41

1.9K 136 181
                                    

Rabu, 12.30

"Makan es krim nggak bagi-bagi lo, Dika."

"Mau, Wen?"

"Ih iya... Mau dong..."

"Mau mau. Beli lah!"

"Kampret. Gue sumpahin es krim lo pas mau dijilat jatoh ke lantai trus ke injek trus lo kepeleset es krim lo sendiri."

"Nggak bisa. Anda bukan Bu Wiena."

Bu Wiena terkekeh mendengar perdebatan dua rekannya itu. Saat ini di sekolah hanya ada mereka bertiga, sedangkan suaminya izin keluar sekolah karena ada janji. Tak bisa dipungkiri, setelah pengajuan dan persiapan tes calon kepala sekolah Pak Suho sekarang jarang berada di sekolah.

"Ih, bagi rapot minggu depan ya? Ckckck. 2020 gini-gini aja dah, ga asik." Pak Dika, masih sambil sibuk sama es krim bobanya gara-gara korban tiktok.

"Emang lu walas? Kok mikirin bagi rapot?"

"Bukan sih. Cuma anak-anak kelas 10 sekarang pada nggak kenal guru-gurunya. Masa nanya Pak Dika yang mana sama gue." Curhat Pak Dika.

"Waktu itu gue juga pernah kok, ada bocah nanya Bu Wendy dimana padahal orangnya ada di depan dia. Hadehhh, kurang orientasi. Kalo nanya ke Pak Suho pasti dikerjain tuh." Bu Wendy ikut geleng-geleng. "Eh, Pak Suho hari ini kemana lagi, Teh?"

"Nggak tau urus apa lagi dia, nanti paling juga pulang."

"Kalo Pak Suho pulangnya malem lagi, sama saya aja gapapa, nanti saya anterin." Ucap Pak Dika.

"Pasti lo ngarep diupahin kan? Ngaku lo. Bantu kok nggak ikhlas."

"Apaan sih lu sirik." Pak Dika ngelempar bungkus es krim ke Bu Wendy dan dibalas pake botol aqua yang masih ada airnya dikit, besok pasti benjol jidatnya Pak Dika itu.

Bu Wiena cuma ketawa aja. Pusing ngeliat dua orang yang sama-sama riweuh lagi debat. "Gapapa kok. Kata suamiku juga kemarin, kalo dianterin sama Dika bayarin aja bensinnya. Abis rumahnya jauh banget ya, haha."

"Beuh bukan jauh lagi Teh, udah berasa melintasi dua benua."

"Halah. Lebay lu jelek."

"Apaan si lu wewen, wewen gombel. Tapi gapapa kok beneran, saya anterin, kan pahala membantu ibu hamil."

"Nggak usah Dika... Makasih. Pak Suhonya juga nanti pulang bentar lagi."

"Lu lagi nyari proyek kan, Dik? Anterin gue aja mau nggak? Nanti gue beliin thai tea." Celetuk Bu Wendy.

"Gak. Males. Skip dulu. Motor saya gak welcome sama Anda."

"Kampret."

Bu Wiena lagi-lagi menggeleng, lanjut mengisi dan menandatangani buku rapot yang bertumpuk di depannya. Sambil merekap nilai penilaian akhir tahun di laptop, sesekali ia menepuk-nepuk pinggangnya yang kadang-kadang sangat terasa pegal. Di usia kehamilan yang hampir mendekati lima bulan, memang ada saja keluhan. Yang setiap hari ia alami yaitu sering lapar namun malas makan. Nah, gimana itu konsepnya? Dia juga bingung, karena memang lapar tapi enggan rasanya untuk mengunyah dan menelan. Kalau sudah kumat begitu, suaminya pasti langsung marah-marah. Seharian. Dia pun juga jadi bete seharian karena diomelin terus.

Namun beberapa minggu ini, si mas suami jadi jarang di rumah. Berangkat pagi pulang malam, berangkat berdua pulang masing-masing, pas suamik pulang dia udah tidur, ketemunya cuma pas malam itu pun waktu mau siap-siap tidur. Ngobrol sebentar lalu lanjut tidur, karena dia nggak pernah kuat nemenin suaminya ngambis sampai dini hari. Bisa-bisa pusing kepalanya kalau begadang dan nggak cukup tidur.

Ting!
Suami😡❤️
Online

/Send voice note/
"Aku lagi di jalan balik ke sekolah, kamu siap-siap, aku sekalian anter kamu pulang. Nanti mas balik lagi soalnya. Terus, mama mau dateng, udah dijalan katanya."

SEPI - SUHO (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang