W

494 66 4
                                    

bruk

Mingi dengan keras menjatuhkan tubuh Jake. membuat 2 pemuda yang duduk di sudut ruang sempit itu terperanjat kaget. Mereka mengedarkan pandangan kepada tubuh kecil Jake. pemuda itu tak sadarkan diri. kedua pemuda tadi saling pandang sebelum salah satunya mendekat.

"Hyung? apa yang akan kita lakukan?" salah satunya bertanya pelan.

"Ayo angkat dia, ke kasur itu"

tak banyak yang bisa dilakukan keduanya. mereka hanya bersabar menunggu pemuda itu terbangun. daan mungkin akan menanyakan keadaannya.

****

"Kita sudah sampai, jangan lupa permintaanku kemarin." Niki berujar sambil menepuk pundak Jay.

"Ngomong2 saudaramu itu sangat manis" tambahnya dengan diakhiri kerlingan.

"Sunoo?"

"Huum"

"Tunggu, aku tak yakin kalau ini neraka" Sanggah Sunghoon yang berdiri di samping Jay.

"Di depanmu ini Surga, dan di belakang mu itu neraka bodoh" Sahut Niki merotasikan bola matanya malas.

"yakkk, dasar bocah" timpal Sunghoon tak terima.

"Baiklah, ayo kita masuk"

Belum sempat Jay melangkah, suara seseorang mengintruksi mereka.

"Apa yang kalian lakukan di perbatasan ini? mau memata-matai heh?" Jay, Sunghoon, Sunoo dan Niki sontak menoleh kearah asal suara.

"J-jay?" pemuda itu tergagap saat melihat Jay merupakan orang dari salah satu diantara mereka berempat.

"Siapa kau?" Jay mengerutkan dahinya berusaha mengingat pemuda di depannya. ah ia ingat, pemuda itu kan Song Minjae. Pengawal sekaligus teman masa kecil Jaeyoonnya.

"Dimana Jake? dan ada urusan apa kau kemari?" Seorang pemuda di belakangnya lantas bergumam dengan sorot mata intimidasi.

Jay sedikit menggaruk tengkuknya, Sunghoon masih membaca situasi yang terjadi. Jay menghela nafas panjang, setelah akhirnya bergumam menjawab rasa ingin tahu pemuda lain yang berdiri tepat di belakang pemuda Song, yang juga menanti jawaban dari mereka.

"Aku kehilangan Jaeyoon, Jongho dan yang lainnya membawa Jaeyoon ke neraka. aku bermaksud untuk membawanya kembali kesini" Jay dapat melihat tangan Minjae mengepal erat. matanya berubah sebiru laut. dengan kobaran api berwarna seputih salju yang nampak di dalamnya. Sedikit terbesit dalam benaknya, kalau pemuda Song itu akan marah.

"Apa saja yang kau lakukan? sehingga Jaeyoon dibawa kemari? apa kau menjaganya dengan sama baiknya saat aku menjaganya? tidak bukan? cuih, Jaeyoon salah memilih dirimu!!" Minjae menatap tajam iris Jay.

"Kau tak pernah tahu permasalahannya, jadi tak usah sok tahu" Sunghoon menanggapi dengan kata2nya.

"Aku, bukan sok tahu. hanya saja pemuda sudah menyia2kan kesempatan yang ku berikan untuk menjaga Jaeyoon." lantang Minjae, Huijun, pemuda yang berada di belakang Minjae itu mendengus pelan.

"Sudah Jae, semua tak akan cepat selesai kalau kalian terus begini" Huijun menepuk pelan pundak Minjae memberikan ketenangan pada namja tampan itu.

"Awas saja kalian sampai tak menemukan Jaeyoon, Huijun ayo masuk ke neraka. kita cati Jaeyoon sampai ketemu" dengan nada Frustasi Minjae masuk ke dalam neraka itu.

Huijun, mau tak mau ikut masuk ke dalamnya. padahal, masuk neraka adalah sebuah pantangan untuk para penghuni Surga. tapi, dengan langkah ringan Minjae membawa Huijun masuk ke dalamnya.

"Kau tahu, kalau pangeran Sunwoo tahu. habislah kita, mungkin saja kita akan dibakar dengan api." Peringat Huijun.

"aku tak perduli, Jaeyoon harus segera ditemukan Jun"

****

"Eungg" Jake membuka matanta secara perlahan, mengerjap beberapa kali guna menstabilkan penglihatannya.

kedua pemuda yang duduk di sudut ruangan sontak menoleh pelan ke arah kasur yang digunakan Jake. salah satunya menghampiri Jake dengan cepat, lalu disusul yang lainnya. Jake agak kaget, saat mengetahui ada orang diruangan sempit ini.

"Kau sudah bangun, ah syukurlah. bagaimana keadaanmu" Jake tak tahu, siapa pemuda manis yang tengah menanyakan kabarnya itu.

"Iya, aku masih sedikit pusing. perutku juga terasa nyeri" Jake menyentuh perutnya, bersyukur. ia masih bisa merasakan tonjolan dibagian perut.

Pemuda manis tadi membawa tubuh Jake untuk bersandar di sandaran kasur.

"Aku dimana? siapa kalian?" tanya Jake penasaran.

"Kau berada di penjara bawah tanah neraka, aku Kang Yeosang. dan ini Song Hyeongjun" Jake membola, bukankah Yeosang merupakan alasan kenapa Jake berada di sini?

"dan kau siapa?" timpal pemuda manis bermata besar, Song Hyeongjun.

"Aku, Sim Jaeyoon. panggil saja Jake" keduanya mangut2.

"Sim Jaeyoon? kau seorang malaikat?" Jake mengangguk pelan atas pertanyaan yang dilontarkan Hyeongjun.

"Aku pikir mereka akan berperang dengan kerajaanmu, untuk dapat menculikmu. ternyata tidak sama sekali" Hyeongjun mendudukkan dirinya di pinggiran kasur Jake. kedua iris hitam legamnya menatap haru kearah Jake.

"Aku yakin suamimu saat ini sangat khawatir padamu? ah pasti kau menikah dengan malaikat yang tampan." Hyeongjun tersenyum, namun Jake menggeleng.

"Tidak, aku menikahi seorang Vampir"

"Kau yakin? bukankah itu terkutuk?"

"apapun resikonya, jika kami saling mencintai dunia bisa apa jun?"

"ehmmm, ngomong2 kenapa kau di penjara?" tanya Jake kepada pemuda Song itu.

"Aku tidak ingin dinikahkan dengan Kak Woobin. ayahku, Song Mingi terus memaksaku. sampai pada akhirnya aku nekat, menikahi orang yang aku cintai Ham wonjin. dan berakhir di penjara. karena aku sudah menentang ayahku, dan juga keinginan ibuku."

"nasib kita sama"

"hm"

"Lalu, kak Yeosang kenapa?"

"Aku tak tahu, tapi para prajurit itu membawaku kemari." Jake kembali mangut2.

****

"Aku yakin mereka ada di sekitar sini" Bisik Sunghoon pada Jay.

"Sunoo pelankan suaramu langkahmu" perintah Niki.

"di belokan sana ada sekitar 7 orang prajurit. lalu, di sebelah kiri ada 10 orang. kita beruntung kalau dapat membunuh mereka." Terka Sunghoon.

"Jangan meremehkanku sialan, begini2 aku mantan prajurit disini" Niki menyeringai, membuat Sunghoon semakin ingin mengulitinya habis2an.

"tunggu disini"

tbc

●●○○●●○○

alurnya lama ya....

bakal ku usahakan beberapa chap lagi end, ok makasih buat kalian semua yang udah baca and votment

Kisah dikala senja ( jayke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang