"Aku hampir tak percaya, kakak ipar menerima mereka di penginapan ini. sungguh, aku benar2 takut hal yang sama akan terjadi kembali dengan kakak ipar. kak yeosang pasti sangat menderita di sana." Minhee mengambil segelas susu di atas meja lalu menuangkan benda cair itu ke dalam gelas milik Taehyun.
"benar, tapi... mungkin saja kakak punya rencana untuk mereka." Taehyun meneguk susu yang sudah tertuang di gelas miliknya, sambil sesekali mengamati bagian belakang rumah mereka.
"Apa yang kalian lakukan disini?" keduanya terperanjat kaget, saat mendengar suara berat mengintrupsi.
dengan gerakan patah, mereka menoleh ke asal suara. Taehyun bernafas lega, saat ia mendapati Soobin tengah menatap bingung ke arah mereka secara bergantian. Sedangkan Minhee hanya menatap datar pemuda yang 2 tahun lebih tua darinya itu.
"Eh, kak Soobin. ada apa kak?" Tanyanya.
"apa kau sibuk pagi ini?"
Taehyun menggeleng pelan, Soobin tersenyum penuh. lalu tanpa permisi menggenggam tangan Taehyun.
"ekhem, Minhee kakak pinjam Taehyun..."Ucapnya lalu berlalu pergi meninggalkan Minhee yang mendengus tak suka.
"Bagus, kak Taehyun sibuk pacaran. dan aku akan mati kesepian disini" gumamnya kecil.
"Siapa pemuda tinggi itu?" untuk kedua kalinya Minhee kembali terperanjat kaget, karena sebuah suara asing yang di dengarnya. ia menoleh, lalu menatap ke arah suara.
"Soobin hyung" jawabnya datar.
"Hei, bukankah kau yang kemarin melempar bola yang mengenai kepala istriku?" Saru suara lagi berhasil membuatnya mendengus.
"Dengarkan aku tuan Jongseong yang terhormat. aku tak pernah merasa melempar bola itu pada istri manismu ini. aku hanya bertugas untuk mengambil bola yang di lempar kakakku Kang Taehyun yang manis, milik Soobin Hyung pemuda tiang"
Jake terkekeh geli, mendengar Minhee yang baru saja menyelesaikan kalimatnya. sedangkan suaminya hanya mendengus tak suka.
"Dan, aku minta maaf atas nama kakakku" Ucapnya lalu pergi meninggalkan 2 orang yang masih menatap punggung Minhee.
"Dia lucu" Jake berujar.
"bagimu, tidak untukku"
tanpa disadari Jay dan Jake. Minhee tersenyum mendengar sanjungan Jake.
****
"Jake, apa kau merasakan aura aneh beberapa hari terakhir?" Tanya Jay sambil memperhatikan Jake yang sedang bermain air di kolam belakang penginapan.
"Eummm, ya.... sedikit."
Jay menghela nafasnya perlahan, lalu ikut bergabung dengan Jake.
"Aku merasa kita selalu diawasi. dan... kenapa aku tak bisa membaca pikiran mereka?"
"Entahlah, mungkin karena mereka kaum penyihir."
Diatas sana, Jongho tengah menatap mereka dengan senyuman sulit diartikan. ia masih sibuk dengan acara pemantauannya.
"Kak sebenarnya apa yang kau lakukan? maksudku rencanamu?" senyuman Jongho luntur, lalu secepat kilat ia menutupi gorden di jendela tempatnya mengawasi keduanya orang yang asik bermain air di bawah sana.
"Aku hanya ingin kak Yeosang kembali Hyun, jadi aku membuat perjanjian dengan para iblis. kalu aku bisa membawa Jaeyoon, maka aku akan dibantu untuk melepaskan Kak Yeosang dari Sunwoo."
"pemimpin surga yang baru?" Jongho hanya mengangguk, menanggapi Taehyun.
"Tapi kak, ini sangat berbahaya. untukmu dan juga Janinmu" Taehyun menatap resah sang kakak. Jongho menggeleng sambil tersenyum.
"tidak, aku dan dia akan baik2 saja."
"Terserah apa mau mu. oh ya, apa yang ada di lehermu itu? kenapa aku baru menyadarinya?" Tanya Taehyun lalu berjalan mempersingkat jaraknya antara ia dan Jongho. jemari lentiknya ia sentuhkan ke permukaan leher Jongho dimana terdapat sebuah simbol.
Jongho menghela nafas perlahan.
"Ini... simbol perjanjian bersama mereka. simbol ini akan selalu berada di leherku, sebelum mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan"
Taehyun nampak gelisah, ia takut akan terjadi hal yang tak diinginkan kepada kakak iparnya ini.
"Tapi, setahuku mereka juga akan mengambil energi yang ada di tubuhmu secara perlahan. dengan bantuan simbol ini"
"Tidak mungkin Hyun, darimana kau tahu benda semacam itu?" Jongho berujar penasaran.
"Di buku, legenda iblis dan setan. entah benar atau tidaknya aku tak tahu"
Jongho terlihat menghela nafasnya, sebelum mengelus perutnya yang masih rata.
****
Sudah satu minggu mereka berada di penginapan dan desa penyihir ini. Tak ada yang tahu kalau Jay merupakan seorang Vampir. Hari semakin larut, tapi Jay belum menidurkan dirinya. ia tak perlu tidur, karena memang seperti itu seorang Vampir.kedua matanya sibuk mengawasi si manis di sampingnya. yang masih tidur dengan tenang. namun pergerakan mata Jake, membuatnya tercekat. mata itu semakin membuka. Jake tersenyum saat Jay memenuhi penglihatannya.
"Jay" gumamnya semangat.
"Hm?" Jay hanya menanggapinya dengan deheman.
"Aku.. ingin sesuatu..." ucapnya, ia sedikit mengigit pipi dalamnya.
"Apa?" tanya Jay dengan alis yang menukik.
"Darah segar"
Jay melototkan matanya tak percaya, bukankah kemarin pemuda itu sendiri yang bilang kalau ia tak mai berdekatan dengan benda merah itu? dan sekarang ia malah menginginkan benda cair itu?
"Kau yakin? bukankah kemarin kau tak menginginkannya?"
"Iya aku yakin, aku berubah pikiran Jay sungguh" Jake hampir menangis, saat Jay tak meresponnya sama sekali. dengan puppy eyesnya ia berusaha keras untuk bisa menyakinkan Jay.
"oke baiklah, tapi setelahnya aku ingin kau menghadiahiku dengan kabar baik" Jay tersenyum membuat Jake mengeryit tak mengerti.
tbc
●●○○●●○○
janlup votment hehe....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah dikala senja ( jayke)
Random"berjanji untuk bersama?" Js "berjanji" Jy dan, dihadapan tuhan.. mereka bersimpuh. membuat janji yang akan menjadi penyangga cinta mereka. meskipun dunia menentang keduanya, tak memberikan tempat dimanapun. mereka akan tetap bersama meskipun mengu...