12

1.1K 162 228
                                    

17.45

"Ini juga bagus Teh, outernya merah bajunya kuning. Nanti kita bonusin topi pantai."

"Oh gitu, aduh jadi enak dibonusin." Bu Wiena masih sambil memilah milah baju.

Sementara Pak Suho yang cuma duduk sambil berusaha sabar, dikira mau ngambil doang abis itu langsung pulang, ternyata masih ribet nentuin bajunya yang mana.

"Yang ini aja deh. Kapan kapan aku kesini lagi, lama lama ntar aku makin bingung." Kata Bu Wiena.

"Ya gapapa lah Teh, siapa tau kita bisa jadi langganan."

"Iya tapi aku udah ditungguin nih."

Sang pegawai membawa baju pesanan Bu Wiena ke meja kasir. "Suaminya ya Teh?"

"Hah? Engga bukan, ya kali dia suami saya."

Bu Wiena diem, istigfar dalam hati. Astagfirullah jangan sampe, jangan diaminin ya malaikat.

Bu Wiena ngambil bingkisan tersebut setelah membayar lalu nyamperin Pak Suho yang natap Bu Wiena sinis sambil ngelipat tangan di dada.

"Lama."

"Kalo ga mau lama ga usah nganterin. Simpel."

Pak Suho naik ke motor, pake helmnya dan ngubah posisi ransel jadi digemblok di depan.

Bu Wiena mengernyit. "Kok?"

"Emang gak kesempitan? Jangan minggir banget duduknya, saya ngeri Bu Wiena jatoh."

"Emang gak ngeganjel ada tangki?"

"Ngga, naik."

Bu Wiena naik ke motor, padahal kan fungsi ranselnya Pak Suho buat jadi halangan antara mereka.

"Mau mampir lagi gak? Atau ada yang mau dibeli?" Pak Suho memperlambat laju motornya ketika melewati pasar.

"Apa ya? Ngga deh, mau langsung pulang aja saya mau masak."

Pak Suho langsung mempercepat laju motor. Gak mau ngomong apa apa lagi, dia nutup kaca helmnya.

18.10

"Oke deh, makasih." Bu Wiena turun dari motor.

Pak Suho cuma ngangguk sambil ngebenerin posisi ranselnya lagi.

"Saya langsung masuk ya?" Pamit Bu Wiena.

"Iya." Ucapnya acuh sambil ngebenerin letak kaca spion.

Prak!

"Ah, pake patah segala." Umpat Pak Suho. Kaca spionnya patah dan jatuh ke tanah.

"Payah, besok ganti motor lah." Pak Suho memungut patahan spion lalu ia masukkan ke ranselnya.

Baru aja mau nyalain motor, gerbang rumah Bu Wiena kembali terbuka. Tampak Bu Wiena yang masih pake seragam keluar sambil bawa gas, gak nyadar kalo masih ada Pak Suho di depan rumahnya, dia ngelewatin Pak Suho gitu aja.

"Lah? Kok masih disini?" Tanya Bu Wiena yang abis dari warung.

"Gasnya abis?" Pak Suho ngebuka helmnya dan dia taruh di atas motor.

Bu Wiena ngangguk.

"Bisa masangnya ngga?"

"Bisa kok."

"Sini saya pasangin."

"ih orang bisa sendiri. Ga usah gapapa, Pak Suho pulang aja."

Pak Suho ngerebut gas itu dari tangan Bu Wiena lalu masuk ke dalam rumahnya tanpa permisi.

SEPI - SUHO (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang