SEPI - SUHO (ON HOLD)

45

Jumat, 06.30
📍Bandung

WhatsApp
Suami😡❤️
Online

Suamiikk|
Udah bangun kah?|

|Udh dr jam 3 td
|Kok kamu udh bangun

Udah dongg|
Kamu lagi ngapain???|

|Dikit lg mau berangkat
|Msh kegiatan penilaian
terus sm orientasi tupoksi

Anakmu nendang2 mulu nih|
Mentang2 sebentar lg mau launching|
ga bisa diem deh
Makanya aku kebangun|
Disuruh bangun kali ya emaknya|
biar jangan molor mulu

|Aktif ya

Aktif bangettt|
Keknya kalo udh gede|
pecicilannya kyk aku deh
🤭🤭🤭

|Sayang bgt ya aku gak
bisa ikut pegang
kalo lagi nendang2 gitu

Iyaaaa|
Gapapaaa|

|Sdh 8 bulan lebih ya
|Ada keluhan apa kamu sayang
|Kemarin katanya cek ke dokter
apa kata dokternya?

Telfon aja dongg|
Males chat sama kamu|
mah kyk chat sama dosen
Alias kakuuu😒😚|

Bu Wiena menyandarkan tubuhnya, setelah tak lama berselang muncul notifikasi panggilan video. Sudah berjalan dua bulan mereka hanya rutin berbincang di telfon pada jam-jam menjelang pagi. Selebihnya mungkin hanya berkabar lewat pesan, dia tau suaminya pasti super sibuk menjalani kegiatan, selesai malam dan lelah mungkin ingin langsung istirahat. Tapi ia tidak percaya jika seorang Suho Adijaya yang langsung istirahat ketika sehabis bekerja, pasti begadang dulu.

"Yang."

"Salam dulu kek main yang yong yang yong aja."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, ganteng."

Pria itu tersenyum, salah tingkahnya membuat ia menyibak rambut ke belakang lalu mesam-mesem sendiri.

"Berangkat jam berapa kamu, ay?"

"Jam tujuh. Masih lama."

"Iya masih lama lah. Aku mah kalo jadi kamu lebih milih tidur lagi."

"Jangan, nanti kesiangan."

"Emm... Mas. Mas udah dapet izin pulang?"

Pak Suho diam, lalu menggeleng. "Aku nggak tau musti izin kemana. Di sini statusnya aku kan masih belum resmi kepala sekolah, baru orientasi, belum tau juga ditempatkan dimana."

"Ohh... Gitu. Belum tau ya?"

"Iya sayang. Kata dokter, gimana?"

"Katanya perkiraan sembilan bulan sepuluh hari."

"Oh... Sembilan bulan sepuluh hari, masih ada tiga minggu lagi. Nanti Mas coba pelan-pelan usahain ya? Pasti bisa kok, pulang sebelum tanggal bersalinnya. Oke?"

"Iyaa, okeey." Bu Wiena merapatkan kedua belah bibirnya sambil mengangguk.

"Maaf ya?"