Tidak ada yang salah dengan menolak. Ini hidupmu. Kamu lebih berhak atas diri kamu sendiri.
***
Traktiran Harshaka hari ini sedikit membuatnya merasa lebih baik. Walau sebenarnya ia masih bertanya-tanya, mengapa cowok itu bersikap baik padahal di sekolah tadi dia masih sempat sinis kepada Tavisha. Tapi, entahlah. Apapun alasannya, yang jelas Harshaka membuat sorenya kali ini tidak terlalu buruk.
Sebenarnya, Tavisha tidak masalah jika menunggu sendirian. Tapi Harshaka kekeh untuk menunggunya sampai Saga menjemput. Katanya, "Nanti diculik setan."
Jadi Tavisha membiarkan Harshaka melakukan apapun sesukanya asal tidak rebahan di jalan seperti tadi.
"Lo bener udah minta jemput?" tanya Harshaka lalu menyedot seplastik es teh yang ada di genggamannya.
Tavisha mengangguk. "Udah, dijemput adik."
"Lo punya adik?" tanya Harshaka lagi.
"Kakak adik gue punya. Ngomong-ngomong, rumah lo emang sekitar sini, ya? Deket Carisa?"
"Sekitar sini, tapi nggak deket. Gue sama Carisa udah beda RT. Cuma ya gue dari dulu kalau jajan emang sering di daerahnya Carisa," lontar Harshaka.
"Oh, modus ya biar ketemu Carisa?"
Harshaka mendelik. Detik selanjutnya cowok itu bergidik. "Not my type, you know?"
Tavisha memicingkan matanya tak percaya. "Nggak percaya."
Harshaka mengangkat kedua bahu tak peduli. "Ya udah. Lagian gue nggak minta lo percaya."
Hening lagi. Hanya terdengar deru bisingnya mesin kendaraan yang berkolaborasi dengan riuhnya sang angin. Tavisha mengembuskan napas pelan.
"Apapun motif lo sore ini, gue mau ucapin makasih, ya, Shak. Makasih udah traktir gue dan temenin gue sampai dijemput. Jujur, lo kelihatan beda sama sosok Harshaka di sekolah," lontar Tavisha jujur.
"Power rangers kali ah."
Tavisha mendesis kesal. Harshaka tetaplah Harshaka yang menyebalkan di manapun cowok itu berada. Tidak lama kemudian, Saga datang dengan motor matic-nya. Adiknya itu terlihat menjulang dengan motor matic-nya.
Sebenarnya sang ayah sudah pernah menawari Saga ganti motor. Namun, cowok itu menolak dan memilih bertahan dengan motor matic kesayangannya.
"Kak Visha!" panggilnya begitu membuka helm.
"Yuk pulang," ajak Saga menepuk jok belakangnya.
Tavisha mengangguk. Gadis itu berpamitan sejenak dengan Harshaka sebelum akhirnya naik ke atas motor Saga.
Saga mengangguk sekilas kepada Harshaka yang dibalas dengan lambaian tangan. Setelahnya motor Saga melaju membelah padatnya jalanan kota hari ini.
Tas hitam masih ada di bagian depan. Itu tandanya Saga belum sempat pulang ke rumah dan langsung menjemputnya. Tavisha agak tidak enak hati. Adiknya itu belum istirahat, tetapi langsung bergegas menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranggana
Teen FictionDidedikasikan untuk semua perempuan yang kerap merasa insecure dan merasa tidak cantik. Setelah baca ini, semoga saja kepercayaan diri kalian bisa tumbuh perlahan. Bcs, you're beautiful with beautiful your mind🌻 ***** "Aturan mainnya, kalau lo ca...