50

3K 99 104
                                    

20.45
🔞

Pak Suho menempelkan botol minuman dingin ke dahinya. Ia frustasi namun harus sabar, kenapa perempuan itu kalau mandi lama sekali? Apa yang dilakukannya di dalam sana? Bangun rumah kah? Membuka bisnis kah? Atau mengkhatamkan sinetron tukang bubur naik haji?

Ini sudah hampir sejam dan tak ada tanda-tanda istrinya itu selesai dan keluar dari sana. Tolonglah, ia sudah sangat tidak tahan dan menderita. Harusnya ketika sampai kamar hotel langsung saja ia terkam.

"Yang..." Panggil Pak Suho. Ia rebahkan tubuhnya di sisi kasur dengan tangan yang masih memegang botol plastik berisi es kopi.

"Sebentar, Maasss! Aku lagi keringin rambut duluuu!" Sahut sang puan dari dalam sana kemudian disusuli suara hair dryer.

Pak Suho mendengus, apakah perempuan mengeringkan rambut secara satu persatu? Atau bahkan mengeringkan dengan cara ditiup? Ia benar-benar kesal dan kehilangan kesabaran. Nafsunya ini sudah di ujung tanduk.

Pria ini merubah posisi berbaringnya menjadi miring ke kanan membelakangi apapun di ruangan hotel ini. Ia menghela napas, jangan bilang istrinya tiba-tiba saja datang bulan, bisa kacau urusannya. Ia mungkin akan merana sepanjang hari.

Seketika ia merasa bahunya ditarik lembut agar tubuhnya berbaring terlentang. Oh ini dia yang ditunggu-tunggu, wanita cantiknya ini dengan sangat pintar naik ke kasur dan langsung duduk di atas perutnya. Istri idaman. Sungguh luar biasa. Bayangkan betapa hangatnya malam ini.

 Bayangkan betapa hangatnya malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pasti kamu udah marah-marah kan."

"Nggak marah. Cuma hampir aja aku bolongin itu pintu kamar mandi."

"Hih? Sok keren banget." Bu Wiena merebut botol plastik dari pria itu dan menaruhnya di atas nakas. Ia buka kunciran dan menggerai rambutnya tepat dihadapan sang suami. "Malem malem kok minum kopi sih, sayang."

"Harusnya kopi susu. Itu cuma kopinya doang, susunya minta sama kamu." Pria ini tersenyum simpul sembari melepas bajunya dan mematikan lampu tidur. Ruangan remang-remang, hanya disinari cahaya dari lampu kecil di sudut ruangan.

"Genit."

Sang wanita menjawil hidung mancung itu sebelum kemudian dua belah bibir mereka beradu decap. Perlahan dan lembut pada detik awal kemudian semakin menggebu dan panas. Bahkan atasan piyama merah muda miliknya sudah terlepas entah kemana. Ia tidak memakai dalaman apa-apa di baliknya dan itu sangat membuat pria ini senang bukan main, bahkan sepertinya Suho Adijaya sudah mabuk kepayang. Pria itu sedari tadi menahan erangan kehausannya.

"Sayaaang... Masss..."

Pria ini tak peduli dengan panggilan tersebut, malah semakin melancarkan aksinya ketika mendengar lolongan merdu yang menggambarkan kenikmatan. Ia terlalu sibuk memanjakan dua buah surga favoritnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEPI - SUHO (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang