X

503 69 4
                                    

Minjae dan Huijun berjalan mengendap2 melewati puluhan lorong tak terhingga jumlahnya. tujuan mereka hanya satu, neraka bagain penjara. untuk menemukan Jake dengan segera.

"bisa berhenti sebentar aku lelah" keluh Huijun, sambil menumpukan kedua tangannya di lutut.

"Tidak jun, kita tidak punya banyak waktu. ayo!!"

pada akhirnya Huijun menuruti semua perintah Minjae. ya, perintah itu adalah wajib untuknya.

"Kenapa kau sangat ingin menolongnya Jae?" pada akhirnya pertanyaan yang selalu berada di benaknya tersampai apik pada pemuda itu.

Minjae tak menjawab, namun ia memperlambat langkahnya. dan akhirnya langkahnya terhenti di hitungan ke sepuluh.

"padahal dia salah, Jake pantas menerima ini semua. ini lebih baik daripada hukuman di surga. ini lebih baik daripada murka tuhan" Minjae mengepal sebentar tangan putihnya. tanpa sadar giginya bergemelatuk. ia berbalik, memberikan tatapan nyalang untuk Huijun.

"Kau!! diamlah!! kalau tak mau menolongku mencari keberadaan Jake. pergilah sekarang Jun!!" Kilatan putih menari2 di iris mata Minjae. Huijun tahu, Minjae sedang marah. pemuda manis itu menunduk pada akhirnya.

"Maafkan aku"

"Tsk" Minjae sedikit berdecak, lalu melanjutkan perjalanannya.

****

"Lepaskan, lepaskan aku" Jake terus meronta saat beberapa prajurit datang dan akan membawanya kepada raja neraka atau Sobg Mingi.

"Hei kalian!! lepaskan Jake!! kalain harus menuruti perintahku, karena aku adalah pemimpin kalian!!" Hyeongjun berusaha untuk melepaskan Jake.

namun, para prajurit itu tak mengindahkan keinginan pangeran alam mereka. Hyeongjun murka, dan pada akhirnya ia menggunakan kekuatannya. Jake berhasil terlepas dari cengkraman salah satu setan yang berbadan besar dan mengerikan.

"Kak Yeo, mumpung pintunya terbuka cepatlah bawa Jake dari sini!!" Hyeongjun masih berusaha menahan para prajurit itu.

dengan langkah tertatih, Yeosang mendekatkan tubuhnya pada Jake. Fyi, Yeosang tadi terkena beberapa serangan saat ia berusaha melepaskan Jake.

"Jake kemari, ayo keluar dari sini. sebelum mereka menghalangi kita lagi" lirihnya.

"bagaimana dengan Hyeongjun? kita tidak bisa meninggalkannya disini hyung!!" Hyeongjun melirik sebentar lalu mulai mengatakan sesuatu.

"pergilah, aku tak apa. lagi pula lebih baik di penjara dari pada harus hidup menderita diluaran. oh ya, jika kau bertemu dengan Wonjin Hyung. sampaikan kalau aku mencintainya, dan menunggu reinkarnasinya yang berikutnya."

Jake menoleh ragu ke arah Hyeongjun. Yeosang membantu pemuda sim itu untuk berdiri dengan baik.

"Tapi, kau tak Hyeongjun? aku tidak bisa. kita harus pergi bersama2 dari sini. harus!!"

"Jake, dengarkan aku, kalian tak punya waktu lebih banyak. nanti kalau kau tertangkap itu bisa membahayakan janinmu. mengertilah Jake, jangan egois. cepat kak Yeosang bawa Jake."

Yeosang mengangguk, lalu dengan perlahan ia membopong tubuh kecil Jake yang berisi.

"Aneh, salah satu dari mereka tak ada yang mengikuti kita. lagi pula, kenapa penjagaan di sekitar sini sangat sepi? tak ada penjaga atau pun prajurit satu pun." tanya Jake heran.

"bagus kalau begitu, ini akan memudahkan kita untuk pergi Jake"

"Iya kakak benar, tapi aku merasa ada sesuatu yang janggal dan tak sesuai"

"Kita berada di neraka, tentu saja kau merasakan hal seperti itu. sudah, ayo terus berjalan. seingatku di lorong sana ada pintu masuk neraka"

Jake mengangguk, meski ia merasa gelisah. namun pemuda itu tetap berusaha untuk terus mengenyahkan pikiran buruknya. tapi pada akhirnya ia tersentak kaget, begitu pun Yeosang. saat obor yang terletak di segala penjuru dinding padam.

kegelapan terlihat jelas, mereka tak dapat melihat apapun. Jake mengeratkan pegangan tangannya pada lengan kekar Yeosang.

"Terus berjalan, aku bisa melihat meski gelap. jangan lepas genggaman mu."

"Yeosang Hyung" Jake semakin terperanjat saat ada suara di dalan gelap yang memanggil nama Yeosang.

"Minhee?" Yeosang berujar pelan, saat indra penglihatannya menangkap bayangan Minhee adiknya.

"Iya, ini aku"

Secara cepat, Jake melepaskan genggamannya pada lengan pemuda Kang. ia takut, Minhee akan membawanya lagi ke hadapan Song Mingi dan berakhir seperti kemarin atau lebih parah lagi. dan secara perlahan pula, ia memundurkan langkahnya.

"Jake? kau membawa pemuda itu?" Suara Minhee penuh dengan intimidasi.

"Iya, ayo pergi dari sini. secepatnya, dimana Jongho? dia baik2 saja?" Minhee mengangguk singkat.

"Baiklah, ayo pergi darisini."

Yeosang panik, saat ia baru menyadari Jake tak lagi mengcengkram lengannya. menoleh ke samping, pemuda itu tak ada disana. lantas, ia menatap Minhee penuh harap.

"dia di belakangmu, Pemuda itu takut padaku hyung" Minhee menjeda kalimatnya.

"jangan takut, aku tidak akan menyakitimu" Minhee tersenyum tipis, lalu mendekat ke arah Jake yang terlihat sedikit tenang.

****

"lampunya padam, bisa kau nyalakan kembali Niki?" tanya Sunoo, Niki mengangguk lalu menggunakan kekuatannya untuk menghidupkan kembali obor yang sudah padam.

"Jake ada di ujung lorong sana, dan di depan ada sekitaran 5 orang prajurit. lalu 4 meter ke depan, ada 12 prajurit." Jay mangut2 saat Sunghoon mengatakan semua yang ia lihat.

"baiklah kalau begitu ayo, cepat bergerak"

○○●●○○●●

ok, ampe jumpa kamis depan guys... makasih yang udh baca and votment

Kisah dikala senja ( jayke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang