Q

470 73 18
                                    

Pagi menjelang, Jake bangun lebih awal. karena gejolak aneh di dalam perutnya, rasa mual terus menerus menderanya. berkali2 ia memuntahkan isi perutnya, namun tak ada satupun makanan yang keluar. hanya cairan bening yang ia keluarkan.

Sungguh, ia merasa lemas sekarang. duduk di tepian ranjang, dengan menatap heran ke arah Jay yang tengah tersenyum.

"Ada apa denganmu? kau sakit?" tanya Jake memastikan, karena sungguh sekarang Jay terlihat seperti orang gila diluaran sana.

Jay hanya menggeleng

"Aku pikir kita akan punya bayi"

****

Jake berlari dengan tergesa, saat melihat perkelahian antara Taehyun dan suaminya Jay. keduanya saling memercikan kekuatan lewat jari jemari satu sama lain. Jake dibuat bingung dengan apa yang membuat keduanya berkelahi.

banyak sekali yang menyaksikan keduanya. baik para pengunjung, maupun pemilik rumah ini. Di tepian pintu Jongho berteriak histeris untuk meminta keduanya berhenti. namun, keduanya seolah tuli.

"Jay hentikan" Jake tak tinggal diam, dia tak mau anaknya nanti tak punya ayah. sungguh sempit pemikirannya. ya, Jake akan menjadi seorang ibu nanti, setelah anaknya lahir pastinya.

Jay tak merespon, ia masih kukuh dengan kekesalannya. ia kesal, akibat Taehyun yang telah menghina Jake tanpa sepengetahuan pemuda Sim itu.

"Jay berhenti" sekarang nadanya lebih tinggi berharap kedua orang itu bisa berhenti secepatnya. Minhee yang baru saja pulang, langsung menatap heboh pertarungan dadakan itu.

"Ini seru" gumamnya persis tepat di telinga Jongho.

"Hentikan ini, aku hanya ingin Jake bukan pemuda itu" Ucapan Jongho seperti perintah untuk Minhee. maka dengan itu, ia segera berlari menghampiri 2 orang yang mungkin telah tersulut emosi itu.

"Berhenti!! kalian pikir, kalian bisa menyelesaikan masalah dengan begini?" Minhee berdiri di tengah2 keduanya.

"Ck, kau menyebalkan Min" Taehyun mengakhiri pertarungannya. lalu pergi dengan kaki yang menghentak2 di tanah.

Sedangkan Jay, hanya memutar bola matanya malas. lalu berjalan cepat meninggalkan Minhee yang diam dengan kedua tangan yang masih direntangkan.

"Ayo pergi dari sini." Perintah Jay pada Jake, lalu ia menarik tangan yang lebih muda untuk ikut bersamanya.

Sampai di kamar, Jay hanya diam sambil merapikan kamar inap keduanya. Jake menatap bingung dengan apa yang akan dilakukan suaminya.

"Ada apa?" tanya Jake heran

"Kita pergi saja dari sini. aku merasakan aura tak nyaman" kedua alis Jake berkedut, ia yakin apa yang dikatakan Jay tak 100 persen benar.

"Kau pasti masih kesal dengan pemuda tadi kan. makanya memintaku untuk pergi? begitu?" tanya Jake penuh intimidasi.

"Tidak Jaeyoon, aku memiliki firasat tak nyaman dengan Jongho dan para adik iparnya itu." Jake mengangguk pasrah, ngomong2 ia juga merasakan hal yang sama dengan Jay.

****

"Ck, Kemana sebenarnya kau Park Jongseong?" gerutu Sunghoon, ia sekarang tengah mencari keberadaan Jay yang entah berada dimana.

padahal ia sendiri tadinya ingin rebahan saja dikamarnya. tapi tanpa badai maupun hujan, ayahnya Park Chanyeol datang dan menyuruhnya untuk mencari keberadaan saudaranya itu.

"Menyebalkan, awas saja kalau ketemu. akan ku bunuh kau Park" Cerocosnya.

"Kenapa lagi dan lagi harus aku yang disuruh ayah untuk mencarinya. kenapa bukan orang suruhan ayah saja. ck, merepotkan"

"Kau sibuk menggerutu, tidak tahukah kau aku di bawah sini benar2 pusing mendengar ocehan tak bermutu milikmu itu?" Sunghoon terperanjat kaget, saat mendengar seseorang berbicara padanya.

seingatnya, tadi ia hanya sendirian disini. lalu siapa pemuda yang berbicara dengannya ini? Dengan segera ia menatap ke arah bawah, disana seorang pemuda tengah menatapnya kesal. tidak bukan kesal, tapi sangat manis bagi Sunghoon.

"Turun kau, akan ku jewer telingamu. Aishhhh benar2" pemuda itu terlihat frustasi.

"Apa mau mu?" Sunghoon menatap sengit pemuda di bawah sana.

"Aku ingin menghabisimu, karena sudah mengganggu tidurku"

"Terserah kau, aku pergi kalau kau terganggu"

"yakk kau!?"

****

"Ck, tempramen sekali, hanya karena aku menghina pemuda itu kau langsung pergi dari sini" ejek Taehyun dengan senyum menyeringai yang tersungging di sana.

Jay mengepal tangannya erat, berusaha untuk tidak mengeluarkan emosinya. ia benar2 di buat emosi dengan pemuda itu.

"Jangan dengarkan dia" Jake berucap sebelum sebelum Jay benar2 mengeluarkan emosinya.

Keduanya terus melangkah, sampai ke halaman luar penginapan itu. Minhee berdiri dengan senyuman yang sulit diartikan.

"Selamat tinggal, dan nantikan permainan selanjutnya. kau  salah karena telah mampir ke sini, dan memulai permainan dengan keluarga Kang. Park Jongseong dan Park Jaeyoon. akan ku pastikan, kakakku mendapatkan apa yang ia inginkan" gumamnya kecil, namun dapat di dengar oleh Jay.

tbc

****

sorry beberapa chapt akhir bosenin.... soalnya lagi buntu... bingung juga sama endingnya kek gimana...

ini masih datar2 aja karena belum ada masalah yang pas... tapi aku pastiin, mungkin chap berikutnya bakal mulai masalahnya...

ok, buat kalian semua makasih..


Kisah dikala senja ( jayke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang