00.45
"Lima belas menit lagi kita sampai, perhatikan barang-barangnya, jangan ada yang tertinggal."
"Kamu, bangunin itu temannya, suruh siap siap."
"Jangan ada yang tidur lagi, bapak tinggal kalau tidur lagi.
"Bisa nggak nurunin kopernya? Kalau nggak bisa itu bilang, ketiban nanti kamu."
Jam menunjukkan pukul dua belas lewat, seperti perkiraan, rombongan smanzer akan sampai di stasiun Kotabaru Malang pada pukul satu pagi.
Pak Suho dari tadi sibuk ngebangunin anak anak yang masih tidur, ada juga yang repot dengan koper-kopernya. Di gerbong ini, dia hanya ditemani oleh salah satu guru senior serta dua tour guide.
Persiapan dari jam lima subuh dan sampai pada waktu dini hari memang sangat melelahkan. Di hari biasa Pak Suho nggak pernah ngantuk di jam segini, tapi entah kenapa dari sekitar jam sepuluh matanya udah berat dan sebisa mungkin buat nggak tidur. Karena kalau gurunya tidur, yang bangunin muridnya siapa? Pikirnya.
Syukur, di gerbong ini semua anak anaknya pada kalem, nggak kayak di gerbong depan yang guru pembimbingnya Pak Baekhyun dan Pak Dika, dari pas berangkat sampai mau tiba di tujuan berisiknya nggak kelar kelar.
Ketika kereta mulai berhenti, Pak Suho langsung memakai topinya lalu keluar duluan supaya bisa bantu siswa siswi yang mau keluar kereta. Pak Suho pikir, pasti ribet dan bakalan lama karena mereka semua bawa koper berat serta tas, sedangkan kereta cuma berhenti sekitar dua menit.
Apalagi tadi sempat hujan sebentar, makin repot aja pastinya mengingat murid smanzer yang jumlahnya nggak sedikit. Pak Suho nggak bisa bayangin kalau ada yang kepleset dari kereta gara-gara licin.
"Ayo gerak cepat. Nggak usah ribet sama temannya, kamu sendiri aja udah ribet."
"Hati hati turunnya, pegang tangan saya."
"Langsung ikuti kakak kakak tour guidenya ke parkiran."
Pak Suho berdiri di luar tepat di depan pintu kereta untuk bantu menurunkan koper muridnya satu persatu. Masa bodo dengan sisa sisa gerimis yang masih turun, toh dia pakai jaket dan topi, yang penting semua muridnya bisa turun dengan selamat. Dan untungnya lagi dia cuma bawa ransel, jadi nggak perlu ribet sama koper.
Setelah semuanya keluar, ia perhatikan lagi gerbong-gerbong yang lain, barangkali masih ada yang repot dengan barang bawaanya. Maklum, kita semua tau Pak Suho itu nggak sabaran, maunya cepet cepet selesai aja.
Ia lirik jam digitalnya yang menampilkan suhu 12°C lalu segera menuju parkiran dimana tempat bis berkumpul.
"Pak Suho!"
"Hm?"
"Sama saya kan? Di bis nomor sebelas, bisnya anak kelas 12-A, B IPS? Kan?"
"Ya. Guru guru yang lain mana Hun?"
"Tuh di warkop. Ngopi dulu aja yuk? Supirnya juga masih pada siap siap."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPI - SUHO (ON HOLD)
Random"Saya gak mau ah, Pak Suho suka ngomel." •SEPI - SUHO• (ON HOLD) A Story By : @celanarenang Cover By : @ourniverse Since | March, 10 - 2020