32. T or J

1.5K 286 65
                                    

Ada masanya, impian kita menjadi kenyataan.

Kata orang, saat kita sedang bahagia, hari akan berlalu dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata orang, saat kita sedang bahagia, hari akan berlalu dengan cepat. Sedangkan saat kita sedang sedih, hari berjalan dengan lambat. Ya, Tavisha setuju karena ia mengalaminya sendiri. Bukan sekadar kata orang-orang.

Dulu, saat ia kerap dibully di kelas. Diejek sana-sini. Diperlakukan dengan berbeda hingga hampir frustasi, semesta seolah turut menyiksanya dengan hari yang terasa sangat lambat. Yang diinginkan Tavisha di hari-hari itu, adalah segera sampai di rumah, segera lulus, melupakan semua teman-temannya semasa putih abu-abu, pergi yang jauh, lalu memulai hidup baru.

Seiring hari berlalu, banyak hal yang ia dapat. Banyak kata-kata berharga yang ia dengar. Baik dari keluarga, maupun teman-teman. Pun banyak kejadian tak terduga yang ia alami.

Dulu, Tavisha kira ia tidak akan pernah melakukan yang namanya diet sampai membuatnya terbaring sakit tempo hari. Tavisha kira tidak akan bolak-balik konsul untuk mengobati wajahnya. Karena dulu, Tavisha kira ia akan baik-baik saja dengan dirinya yang dia punya apa adanya.

Namun, seperti biasa kenyataan datang sangat jauh dari yang ia inginkan. Dijadikan bahan candaan, dibully terus-terusan membuatnya tak tenang. Hingga akhirnya bertekad mempercantik diri. Sampai detik ini, Tavisha masih rutin konsul ke dokternya.

Dengan sabar dan telaten ia masih menggunakan berbagai skincare, setelah dulu pernah berkali-kali mencoba karena tidak cocok dengan kulitnya. Kini, Tavisha sudah menemukan skincare yang tepat untuk kulitnya.

Ia merasa senang setiap menggunakan skincare itu. Tak lupa dengan berdoa supaya semua usahanya akan mendapatkan hasil yang baik.

Tentu saja tidak langsung mulus. Semua perlu proses, dan Tavisha menikmati proses itu. Jerawatnya perlahan sudah terobati. Tinggal mengobati sisa-sisa jerawat yang ada. Tiap bulan, ia mempunyai target soal berat badan yang turun. Dan target itu perlahan tapi pasti terpenuhi.

"Good job, Tavisha. Harus sabar-sabar lagi, ya, buat merawat diri. Jangan lupa berdoa juga. Usaha tanpa doa nanti sia-sia. Nanti kemari lagi sesuai jadwal konsul, ya," ucap Dokter Zahira

Tavisha mengangguk dengan tersenyum. Ia senang tiap kali datang untuk konsultasi dan bertemu Dokter Zahira.

"Oh iya, saya perhatiin tiap kamu kemari ada yang nungguin di depan, ya. Namanya Harshaka, 'kan? Udah jadian?"

Pertanyaan Dokter Zahira membuat Tavisha tersipu malu. "Belum, Dokter. Eh? Enggak, maksudnya enggak jadian.

Dokter Zahira tertawa. "Anaknya baik kok. Saya pernah papasan sama dia di swalayan. Dia hapal sama saya karena sering nganterin kamu kali, ya? Waktu itu dia bantuin saya ambil barang yang tinggj. Dia ikut belanja sama mamahnya. Langka, Sha, cowok kayak gitu. Harus kamu lestarikan. Apalagi mau nemenin kamu tiap konsul gini. Udah, jadian aja, nanti diambil cewek lain loh." Sungguh, sekarang Dokter Zahira seperti seorang ibu yang sedang mempromosikan anaknya.

AmarangganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang