Suasana malam sangat mencekam, dentuman keras terdengar dimana2. Semua orang dilanda kegelisahan dan ketakutan. seperti halnya Seongwoo, ia berdoa semoga Daniel baik2 saja.
Bulir airmata mengalur di kedua pipinya, tanpa sepengetahuan anak2nya. karena semua anaknya, tengah tertidur lelap.
"Ada apa yang mulia?" Minjae buka suara, karena mendengar isakan kecil dari Seongwoo.
Seongwoo mengusap airmatanya kasar, lalu menggeleng.
"Tidak, tidak apa2"
"Jangan berbohong padaku, kalau kau ingin bertemu dengan yang mulia Daniel. aku akan pergi untuk mencarinya"
Seakan ada secercah harapan, Akhirnya Seongwoo mengangguk.
"Hati2 Minjae" Minjae menganggu pasti.
"Tentu saja, dan tetaplah disini yang mulia. jangan kemana2, saya mohon." Pinta Minjae
"Iya, aku akan tetap disini. bawa Daniel untukku, hidup atau pun mati. pergilah, tak usah khawatir. kau jaga diri baik2 kau harus kembali dalam keadaan baik2 saja."
Minjae mengangguk lalu mundur diri dari hadapan Seongwoo.
****
Malam berganti dini hari, Jake terbangun karena mendengar pekikan samar. ia mengusap kedua matanya, cahaya remang memasuki indranya. di dinding, ia melihat siluey mengerikan. seorang pemuda berusaha membunuh Alex. Ia mengedarkan seluruh pandangannya."Kak sunwoo!!" teriaknya, membuat pemuda itu mengalihkan seluruh atensinya.
"Jake? aku membangunkanmu?"
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Jake panik saat melihat sebilah pisau berada di tangan kakak pertamanya.
"Aku? aku hanya ingin mencapai tujuanku" Sunwoo menyeringai.
Aroma anyir darah, tercium jelas di tempat Jake berada. Ia menatap nyalang Sunwoo yang kini tengah berjalan dengan tempo pelan kearahnya. Derap langkah terdengar menakutkan untuk Jake. apalagi sang kakak membawa sebilah pisau dengan darah yang mengucur melewati pisau dari atas gagang.
"Kau membunuh mereka?" Jake bertanya dalam keraguan, ia tak yakin dalam hal ini.
"Kalo memang iya, kenapa?" Sunwoo berujar enteng.
"K-kau!! tega sekali kau!"
"Apa yang ku bilang tadi? ah sudahlah, aku yakin sekarang pasukanku sudah membunuh ayah"
"J-jadi kau yang melakukan semua ini? Kenapa Hyung?"
"Karena aku ingin tujuanku terpenuhi Jake. aku ingin menjadi raja dari para malaikat."
"tapi bukankah kau sudah mendapatkannya. kau akan menjadi raja nanti." airmata Jake tak dapat ia bendung sekarang.
"Benar, tapi... aku juga ingin kau menjadi pendampingku saat aku memerintah nanti." Sunwoo berdiri tepat di hadapan Jake.
tangan besarnya ia arahkan menuju pipi si manis, lalu mengelus lembut pipi Jake.
"Airmatamu terlalu disayangkan untuk menangisi mereka." Sunwoo berucap sambil terus mengelus pipi Jake yang dipenuhinya bulir airmata.
"Jahat sekali kau!!"
"Demi kau Jake, aku mencintaimu. gila bukan?" terdengar kekehan pelan dari Sunwoo.
"Ayah dan ibu, pasti tidak akan merestuiku bila aku menikahimu. maka dari itu, aku melakukan ini" Sunwoo menunduk, dengan tangan yang masih berada di pipi Jake.
"Tapi, sekarang tak ada yang akan menghalangi kita Jake. kau dan aku akan menikah, seminggu lagi."
"Gila, kau gila Sim Sun... hmphhh" Sunwoo meraup keras bibir Jake dengan bibirnya. sebelum pemuda itu berkata lebih jauh.
****
Matahari sudah berada tepat di arah timur. dengan cahaya keemasan yang bergradasi oranye masih nampak disana. Jay sudah memutuskan untuk pergi mengelilingi hutan tanpa celah dekat permukiman bangsa vampir.
Bangsanya memang bermukim di hutan, agak menjorok ke dalam. agar tak ada satu pun manusia yang mengetahui kebradaan mereka. dimaksudkan, agar mereka dengan mudah mendapatkan makanan.
hutan ini begitu gelap, meskipun matahari sudah bersinar. sebab pohon eak menjulang tinggi, tak hanya itu. beberapa pohon yang tak begitu ia kenali pun menjulang tinggi, dengan dahan yang lebat.
membuat keseluruhan cahaya matahari sukar masuk. sepertinya semalam sedang ada badai, dilihat dari ranting pohon basah yang patah, beberapa diantaranya masih menempel di pohonnya. dan air yang masih menempel di daun2 pohon.
aroma hutan dan bekas aroma hujan menyapa indranya. sedikit memejamkan mata menikmati aroma yang singgah tanpa dosa di hidungnya.
"Aku mencarimu, dan kau malah berada disini." diatas pohon besar dihadapannya, berdiri seorang Vampir dengan jubah semerah darah.
"Ayah menyuruhmu untuk menemuinya Park" Vampir itu kembali berbicara dengan iris mata yang bergerak kesana kemari.
"Kau juga berarti" sahut Jay menatap keatas pohon, tempat Vampir iti berdiri.
"hm, tidak. bilang pada ayah, aku pergi terserah kemana." ucapnya, lalu menghilang dari pandangan Jay.
Jay menghela nafasnya perlahan, lalu berteleportasi menuju kastil tua tempatnya lahir.
****
"Ayah memanggilku?" Tanyanya pada sang ayah yang berada di balkon kamar."Kemari Jay"
Jay berjalan pelan, lalu menyetarakan posisinya dengan sang ayah.
"malam ini, jangan pergi kemana2. dan cukup, kau akan menggantikan ayah. kau harus menikahi Sunoo Jay."
" Tidak ayah, aku tidak bisa"
"Beri ayah alasan kenapa tidak?" sang ayah, Park Chanyeol menatap Jay dari samping.
Jay nampak berpikir, jujur ia tak tahu harus memberi alasan apa. tapi, ia tahu ia harus memberikan alasan. karena kalau tidak perjodohannya dengan Kim Sunoo anak dari Kim Mingyu akan berlangsung. dan tentu, Seorang Park Jongseong tak suka itu.
"Kenapa ayah tak menjadikan Sunghoon sebagai putra mahkota?"
"Banyak alasan untuk hal itu Jay"
"Tapi bukankah, Sunghoon juga siap untuk menjadi raja kapanpun ayah"
"Kalian berbeda paham? Sekarang beri ayah apa alasanmu menolak perjodohan ini?" Chanyeol menatao ke arah bawah, dimana ada kolam kecil yang diisi oleh ikan koi.
Jay pun sama, ia menatap kolam di bawah sana. secara aneh, ia melihat dengan jelas pantulan wajah Jake. ia menutup matanya sambil menggeleng, lalu membukanya. masih, wajah itu masih bertengger apik di sana.
Jay menggeleng pelan, sebelum melihat kearah kolam itu. ia bernafas lega saat wajah Jake tak lagi nampak. ia menetralkan nafasnya, lalu berseru lantang.
"Karena aku mencintai Jaeyoon"
cepat atau lambat, Jay pasti menyadari hal ini.
tbc
****
janlup votment
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah dikala senja ( jayke)
Random"berjanji untuk bersama?" Js "berjanji" Jy dan, dihadapan tuhan.. mereka bersimpuh. membuat janji yang akan menjadi penyangga cinta mereka. meskipun dunia menentang keduanya, tak memberikan tempat dimanapun. mereka akan tetap bersama meskipun mengu...