J

611 104 2
                                    

Prang

Terdengar suara nampan jatuh, dengan suara kaca gelas yang berhamburan sebagai pengiringnya, menggema di seluruh ruang kastil yang hampa. pelaku jatuhnya nampan tersenyum kikuk saat ia terpergok oleh 2 orang didepan sana yang berdiri menyamping.

"Maaf" ucapnya, lalu dengan tergesa ia membersihkan cairan berwarna merah serta pecahan gelas yang berserakan di lantai marmer.

"Kim Sunoo" Setelah keheningan, Jay bersuara ia segera menyamakan pisisinya dengan pemuda itu lalu ikut membersihkan kekacauan yang dibuat oleh Sunoo.

"Tidak usah Hyung, aku bisa sendiri. dan maaf menganggumu" Ucapnya, lalu menjauhkan tangan Jay dari serpihan kaca yang hampir dipegang oleh pemuda bersurai blonde itu.

"Tidak, kau tidak mengangguku. mari ku bantu" Jay mengindahkan seruan Sunoo, dengan cekatan tangan putihnya membersihkan kekacauan yang terjadi, sedangkan Sunoo bungkam. melupakan apa yang akan ia lakukan tadi. sibuk memperhatikan bagaimana pemuda yang lebih tua dengan telatennya membersihkan pecahan kaca.

"Hati2 Hyung, tanganmu bisa terluka oleh pecahan kaca ini. kalau kau tidak hati2" kedua bilah bibirnya akhirnya bergerak, dengan suara yang lembut. ia meminta pada pemuda itu agar tak terluka.

Sedangkan Jake, menatap heran  pada keduanya. tak dapat ia pungkiri, kalau sekarang ada rasa aneh yang merasuk di relung kecil hatinya. rasa tak suka dengan perilaku Jay, yang amat baik pada pemuda yang baru saja menjatuhkan nampan.

Jake tetap berdiri mematung dengan pikiran yang melayang entah kemana. sedangkan Jay sudah selesai dengan kegiatannya.

"Kau tak apa?" Ada rasa aneh di hati Jay, kenapa ia dengan sangat baik menanyakan kondisi Sunoo? padahal dengan jelas kemarin ia tak menganggap atensi Sunoo di sekitarnya. Sunoo mengangguk, tak menjawab apapun.

"Hyung, sekali lagi aku minta maaf, dan juga..  terimakasih, aku akan pergi.. lanjutkan saja yang tadi... permisi" Sunoo menatap sekilas Jake yang memandang keduanya dengan tatapan yang kosong.

Jay menggaruk tengkuknya, kedua manik kembarnya menatap kepergian sunoo. Jake segera tersadar dari lamunannya, ia melihat kondisi yang sepi di lorong kastil tua ini. hanya ada dirinya dan Jay, lalu dimana pemuda manis tadi?

"Siapa dia?" Jake berjalan pelan kearah Jay yang berada 7 langkah darinya.

"Kim Sunoo" Jujur Jay.

"Lalu?"

"Lalu apa?" Tanya Jay menatap tak mengerti kearah Jake.

Jake menggeleng, merasa pembicaraan mereka tak akan mendapati hasil yang memuaskan. Jake menghela nafas kasar, ia menatap lurus ke depan.

"Aku.... harus mengatakan ini.. sebelum aku tak bertemu lagi denganmu Jay"

Jay mengeryit heran

"Mau kemana kau?"

"Tidak, dengarkan saja ini.... jangan menyelaku, karena mungkin ini akan sangat menyakitkan bagiku. aku hanya ingin kau tahu, ini semua. sebelum aku tak dapat mengatakan hal ini lagi." Jake menarik nafasnya perlahan, tubuhnya gemetar karena gugup.

"Bolehkah aku jujur? kalau aku menyukaimu? aku... aku menyukaimu... maaf karena telah lancang mengatakan ini Park, aku juga telah lancang mencintaimu. aku... aku tak ingin kau membalasnya, aku hanya ingin kau tahu, aku mencintaimu. dan cukup, jangan tanya kenapa...

karena aku pun tak tahu, aku hanya tahu... aku mempunyai rasa yang menyakitkan ini.. maaf..."

Jake menunduk, tak kuasa melihat wajah tampan Jay. kedua airmatanya siap meluncur kapan saja.

"Aku pikir, dengan kembali ke tempatku. aku bisa melupakanmu, dengan benar. dan menata hidupku, benar2 melupakan perasaan ini..  tapi semakin aku melupakan semua ini, aku... aku hanya mendapatkan luka yang sama besar dengan rasa ini...

aku tahu ini salah, bahkan ini adalah dosa. tapi... aku.. aku... aku yakin semua akan baik2 saja... jika aku mengatakan ini, dan setelahnya pergi menjauh darimu." Jake tersenyum miris saat menunduk.

"Aku memilih untuk tetap mencintaimu, meski rasa sakit ini sama besarnya dengan rasa cintaku.  tapi, hari ini perasaan sakit itu agak memudar, karena aku sudah mengatakan semua ini. terimakasih Jay, karena sudah memberikanku waktu telah mencintaimu" Jake mendongak, menatap wajah tampan Jay yang sialnya bertambah tampan itu.

"Aku tak keberatan, jika harus terbakar menjadi abu... karena telah mencintai orang dari kaum yang tak seharusnya aku cintai. aku tak keberatan jika telah berdosa mencintaimu" Jake terkekeh kecil, lalu merenggangkan jarak antara dirinya dan pemuda Park.

"Aku bahkan tak keberatan jika terlempar jauh ke neraka, atau pun dihukum menderita seumur hidup oleh tuhan. aku tak keberatan atas semua itu Jay... karena aku sudah mengatakan hal yang membuatku bisa melupakan semua masalahku.

meski kau tak membalasnya, tapi cukup. aku hanya ingin kau tahu saja. dan maaf atas kelancanganku"

Setelahnya Jake tak lagi mengatakan apapun, ia diam menunggu kalimat yang akan terucap dari lawan bicara.

"Aku permisi, maaf menganggumu" Jake hendak pergi dari sana, namun sayang pergelangannya dicekal oleh Jay.

"Jangan, jangan pergi. aku, jumkga punya perasaan yang sama. entah kenapa, semua itu terjadi, aku tak tahu Jaeyoon. tapi aku juga mencintaimu, perasaan itu terus tumbuh saat kau pergi, bahkan dengan baik aku dapat melihat bayanganmu di danau.

itu halusinasi ku, karena saking rindunya aku padamu.... maaf karena aku tak mengerti perasaanmu sejak awal. aku harap ini belum terlambat Jaeyoon-ah.. aku mencintaimu lebih daripada apapun di dunia ini.. maukah kau menjadi istriku"

Jake menggeleng, dengan cepat pemuda yang lebih tua membalikkan tubuh Jake. lalu mendekap erat pemuda itu, seolah akan ada yang memisahkan mereka.

"Tapi ini terlambat Jay...."

"Maksudmu?"

"Aku... aku tak bisa, sungguh..." Jake berujar dengan airmata yang membasahi baju Jay.

"Kenapa? beri aku alasan yoonie"

"Aku.. sudah berjanji dengan Minjae untuk pergi ke bumi terakhir hari ini, maaf" Jake menjauhkan tubuhnya.

"Aku pergi" ucapnya, lalu berlari meninggalkan Jay yang mematung disana.

****

"Apa yang kau lakukan disini Hyung?" Jungwon menatap heran kepada Sunoo yang tengah berdiri dengan kedua tangan yang menjaga nampan agar tak terjatuh.

Sedangkan pemuda yang bernama Sunoo, hampir saja menjatuhkan nampannya lagi. oh, apa yang terjadi hari? 2 kali ia terpergok seperti pencuri.

"Ti-tidak apa Jungwon" Sunoi segera meninggalkan Jungwon dengan wajah penasarannya. memilih tak menghiraukan Sunoo pemuda itu lantas berjalan kearah kamar Jay.

"Kau terlalu mudah jatuh Kim Sunoo" gumam Sunoo kecil.

tbc

●●○○●●○○

janlup votment makasih yang udah baca plis votment....

aku masih gak tahu kapan lagi up, soalnya jadwalnya masih belum ketata lagi... kemarin acak2an.. jadi doakan aja supaya  bisa up dengan cepet...

Kisah dikala senja ( jayke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang