"Huhhhh, kemana sekarang kita pergi?" Jake mendengus diakhir kalimat. ia memandangi wajah tampan Jay yang sedari tadi menatap lurus ke depan.
Matahari sudah hampir terbenam di ufuk barat sana. dan keduanya masih belum bisa menemukan tempat untuk ditinggali sementara, sebenarnya kemana Jay akan membawa Jake?
"Jay kenapa kita tidak tinggal dikastilmu saja?"
sretttt
Sebuah anak panah melesat cepat hampir mengenai lengan kanan Jake. beruntung, ia dengan segera menghindar saat mengetahui lesatan anak panah tersebut. Jay yang panik segera mendekat ke arah Jake. anah panah yang meleset itu, tertancap di pohon besar yang berada 20 meter di belakang mereka berdiri saat ini.
"Kau baik2 saja?"
Jake mengangguk, ia berbalik ke belakang ingin mengambil anak panah itu. namun dengan segera Jay meraih tangan kanan Jake yang bebas.
"Tetap disini, jangan kemana2" Jay merangkul si manis.
"Siapa kau? keluar kau pengecut!!" Suara Jay memantul di pekatnya malam.
Jay menajamkan indranya begitupun dengan Jake. 2 anak panah melesat sekaligus, dengan gesit Jay membawa Jake menghindarinya. merasa cukup berbahaya berada di bawah sini, lantas Jay membawa sang istri ke atas ranting pohon besar.
kedua matanya masih mengamati tempat asal anak panah itu melesat. gundukan semak yang besar, tak terlalu jelas karena tak ada penerangan yang cukup di hutan ini. cahaya rembulan tak nampak, karena lebatnya pepohonan pinus yang menjulang tinggi mencakar langit.
"Cih, dasar pengecut." ia mengulum senyum, kala 2 anak panah lain melesat di bawah sana.
"Apa mereka bodoh? tak menyadari keberadaanku diatas sini? tapi baguslah" ia mengembangkan senyum pongahnya.
terdengar suara di dalam semak itu, perlahan semaknya terbuka lebar. menampak bayangan seseorang yang tak terlalu jelas tengah berjalan dengan bingung. mungkin saja seseorang itu bingung dimana keberadaan calon korban mereka tadi.
Jake dibuat terkejut, saat 2 orang lainnya menghampiri satu orang tadi berdiri di depan semak.
"Jangan banyak bergerak, tetap disitu" ucap Jay, yang melihat Jake seakan tak nyaman dengan posisinya. dan mencoba untuk menyamankan pijakannya.
"Aw" Jay merintih keras, saat buah pinus jatuh tepat mengenai kepalanya tanpa ampun.
fokus 3 orang disana langsung teralih kepada tempat Jake dan Jay berpijak. tanpa aba2 ketiganya melesatkan banyak anak panah tanpa ampun kearah Jake dan juga Jay.
Jake terlihat kewalahan, kala menghindari hujaman anak panah itu. Sedangkan Jay, masih berusaha untuk mengamankan Jake.
"Awh" satu anak panah berhasil melukai Jay, untungnya hanya pada bagian lengan bukan organ penting di tubuhnya, seperti Jantung.
Dengan cekatan, tangan kekarnya meraih tubuh mungil Jake. lalu mendekapnya erat, ia akan melakukan teleportasi. tak peduli dengan 3 orang yang masih berada dibawah sana, sibuk dengan kegiatan memanah mereka. ia pun, tak berniat untuk memusnahkan mereka ber3. karena baginya hanya membuang waktu.
dan pastinya hanya membuat keselamatan Jake dan calon anak mereka terancam. tapi fokusnya terhenti, kala ia tak lagi mendapati anak panah yang melesak ke arah mereka. di bawah sana, ia mendengar suara keributan.
"Siapa itu?" Jake bertanya, setelah sekian lama memperhatikan 3 orang yang kini bertambah menjadi 5 orang.
Jay mengikuti arah pandang Jake, netranya menyaksikan 5 orang tengah berkelahi. dengan perbandingan 3 lawan 2. salah satu dari 2 orang itu, mengenakan jubah panjang yang menutupi tubuh juga kepalanya. sedangkan satunya hanya mengenakan pakaian biasa dengan lilitan kain di sekujur tubuh yang tak tertutupi baju.
"Sunghoon?" terka Jay, kalau ia tidak salah lihat, pemuda yang sedang berkelahi dengan mengenakan pakaian jubah itu adalah saudara kembarnya.
"Siapa Sunghoon?" Jake mendelik, dengan nama yang baru saja disebutkan.
"Saudaraku" enteng Jay.
Jake mengangguk, keduanya hanya sibuk menyaksikan adegan perkelahian itu dari atas pohon, tanpa ada niatan untuk membantu.
Pertarungan sudah usai, dengan dimenangkan oleh 2 orang yang baru saja datang tersebut. Jay turun ke bawah pohon, tanpa mengikut sertakan Jake. takut2 ia salah tangkap, dengan pemuda yang ia pikir merupakan Sunghoon.
Berjalan gotai, dengan terus hati2. Jay tak menyadari kalau pemuda di depan sana menyeringai. seringaiannya tertutupi oleh topi yang melekat pada jubahnya.
"Jay? akhirnya aku menemukanmu!!" Pemuda itu menanggalkan kepala jubahnya.
"Sunghoon?" Tebakannya benar, itu Sunghoon. lalu siapa pemuda yang berada di belakang saudaranya ini?
"Bagus, aku menemukanmu. jadi artinya, ayo pulang. ayah sudah mempersiapkan pesta pernikahanmu" Jay terlonjak kaget dengan tuturan dari Sunghoon.
"Tidak, aku tidak ingin menikah dengan pemuda itu. Kau saja kalau mau, katakan pada ayah mulai sekarang aku tidak akan menjadi raja." Sunghoon mendengus tak suka.
"Ck, masih sama ternyata."
"Memang apa yang kau harapkan dariku? aku tetaplah Jongseong yang dulu Park"
"Aku tahu, omong2 dimana malaikat itu kau sembunyikan?" Tanya Sunghoon intimidasi.
"Malaikat?" Pemuda di belakang sunghoon akhirnya membuka suaranya.
Sunghoon terlihat menggaruk tengkuknya, sedangkan Jay menatap tajam Sunghoon.
"Aku disini" Pemuda yang berada tepat di belakang Sunghoon berjengit kaget, kala mendapati Jake yang tiba2 berada di dekatnya.
"Astaga, kau hampir mencabut nyawaku" ucapnya dramatis, sambil mengelus dadanya.
"Hehe, Mian"
"Siapa dia?" Jay menyenggol lengan Sunghoon yang masih diam.
"Ceritanya panjang"
"pendekkan"
"Fyuhhhh, dia Lee Heeseung. Vampir dari kerajaan lain, kami tak sengaja bertemu saat aku berada di atas pohon. pemuda ini terus saja mengikuti kemana aku pergi. aku tak suka itu, tapi mau bagaimana lagi" dengusnya pelan.
"Dia manis, cocok untukmu" Tanggap Jake, membuat pemuda yang disanjung bersemu merah.
tbc
●●○○●●○○
.......

KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah dikala senja ( jayke)
De Todo"berjanji untuk bersama?" Js "berjanji" Jy dan, dihadapan tuhan.. mereka bersimpuh. membuat janji yang akan menjadi penyangga cinta mereka. meskipun dunia menentang keduanya, tak memberikan tempat dimanapun. mereka akan tetap bersama meskipun mengu...