38

2.3K 149 199
                                    

Senin, 16.30

Sosok pria dengan seragam berwarna khaki tengah terduduk sendirian di pelataran masjid. Ia luruskan kakinya sembari memijat-mijat badannya yang terasa pegal. Pak Suho bingung, habis covid kenapa rasanya jadi kayak kaum pemuda jompo yang dikit-dikit pegel dikit-dikit pengen rebahan.

Selang satu hari, hidungnya baru terasa sakit karena terkena pukulan sikut kemarin. Entah yang dimaksud Minho memang benar atau hanya cari ribut saja, yang jelas ia jadi enggan untuk membawa calon istrinya ke sana lagi. Sebenarnya ini bukan kali pertama ia ribut dengan sang kakak. Dari dulu jika ada masalah atau saling tidak suka, menyelesaikan dengan cara jantan adalah hal yang biasa. Entah karena anak-anaknya yang laki-laki semua atau memang diajarkan kekerasan secara tidak langsung.

Besar di lingkup yang bergelimang harta tidak selalu membuatnya dimanja, justru harus mandiri, survive, dan tahan banting. Bahkan mungkin akibat didikan itu semuanya tumbuh menjadi pribadi yang keras, tidak berperasaan, dan saling menjatuhkan. Kalau orang bilang hidup di Jakarta itu keras, mungkin masih jauh lebih keras kehidupan keluarganya.

Pak Suho merogoh ponselnya. Hari ini nggak mau pulang sore-sore dulu, biar ngapelnya nggak kemaleman. Mumpung beberapa waktu ini sekolah masih ada waktu santai. Ya kali nggak bucin bos.

Calon istri
Online

Mas ke rumah kamu ya yang

Siniii
Udh mau pulang?

Udah

Tumben cepet
Yaudah sinii

Mau nitip makanan apa

Apa ya
Terserah deh
Ikutin kamu aja mau beli apa

Aku mau beli oli sm rantai motor
Kamu mau jg?

Boleh😃
Kebetulan aku juga lg pengen bgt
ngemilin kaca spion

Bener?

Ya gak lah
Dikira lambung aku karburator
apa ya dikasih oli

Keren
Mau lampu sen jg gak?

Ya ampun suho adijaya bayiku
Bisa gak usah banyak nanya gak?
Udh kesini aja cepet

Bercanda yang
Aku siap2 dulu
Tunggu ya👍

IYA😡❤️
Read

Pak Suho terkekeh, gemes banget sampe mau gigit tapi belum boleh gigit-gigitan. Ia kantongi kembali ponselnya lalu memakai sepatu sambil senyam-senyum.

"Permisi, Mas."

Kepalanya mendongak, nampak empat orang gadis yang bisa ia tebak adalah mahasiswi. Pak Suho pun berdiri, lalu kembali memakai maskernya yang sedari tadi ia taruh di saku. "Ya?"

"Kita mau ketemu sama yang namanya Pak Suho Adijaya, apa beliau ada?"

"Ada perlu apa mau ketemu Pak Suho Adijaya?"

"Pengajuan magang, katanya suruh ketemu sama Pak Suho Adijaya dulu."

"Jam berapa janjian sama dia?"

"Sebenernya jam dua, cuma tadi ada kendala transportasi, jadi telat begini."

"Hmm. Lain kali tepat waktu, dia udah nunggu dari tadi. Ayo, saya antar." Pak Suho jalan terlebih dahulu, sengaja nggak mau ngasih tau kalau sebenarnya dia yang mereka cari. Ngerjain anak magang sekali-kali boleh lah.

SEPI - SUHO (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang