🌙 42.Sebuah Rasa

555 17 10
                                    

Rabu,
Author POV

Sungguh hari yg indah jika ingin duduk duduk bentar di bangku taman sekolah sebelum bel masuk berbunyi. Langit biru, kicauan burung merpati yg terdengar jelas disekitar halaman, dan di hiasi dengan Angin sepoi sepoi yg menyapu rambut.

Niat nya mau belajar bersama, namun apa daya velicia si pemilik mulut cerewet yg selalu berbicara dimana pun dan kapan pun hingga liyya sudah dari tadi jengah mendengar lelucon yg bahkan tidak lucu untuk dijadikan lelucon.

"Sudah vel sudah, Gak lucu tauk!" Bentak kania sambil melempar kan buku ke arah meja yg memang terletak di tengah tengah bangku yg berbentuk setengah lingkaran.

"Iya vel, Kita ini mau belajar." Gerutu gissel yg membuat velicia memajukan bibir nya.

Liyya hanya memutar bola mata nya.

"Ayolah, masa ketawa dikit aja gak boleh? Gue bosen liatin buku mulu." Velicia ikut melempar buku nya ke meja tempat kania tadi melempar.

"Masalah nya tuh, lo dari awal duduk disini udah ketawa duluan." Jelas Liyya sambil bersandar ke punggung kursi dengan tangan yg dia silangkan di depan dada.

"Guys!"

Mereka berempat serempak terperanjat kaget karena suara yg tiba tiba muncul tepat di belakang bangku mereka, kania bahkan hampir memukul orang itu menggunakan sepatu yg baru saja dia lepaskan setelah berdiri karena kaget.

"Lo ya dav, hobi banget ngagetin kita!" Ujar Kania sembari memakai kembali sepatu nya.

Dava yg sebagai pelaku hanya cengar cengir kayak orang gila, kalau saja kania tadi jadi memukul dava menggunakan sepatu, liyya pun ikut memukul nya hingga puas. Sudah susah payah mengingat apa yg dipelajari dan dengan mudah nya dava membuat liyya melupakan itu semua.

"Kita ke kelas yuk." Ajak liyya seraya mengambil buku yg tadi memang dia letakan di sebelah nya lalu berdiri dan berjalan menuju ke kelas diikuti ketiga teman nya.

"Woy! Kalian mau kemana?" Teriak dava.

Velicia menoleh kebelakang sebentar lalu mengacungkan jari tengah sebagai jawaban kemudian berbalik lagi mempercepat langkah nya.

"Anjir tuh anak."





***





Istirahat,

"Lo mau ajak gue kemana chael? Gue laper nih." Gerutu gissel sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Michael yg dari tadi menarik nya.

Michael tidak menjawab satu kata pun, dia hanya diam dengan tangan yg terus menarik pergelangan tangan gissel agar mengikuti nya.

Gissel tetap berusaha melepaskan genggaman yg bagi nya itu sakit, "Michael! Lo---"

Michael langsung melepaskan genggaman nya, "Apa?"

"Lo kenapa bawa gue ke gudang?" Tanya gissel dengan tangan kiri yg mengelus elus pergelangan tangan kanan yg sakit akibat ditarik paksa tadi.

Michael tersenyum, "Lo pulang nanti sama chandra kan?"

Malas sekali rasanya kalau michael sudah menyebut kan nama chandra, Gissel ingin segera berbalik saja lalu meninggalkan michael sendirian disini. Pasti laki laki itu ingin mengatakan sesuatu hal yg buruk tentang chandra, Ck! Mana mungkin gissel akan percaya.

"Tunggu!" Panggil Michael sebelum gissel memutarkan badan nya untuk pergi.

Gissel membalikan badan dengan tatapan malas, "Kenapa?"

The Most WantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang