Jake berjalan pelan sesaat setelah ia sampai di gerbang kayangan. Hatinya terlewat rindu, kala melihat bangunan istana megah. disana berdiri dengan apik seorang lelaki manis dengan kedua tangan yang ia rentangkan.
Jake berlari dengan tempo cepat, manyambut rentangan pelukan dari lelaki yang berdiri disana.
Brugh
kedua tubuh itu bertemu, keduanya mempererat pelukan mereka. seakan2 akan ada bahaya yang akan memisahkan mereka kembali. Jake tak dapat menahan tangisannya, airmatanya jatuh deras tak terbendung.
Rasa rindu yang ia pendam selama beberapa bulan ini akhirnya terbayar lunas. saat melihat ibunya berdiri, dan akhirnya memeluk tubuh mungil Jake.
Derap langkah terdengat dengan sangat kentara di belakang Seongwoo. ah, itu kakaknya sang putra mahkota. Sim Sunwoo, seorang malaikat yang juga dielu elukan karena paras tampannya. anak pertama dari Daniel dan Seongwoo.
Di belakangnya, 2 orang pemuda dengan wajah tak kalah tampan juga berjalan pelan. mereka berdua adalah Doyoung dan Alex. yang merupakan anak ketiga dan keempat.
Seongwoo menyudahi pelukannya, Di belakang sana Alex menubrukkan badan besarnya saat pelukan Seongwoo dan Jake berakhir.
"Aku rindu kakak" cicit si kecil, menatap sendu ke bawah.
Memang dari 2 saudaranya yang lain hanya Alex yang sangat dekat dengannya. bahkan, saat ia harus dihukum. Alex lah orang yang paling menentang hal itu. tapi meskipun begitu, hukuman harus tetap dilaksanakan.
Doarrr (anggap aja ledakan ya... hehe)
semua tersentak kaget, saat suara ledakan terdengar dari arah timur. asap berwarna abu2 merengsak keluar dari sana terbawa angin yang berhembus kencang. disusul oleh orang2 yang berhamburan keluar menyelamatkan diri mereka.
Alex berdiri lalu menggenggam erat tangan Jake. tubuhnya bergetar ketakutan, Minjae berusaha berlari sekuat mungkin untuk menyelamatkan anggota kerajaan itu.
"Ayo kesini" Minjae menggandeng tangan Jake dan juga Alex menuju salah satu banker penyimpanan makanan.
"Tunggu disini, kalian pasti aman" Minjae lalu pergi meninggalkan mereka.
"Mau kemana Jae? jangan pergi. terlalu berbahaya!!" perintah Jake saat kakinya sudah menapak tepat di pintu.
Minjae menggeleng, ia sudah tahu ini akan terjadi. Negeri Malaikat sebelah akan menyerang mereka, padahal mereka bersaudara. tapi, tetap saja kekuasaan diatas segalanya.
Minjae mulai melangkahkan kakinya menuju keluar, tapi Jake berdiri lalu menubrukkan tubuhnya pada tubuh Minjae. tubuh mungilnya terlihat tenggelam dalam tubuh besar pemuda Song. Ia menggeleng di dada Minjae.
"Tidak, kau tidak boleh pergi. aku tidak mau kehilanganmu lagi seperti 10 tahun yang lalu" ungkapnya.
Benar, ia pernah kehilangan Minjae. saat mereka pergi ke perbatasan, saat itu keduanya masih berumur 7 tahun. karena penasaran dengan wilayah perbatasan ia dan Minjae pergi kesana. dan kalian tahu akhirnya?
Jake dan Minjae ditangkap, tapi untungnya Jake dapat lepas. dan Minjae, pada akhirnya ia berhasil melepaskan diri dari tangkapan para malaikat penjaga perbatasan.
Pemuda Song itu ia dekap dengan kuat. ia takut, jika Minjae akan pergi untuk selamanya. sedangkan Minjae, jantungnya berdetak tak karuan di dalam sana. ia merutuki dirinya sendiri, kenapa jantungnya tak bisa diajak kompromi?
bagaimana kalau pemuda Sik itu tahu?
"Jake, aku harus pergi mencari Appamu!!" Akhirnya Minjae bersuara, lalu mendorong pelan pemuda Sim agar menjauh dari tubuhnya.
"Dengar, kalian harus tetap disini. aku akan pergi mencari yang mulia raja, jangan pergi kemana2!!" Minjae meletakkan tangannya di bahu Jake.
"Tidak, kau tidak boleh kemana2" Jake terus menggeleng tak terima.
Pada akhirnya Minjae yang mengalah, dengan pemuda manis itu.
****
Angin malam bertiup dengan sangat kencang. diluar, gemuruh petir tengah bersautan, seakan berlomba mana yang paling mengerikan dan keras. Jay berdiri di atas pohon beringin tua, dengan angin yang menerpa kencang rambutnya, yang bergoyang kekanan dan kiri.Kedua matanya penuh dengan sorot kosong, seakan tak ada nyawa yang hinggap di tubuh tegaknya. Pikirannya berkecamuk, ada rasa khawatir, gelisah, takut, dan sakit. semua bercampur disana mengaduk2 layaknya adonan.
Puk
Kedua bahunya menegang, seseorang tengah menepuknya dari belakang.
"Jay, syukurlah kita bertemu disini. Ayah mencarimu di kastil. sudah terlalu lama kau tak pulang, ayo pulang" itu suara kakaknya, ia sangat mengenal suara itu.
Suara lembut Park Seonghwa, kakak sulungnya. Pemuda cantik, yang sekarang berganti marga menjadi Kim, karena telah sah menjadi istri seorang Kim Hongjoong.
"aku masih ingin sendirian disini"
"tidak Jay, ini sudah keterlaluan. sampai kapan kau menghindar dari perjodohan ini?"
"Kak, aku tidak menyukai Kim Sunoo. jadi berhenti memintaku untuk menikah dengannya." Suara Jay meninggi, namun tak terlalu terdengar karena gemuruh petir dan angin.
"Ck, Sunoo yang terbaik untukmu. ia pasti akan menjadi istri yang baik, dan ibu yang baik untuk anak2mu. kau tak boleh menyia2kan pemuda manis itu." bujuk Seonghwa.
"Kalau aku bilang tidak, ya TIDAK!!"
"Ck, keras kepala, kapan kau akan belajar menjadi sedikit dewasa? dan menerima takdirmu?"
"Aku tidak ditakdirkan untuk menjadi suami dari Kim Sunoo."
"Terserah"
****
Jay menggeram kesal, saat sang kakak membawanya ke kastil mereka lewat kemampuan teleportasinya. Mau tak mau kalau sudah begini ia harus berada disini selama beberapa hari."Kau terlihat kurus Jay, sepertinya kau harus banyak makan darah manusia." Sunghoon berjalan pelan dari arah samping, lalu menepuk pelan kakaknya yang merupakan kembarannya itu.
"Aku tidak suka darah mereka"
"Cih, jangan berdusta. aku tahu kau suka sekali darah mereka. kalau mau, ambil saja dikamarku. aku menyetoknya untukku, kau bisa ambil sesuka yang kau mau."
"Jay, aku tak suka kalau kau meminum darah manusia." Seketika, ucapan Jake melintas tak bermalu dalam benak Jay.
Jay lekas menggeleng pelan, lalu kembali membalas ucapan kembarannya.
"Ayo antarkan aku ke kamarmu."
"ck, pembual."
tbc
●●○○●●○○
Janlup votment. nado saranghae gaesss.... xixixi..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah dikala senja ( jayke)
Random"berjanji untuk bersama?" Js "berjanji" Jy dan, dihadapan tuhan.. mereka bersimpuh. membuat janji yang akan menjadi penyangga cinta mereka. meskipun dunia menentang keduanya, tak memberikan tempat dimanapun. mereka akan tetap bersama meskipun mengu...