menggubris perkataan orang-orang yang hanya membuatnya semakin terpuruk. Bahkan dia akan dengan sengaja membuka maskernya. Supaya mereka semua merasa terganggu dengan wajahnya. Masa bodo, Tavisha sudah terlanjur lelah dan marah. Sekarang biarkan dia menyelesaikan semuanya.

"Weh udah buka masker, pede amat nih." Seolah memang ditakdirkan untuk menyulitkannya, Jean selalu hadir sebagai perusak suasana yang berhasil membuat moodnya langsung hancur.

Sesuai tekadnya tadi. Dia masa bodo.

"Sombong amat lo!" umpat Jean. Tavisha hanya menatap Jean sekilas, lalu berjalan melewati Jean begitu saja.

Semakin ke sini, dia jadi paham bagaimana cara menghadapi orang-orang yang tidak layak untuk dia terima kehadirannya. Orang-orang yang hanya memandang dia sebelah mata, merendahkannya. Tidak pantas untuk mendapatkan balasan ataupun respon apapun darinya. Biar saja, mereka semua harus sadar kalau kehadiran mereka pun tidak Tavisha terima. Jadi tidak hanya mereka yang merasa kalau kehadiran Tavisha tidak  penting.

Saat tengah mengambil buku untuk mapel pelajaran pertama. Tiba-tiba saja Harshaka menghampirinya. Dan tanpa seiziinya, Harshaka duduk di sebelahnya

"Lo semalem kenapa?" tanya Harshaka. Tavisha tidak menjawab. Entah kenapa dia sangat ingin marah pada cowok ini.

"Lo marah?" Ketimbang menjawab pertanyaan Harshaka, Tavisha lebih tertarik untuk membuka google. Dia akan mencari informasi terkait keberadaan dokter spesialis kulit. Dan prosedur pendaftarannya.

AmarangganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang