Hari semakin senja, Jay tak bergerak sedikit pun selama 3 jam lebih. ia masih duduk di pingggir kolam ikan koi. berharap bisa melihat kembali wajah Jake. mungkinkah, ini efek rindunya dengan Jake. sehingga bisa2nya ia tadi berhalusinasi melihat wajah pangeran cantik itu.
angin berdesir lemah, diiringi dengan suara gesekan pelan dari ranting2 yang tertiup olehnya. netra jay tak lepas dari air yang tenang, sesekali bergerimik karena pergerakan ikan koi.
"Tak lelah terus memandang pangeran?" suara berat bercampur serak yang lembut menyapa daun telinganya.
ia menatap kearah suara, disana seorang lelaki dengan wajah pucat tengah tersenyum manis kearahnya. Lelaki itu, mengambil tempat duduk di sebelah Jay. sambil mengikuti arah pandang Jay ia bergumam.
"Hari sudah semakin senja, tak baik di luar begini. kau akan kedinginan pangeran" Ucapnya
"Aku tak bisa merasakan hawa apapun asal kau lupa"
Lelaki tadi terkekeh pelan, lalu tangan kanannya ia gerakan menyentuh air kolam.
"Ku perhatikan, kau terlalu serius dengan aktivitasmu. apa kau tertarik menjadi ikan?" tanya nya, dengan tangan yang memercikan air kesana kemari.
"Hah?" Jay mengerut tak suka.
"Bercanda, tapi sepertinya kau memang ingin menjadi ikan" lelaki itu terkekeh lagi untuk kesekian kalinya.
"Jaga tanganmu, jangan sampai membasahi bajuku Kim" Lelaki itu dengan segera menoleh ke arah Jay, saat indranya mendengar nama 'kim'
"Aku tak suka kau memanggil margaku, aku lebih suka kau memanggilku dengan nama tuan Park Jongseong"
Jay tak menggubris permintaan lelaki di sampingnya, ia lebih memilih untuk beranjak pergi meninggalkan lelaki itu. Lelaki itu kembali terkekeh, dengan kelakuan lelaki di sampingnya.
"Ah, aku salah ya... sampai kau pergi meninggalkanku Jongseong?"
"Aku lebih tua darimu Sunoo, asal kau tak tahu"
"maaf Hyungie"
Jay merotasikan kedua bola matanya malas.
****
Sedang di kayangan sana, Jake duduk dengan gelisah, meratapi semua nasib buruk yang mampir ke hadapannya. seminggu ke depan, ia sah menjadi istri kakaknya. tak ada yang bisa menghalangi itu. Minta bantuan Minjae, seperti dulu saat ia sedang kesusahan pun rasanya hampir tak mungkin di lakukan.
Karena sampai sekarang pemuda itu tak ia temukan. pergi ke bumi, lebih tak mungkin. larena ia di kurung di kamarnya saat ini. sungguh gila kakaknya, bisa2nya ia menjadikan Jake yang notabenenya sebagai adiknya menjadi calon istrinya sendiri.
Orangtunya beserta saudaranya yang lain sudah tiada. sungguh, jahat sekali kakak kandungnya itu. sudah membunuh kedua orangtuaya, di tambah lagi ingin menjadikannya sebagai istri. dosa apa ia buat di masa lalu sehinga tuhan menghukumnya seberat ini.
Ingin rasanya ia menangis, kalau mengingat semua masalahnya sekarang. tadi, sempat ia melawan sang kakak. tapi tentu saja ia kalah tanding, bagaimana mungkin ia menang. sedang sang kakak lebih menguasai kekuatannya di banding dengannya yang tak mendapatkan terlalu banyak pelajaran.
tentu saja, sang kakak di latih lebih untuk menjadi kuat. karena ia calon penerus raja. dan mengesampingkan pelajaran untuk pangeran yang lain. yang tentu saja juga memerlukan pelajaran yang seimbang dengan putra mahkota penerus raja berikutnya.
dan sekarang apa? ia benar2 tak bisa melakukan apapun saat kedua tangannya terikat dengan rantai yang berasal dari kekuatan kakaknya. sungguh malang nasib pangeran Jaeyoon ini.
Ceklek
pintu terbuka menampakan seorang pria dalam balutan pakaian kerajaannya. ah itu kakaknya, tersenyum lebar kearahnya. Jake memalingkan wajahnya, tak mau melihat wajah sang kakak.
"Apa yang kau mau? pergi. kau menjijikkan" Teriak Jake padanya
Sunwoo terkekeh pelan, melihat interaksi adiknya yang seakan takut padanya.
"kenapa kau tak ikut melayat?" tanya sang kakak dengan alis yang terangkat.
"bagaimana bisa aku ikut melayat kalau kau mengikatku" Matanya sudah mulai berkaca2 hampir menangis.
"Hei, kenapa kau menangis? harusnya kau bahagia karena seminggu lagi kau akan menjadi istriku Jake"
"Dalam mimpimu kak"
Sunwoo tak menggubris kalimat Jake. ia lebih memilih berjalan ke balkon menatap negeri di bawah sana.
****
"kenapa kau terus mengikutiku?" keluh Jay kepada pemuda yang masih mengekorinya di belakang sana."Tidak ada, aku hanya ingin melihat2 hutan ini saja" Pemuda itu, kim Sunoo menatap ke arah pohon2 yang tinggi menjulang melebihi tinggi badannya.
"berapa usia pohon ini ya..." gumamnya pelan, namun masih terdengar jelas di telinga Jay.
"untuk apa kau bertanya seperti itu? seperti tak punya pekerjaan saja"
"kau lebih lagi, untuk apa menjawab pertanyaanku? aku hanya bertanya pada diriku sendiri!!" Tegas Sunoo, kedua matanya ia arahkan tajam ke arah Jay yang berdiri 10 langkah darinya.
"Kau gila?"
"ck, besok katakan pada ayahmu aku tak mau menikah denganmu Park" ucapnya lalu ia pergi dari hadapan Jay yang mendengus kesal.
Jay memejamkan matanya, lalu memutuskan untuk terus berjalan menelusuri hutan lebat yang hampir tak bercelah untuk cahaya matahari. Suara dahan yang mengering karena terinjak oleh sepatu kulit coklat miliknya bercampur dengan deru pelan angin.
membuat ketenangan tersendiri untuk makhluk Vampir sepertinya. ia terus melanjutkan perjalanannya entah kemana. kali ini ia memutuskan untuk terbang, tak menggunakan kakinya
Tap
ia berdiri di dahan besar kayu oak. ia menatap ke bawah, sepuluh meter dari sana rumah Jake terlihat. ia tersenyum sedih menatap kesana.
Tap
dahan kayu di sebelah tempatnya berdiri bergoyang. ia menoleh sekilas, nampak disana Sunghoon tengah duduk dengan santainya.
"Ada apa?" Tanya Jay
"Ayah menyuruhku untuk mencarimu!!" ucapnya perlahan sambil mengunyah apel.
"Ck, berhenti memakan apel itu."
"Kenapa?"
"Kau aneh Hoon, mana ada Vampir yang memakan Apel."
"lalu kau? mana ada Vampir yang cinta malaikat!!"
Srett
Sunghoon menghilang begitu saja melintasi pohon2 besar. Jay menghela nafas perlahan, sebelum turut menghilang seperti Pemuda Park lain.
tbc
●●○○●●○○
Janlup votment, makasih....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah dikala senja ( jayke)
Random"berjanji untuk bersama?" Js "berjanji" Jy dan, dihadapan tuhan.. mereka bersimpuh. membuat janji yang akan menjadi penyangga cinta mereka. meskipun dunia menentang keduanya, tak memberikan tempat dimanapun. mereka akan tetap bersama meskipun mengu...