Suara burung hutan yang riuh, meramaikan naiknya matahari di ufuk timur. hari masih terlalu pagi, Jake masih tertidur di gubuk tua yang baru mereka temukan tadi malam. Jay sudah berada di sungai tak jauh dari gubug yang mereka temukan itu.
Di sebelah pemuda Park itu, nampak 2 pemuda lain yang sedang memandangi debit air yang mengalir tenang.
"Hyung, aku ingin bicara denganmu" pecah Sunghoon, ia menatap ke sisi kirinya yang sedang diduduki oleh Jay.
Jay menoleh, menatap pemuda tadi yang telah menarik atensinya.
"Apa?" sahutnya dengan rasa yang amat penasaran.
"Aku akan pergi menemui Jake, siapa tahu dia sudah bangun" Heeseung dengan cepat beranjak dari sana, memberikan sedikit ruang untuk keduanya.
keduanya mengangguk, Sunghoon mengambil sebongkah batu kecil. lalu memainkan batu itu dengan melempar keatas lalu ditangkapnya kembali.
"Ayah bilang, kalau kau tak mau menikahi pangeran Sunoo. kerajaan timur akan menyatakan peperangan. makanya aku ditugaskan untuk mencarimu, dan tak disangka aku menemukanmu dengan malaikat manis itu" Sunghoon lalu melempar batu itu ke dalam air, yang otomatis tenggelam di dalam sana.
Jay nampak terkejut dan bimbang. tak tahu apa yang akan ia katakan, ia tidak boleh mengatakan kalau dirinya sudah menikah dengan Jake. bisa2 masalahnya semakin rumit.
"Aku tidak bermaksud membuatmu gusar, tapi.... ku mohon, pikirkan rakyat kita. mereka pasti akan menderita bila perang ini terjadi" Sunghoon menatap wajah Jay dengan seksama.
"Itu tidak akan terjadi hoon" jay menghela nafas lelah.
"Kenapa? malaikat itu lagi? sadar Jay, makhluk seperti kita tak pantas bersanding dengan makhluk seperti mereka, yang menganggap kita terkutuk"
"Aku tak tahu, kenapa tidak kau saja yang menikahinya?"
"Ck, kau tidak tahu dengan perjanjian orang tua kita dan orang tuanya. raja dan ratu kerajaan timur yaitu Kim Taeyong dan Kim Doyoung, pernah berjanji untuk menikahkan putranya dengan salah satu putra ayah. dan itu Kau, bukan aku atau pun yang lainnya"
Tak ada jawaban, keheningan terjadi selama kurang lebih 7 menit di atas batu di sisi kiri sungai. keduanya saling diam, Sunghoon dengan harapannya, perkataannya akan dijawab lugas oleh kembarannya itu. sedang Jay, masih dengan pikirannya.
"Lagi pula, kalau kau menolak pernikahan ini. dan kerajaan kita berperang, sudah dapat dipastikan kerajaan kita akan kalah. karena, kau tahu kan. pasukan perang mereka, sangat kuat?" Sunghoon berdiri, lalu menepuk bahu lebar Jay.
"Pikirkan apa yang harus kau pilih." ucapnya sebelum pergi meninggalkan Jay yang masih duduk dengan pikirannya.
****
Jake menatap ke arah Heeseung yang baru saja datang dari arah pintu gubuk tua itu.
"Darimana saja? di mana yang lainnya?" tanyanya beruntun.
"Ehmmm, mereka masih berada di sungai" Heeseung tersenyum tipis, lalu berjalan menghampiri Jake.
selang beberapa menit, Sunghoon datang terlebih dahulu. membuat Jake mengeryit heran, ia celingak celinguk mencari keberadaan Jay.
"Dimana Jay?" tanyanya kembali
"Masih di sungai" Ujarnya di selingi seulas senyum
tak lama, setelah Sunghoon pulang. Jay segera pulang. dan berjalan santai, di depan gubug tua itu, ia melihat Jake yang duduk didepan sana.
"Kenapa baru pulang? Dan kenapa kau tidak pulang bersama2 dengan mereka?" tanya Jake.
Jay menggeleng.
"Tidak apa?"
Jay mendudukkan dirinya di kursi bambu yang terdapat di beranda depan gubuk tersebut. ia menghela nafas sebentar, lalu menatap kedepan. Jake mendengar hembusan kasar itu, lalu duduk menyamping menatap Jay.
"Kami kaum terkutuk, harusnya tak pernah menyukai kaum suci seperti kalian."
"Mwo? kau bilang apa tadi? tidak jay, itu tidak benar. kalian bukan makhluk terkutuk."
"Kamu terkutuk Jake, lihatlah.. makhluk lain pasti akan sangat takut dengan kami. karena kami hanya memakan darah bukan daging atau makanan yang biasa dimakan oleh manusia"
"Cukup, jangan samakan kalian dan manusia. kita memiliki keistimewaan masing2. tidak ada yang terkutuk, hanya bangsa iblis saja"
"dan kami tak jauh dari iblis bukan? kami membunuh manusia tanpa ampun!! lalu meminum darahnya"
"Karena memang seperti itu Jay!!"
Jay tak menggubris, pria itu meninggalkannya masuk ke dalam gubuk. Jake mengatur nafasnya, berusaha agar tidak emosi.
"Sudah, tak usah dihiraukan. dia hanya sedang emosi Jake" Jake mendelik, dilihatnya sekarang Heeseung tengah duduk di sebelahnya sambil mengusap lembut punggungnya.
"Iya" Jake berusaha tersenyum.
****
malam yang damai, Sunoo menatap bintang2 yang entah berapa banyak jumlahnya.
"Hyung, mengapa melamun?" Ia terperanjak kaget, saat mendengar suara Jungwon di dekatnya.
"apa yang kau lakukan disini hyung?"
"Hiks, wonie..." Sunoo dengan segera memeluk Jungwon.
"Hyung ada apa?" tanya Jungwon dengan alis berkedut.
"Aku, aku takut. besok ayah akan datang kembali, dan mungkin akan menyatakan perang. kalau saja Pangeran Jongseong tidak kembali. ba-bagaimana ini hiks"
jujur Jungwon tak tahu harus membalas apa, tapi ia mengelus punggung sunoo untuk menenangkan pemuda manis itu.
"tenang hyung, kita hadapi ini bersama2 nee. ayahmu tidak akan mungkin menyatakan peperangan, aku yakin"
"Tidak, ayah tidak akan segan melakukan apapun. bila perjanjian sudah dilanggar"
"Berdoa saja, semoga ayahmu tidak menyatakan perang. aku sangat yakin, ia tidak akan melakukan hal itu" jungwon masih setia mengelus pundak Sunoo, guna menenangkan pemuda itu.
sunoo mengangguk, dalam dekapan Jungwon.
tbc
●●○○●●○○
hi, ketemu lagi ama ayu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah dikala senja ( jayke)
Random"berjanji untuk bersama?" Js "berjanji" Jy dan, dihadapan tuhan.. mereka bersimpuh. membuat janji yang akan menjadi penyangga cinta mereka. meskipun dunia menentang keduanya, tak memberikan tempat dimanapun. mereka akan tetap bersama meskipun mengu...