B

1.1K 158 18
                                    

Sepertinya, Jake terlalu tenggelam dalam pertemanan bersama Vampir yang bernama Jay. sampai2 ia tak merasakan ada seseorang yang terus mengintipnya saat bersama Vampir itu. Seseorang yang di tugaskan Daniel untuk terus memperhatikan perkembangan dan keseharian Jake di bumi.

Kalau Jake tahu, ia pasti akan sangat marah. Sosok pengintip itu adalah seseorang yang sangat dekat dengannya, Song Minjae namanya. pengawal setia Jake sedari kecil. Pemuda tampan yang juga sering di puja oleh para malaikat karena parasnya.

tak hanya sebagai pengawal Jake, tapi Minjae juga merangkap sebagai sahabat malaikat cantik itu. Dan sekarang, ia terperangkap dalam pasras molek dari pemuda Sim. ia jatuh, telak. terlalu dalam, pada pemuda manis itu.

Berbeda dengan Jake, yang hanya memiliki satu nama dihatinya 'Jay Park' pure Vampire yang mampu memikat siapapun.

****

"iya yang mulia, aku melihatnya sendiri. dia bersama dengan Vampir itu, sepertinya mereka berteman" Akui Minjae, sembari bersimpuh sopan di depan Daniel.

Daniel mengeratkan pegangannya pada gelas kaca. hingga gelas itu hancur, berkeping dengan serpihan kaca kecil yang berhamburan di lantai. Dengan cekatan Seongwoo berlari kearah sang suami. dengan sehelai kain bludru yang berada di tangannya, guna membersihkan luka yang diakibatkan serpihan tajam kaca pecahan gelas.

"Ada apa Daniel?" tanya Seongwoo, menatap gusar pada tangan putih Daniel yang kini ternoda oleh pekatnya warna merah darahnya.

"Aku mengkhawatirkan Jaeyoonie. bagaimana jika dia...." Seongwoo menempelkan jari telunjuknya pada bibir merah milik Daniel. agar lelaki itu tak mengatakan hal buruk.

"Shutttt, jaga pikiran dan ucapanmu!! tidak akan ada hal buruk yang terjadi pada putra kita. mengerti!!"

Daniel menghela nafasnya perlahan, lalu mengangguk singkat. meskipun ada celah kegusaran disana, ia hanya tak ingin istri manisnya mendengarkan kegelisahan yang ia alami.

****
Terhitung, sudah 2 hari lamanya Jake dan Jay tak bertemu. sudah menjadi kebiasaan keduanya, untuk bertemu setelah melewati 1 atau 2 hari tanpa temu. kesepakatan yang dijalankan, saat keduanya tak sengaja bertemu di hutan perbatasan.

Jake mengedarkan pandangannya, lalu menitik beratkan atensinya pada langit biru puang, tanpa awan sedikit pun. Langit yang cerah, tapi entah kenapa perasaannya menjadi gundah? seperti ada sesuatu yang tak beres.

ah, daripada memikirkan hal itu. lebih baik ia berkeliling desa, siapa tahu ia akan merasa nyaman setelah pulang dari kegiatannya itu.

5 hari lagi, masa hukumannya habis. itu artinya, ia tak akan pernah lagi bertemu ataupun sekdar bersapa ria bersama Jay. entah akan seperti apa, takdir mereka nanti? apakah perasaan Jake berbalas? dan menuntunnya dalam kebahagian yang sulit didefinisikan?

Kebahagiannya hanya satu, Jay park. hanya pemuda itu, Vampir yang tak pernah absen dalam doanya. berharap takdir baik menghampirinya.

"Cih, takdir? bahkan takdirku sudah berada teratur di buku takdir. menikahi pria yang dijodohkan denganku, lalu hidup bahagia? miris" ucapnya sambil sesekali menendang batu di depannya.

wushhhh

Angin mulai bertiup sangat kencang di tempatnya berjalan. membuat dahan dan ranting pohon bergesekan dengan suara yang agak mencekam.

Lehernya meremang, saat nafas hangat menderu disana. Pundaknya kanannya pun terasa berat. lantas ia menoleh ke arah pundaknya, mendapati wajah tampan sang Vampir tengah bertengger santai di pundak sempitnya.

"J-jay"  Gugupnya

Nafasnya seolah tercekat, ini adalah jarak paling dekat yang pernah ia alami dengan si vampir.
Wajah Jay terlihay berkali2 lebih tampan dari dekat.

"Cantik" Jay berucap pelan.

Jake memalingkan wajahnya, saat kata 'Cantik' terucap mulus dari pemuda Park.

Semburat merah bertandang lagi ke pipinya. jantungnya berdetak tak karuan di dalam sana.

"T-terimakasih" ucapnya masih dengan nada gugup

Jay terkekeh, setelah melihat dengan jelas semburat samar merah jambu di wajah Jake.

"Jangan terlalu percaya diri, aku mengatakan cantik untuk bunga ini" Sahut Jay, sambil memperlihatkan bunga berwarna ungu yang ia bawa di tangannya.

'Sial' gerutu Jake dalam hati, ingin rasanya ia membuang Vampir yang satu ini ke dalam selokan yang berada tepat di sisi kanan jalan.

Tanpa aba2 pemuda tampan itu, menggeser posisinya tepat di depan Jake. lalu menyelipkan bunga yang ia bawa di perpotongan rambut juga telinga Jake.

"Nah, kalau seperti ini.. kau benar2 cantik" pemuda Sim melotot kesal ke arah Jay.

"Ada apa kau menemuiku? bukannya besok kita baru bertemu?" tanyanya dengan nada kesal.

"Ayo batalkan kesepakatan kita Jake"

Jake mengerutkan alisnya, penasaran dengan kata selanjutnya yang akan keluar dari mulut Vampir di depannya.

"Ekhem, maksudku... kita kan, akan berpisah. Ayo kita lebih banyak bertemu, agar nanti saat kita berpisah.. kau tak merindukanku" Jay melanjutkan kalimatnya sembari menoel gemas hidung bangir Jake.

"ck, aku kira kenapa!?" ujarnya lalu merotasikan malas kedua bola matanya.

"Kau benar2 menggemaskan. aku suka tapi bohong" Dengan sekuat tenaga Jay berlari menjauh dari Jake yang sudah terlihat tersipu namun juga agak marah.

Deg

"Yakk, bisakah kau pergi saja dari dunia ini Park Jongseong?"

Tbc

●●○○●●○○

Tes... ada orang?

Kisah dikala senja ( jayke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang