🌙 49.Pertandingan

450 20 12
                                    

Serius demi apa cerita ini bagi ku ngasal banget, aku saja update nya 2 bulan sekali:)
hm Bagaimana rasanya pas lagi baca tiba tiba ada yang gak masuk akal? Yah sangat tidak seru, jadi sudah ada beberapa yang aku revisi di part 47.
Dahlah, lanjut scroll saja💆
_____________________________

Ceklek

Bunyi Suara pintu ruangan di mana rafael di istirahatkan.

"Ini ruangan apa sih? Kok besar banget." Tanya Dava yang baru masuk sambil memegang kedua lengan nya.

"Ruang BK,ya ruang pasien lah geblek!" Jawab michael yang duduk di sofa dekat ranjang rafael.

"Ya gue tau, tapi apa namanya?" Tanya dava lagi.

Michael pun berdiri, "ruangan pasien!"

"Iya tau pasien, tapi apa nama ruangan nya? Ruang ICU, atau IGD atau UGD."

"Ye tolol, gue juga gak tau." Balas Michael sembari duduk kembali.

"Dih gak jelas." Nyinyir dava.

"Jangan berisik." Ucap arief pelan yang sedang duduk di kursi yang di letakan tepat di sebelah ranjang rafael.

"Bagaimana pak menurut dokter?" Tanya Liyya mendekati pak arief yg duduk.

"Seperti yang bapak duga, penyakit diabetes nya kambuh lagi.jika tadi kita tidak segera membawanya ke rumah sakit, keadaan rafael bisa memburuk." Jelas arief dengan tatapan sendu nya menatap sang murid yang terbaring lemas di ranjang rumah sakit.

"Hm ngomong ngomong, pertandingan tadi bagaimana?" Tanya Michael tiba tiba.

Liyya, Kania, gissel dan velicia sontak melihat ke arah dava.

"Kenapa ha? Gue gak tau apapun kok." Jawab dava cepat.

"Kita kalah? Emang siapa yang menganggantikan posisi kami?" Tanya kevin.

"Gak ada sih, tapi kata bu arina tim kita lanjut besok saja, langsung babak terakhir." Ujar dava.

"Wah kalo gini mah enak, kenapa gak si rafael masuk rumah sakit aja terus?" Pertanyaan Michael kali ini sangat aneh sehingga membuat yang lain menatap tidak setuju kepada nya.

Michael terkekeh, "hehe, gue hanya bercanda kok."

Ceklek

Bunyi pintu ruangan yang terbuka dan menunjukan sang dokter yaitu bunda nya rafael yang memasuki ruangan.

"Anak nya belum sadar dok." Ucap arief seraya berdiri.

"Hm sebaiknya pak Arief dan yang lain pulang saja,biar teman saya dan saya yang mengurus rafael disini. Terima kasih karena sudah mau mengantarkan rafael kesini dan menjaga nya." Ucap Emily sang bunda berterima kasih kepada liyya dkk.

"Baiklah bu, saya dan yang lain pamit dulu ya." Arief menundukan kepala nya, lalu diikuti yang lain menyalimi tangan emily kemudian keluar dari ruangan tersebut.

Michael, Kevin, dan dava ikut Arief kembali ke sekolah karena mobil michael dan mobil rafael masih disana. Sebelum benar benar pergi dari rumah sakit, emily sempat menitipkan kunci mobil yang di pakai rafael kepada dava yang berarti dava harus membawa mobil itu bersama nya dan menyimpan nya untuk beberapa hari di rumah dava.

Liyya, kania, gissel dan velicia? Mereka memutuskan untuk pulang saja kerumah masing masing.

Sungguh hari yang melelahkan.



***



Keesokan hari nya,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Most WantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang