20

1.2K 134 109
                                    

Jumat, 10.45

Bu Wiena melangkahkan kakinya keluar kelas lalu dengan santai menuruni tangga. Nggak lupa senyum yang selalu merekah ketika disapa dan berpapasan dengan murid murid.

Di depan sana nampak anak anak kelasnya yang lagi rame ngumpul di koridor. Pas Bu Wiena lewat langsung disambut sama mereka dengan ngebentuk formasi barisan, persis kayak formasi marawis yang nyambut orang pulang naik haji.

"Silahkan lewat paduka ratu."

"Ratu, rajanya mana?"

"Hey, dayang dayang seperti kita tidak boleh lancang menanyai keberadaan raja, sahabat."

"Ah ya baiklah."

Emang deh anak anaknya ini receh banget, sama kayak walasnya.

Bu Wiena ikutan nimbrung sebentar, sekedar nanya nanya tentang kesiapan mereka karena sebentar lagi ujian tengah semester. "Kira kira Fisika ampe bab berapa ya?"

"Sepuluh bab boleh bu, tapi pelajaran fisika untuk kelas satu sd."

"Emang di kelas satu sd ada fisika ya, Jaem??"

"Ada Sung, lu pernah main lilin lilinan trus iseng iseng dibakar ga? Nah itu termasuk pelajaran fisika. Bener kan bu?

"Barbar amat buset."

"Mending ibu pindahin ke kelas satu aja sekalian kamu, Jaemin." Kekeh Bu Wiena.

"Hyahahahah, bangkotan sendiri dong bu si Jaemin."

"Pindahin aja ke paud bu."

"Iya Jaem, seru tau di paud. Belajar sambil bernyanyi, berlarian kesana kemari dan tertawa."

"Payung Teduh kali ah."

"Bila nanti saatnya tlah tiba~ Ku ingin kau menjadi istriku~ " Haechan auto nyanyi, pas banget gebetannya lewat dan langsung diledekkin sama temen temennya.

"Bu, Haechan nih Bu, masa pacar pacaran bu. Ckckck, marahin dong bu."

"Emang yang tadi itu pacarnya Haechan?"

"Ngga bu ngga, saya mah anak baik baik. Fokus ujian dulu baru pacaran." Kata Haechan sok santai, dalam hati panik takut si mbak crush tau.

"Ah masa sih? Coba kelas berapa trus siapa namanya?"

"Namanya Ryujin bu! kelas 12F!"

"Adeuh! Meuni ember sia Jeno!" Sungut Haechan.

Bu Wiena ngangguk ngangguk. "Ibu ngajar tuh kelas 12F nanti siang. Haechan, mau titip salam gak?"

"HIYAA HAHAHAH, SALAMIN AJA BU SALAMIN."

"SALAMNYA GINI BU, RYUJIN DAPET SALAM DARI AA ECHAN. GITU BU."

"JANGAN! Jangan ya bu plis plis, plis banget ini mah ya wahai ibuku yang cantik. Saya sedang berada dalam fase mencintai dari jauh bu, kalo dikasih tau beda cerita lagi ntar."

"HALAH, KASIH TAU AJA BU, BOCORIN BU HAHAHAH."

Bu Wiena ikut ketawa. "Udah udahan, kasian tuh Haechan dikit lagi nangis."

Sementara di ujung koridor sana, nampak Pak Suho yang baru keluar dari kelas dengan muka bengis sambil nenteng penggaris kayu panjang. Beberapa murid yang lagi jamkos langsung buru buru masuk ke kelas karena takut dikepret.

Tapi, pas ngelewatin Bu Wiena wajahnya berubah. "Bu." Sapanya dengan senyum manis.

Bu Wiena juga langsung senyum dan bales nyapa. "Eh, Pak."

SEPI - SUHO (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang