The Truth

590 75 6
                                    

Daripada dibenci, diabaikan lebih menyakitkan

........

Jika ada satu hal yang bisa dia minta didunia ini adalah, dia ingin memutar waktu dan kembali pada masa dimana kedua orangtuanya pergi saat itu. Dia ingin menahan mereka pergi, menahan mereka untuk tetap hidup.

Tapi waktu tidak pernah akan bisa  kembali berputar, kita hanya bisa meminta memperbaiki masa depan, tidak ada waktu untuk kembali.

Tapi pria didepannya dengan santai mengatakan dia membunuh ayahnya. 

"ottoke seanggake?" (Bagaimana menurutmu?)

Dia tersadar dari lamunannya, apa ada kesempatan untuk menarik ucapannya tadi. Membantu pria ini,  hah..yang benar saja. 

"akan aku pikirkan lagi", sebenarnya banyak yang harus dia pikirkan, tapi tak terucap.

"Sudahlah kalau kau tidak mau membelaku, tidak masalah. Tapi sekarang kita teman".

"Teman?". Sebuah kata yang tidak tepat, dia lebih suka menganggap ini hanya sebuah transaksi atau perjanjian. 

"Saling menyimpan rahasia adalah cara terbaik berteman, bukan begitu?", dia kembali tersenyum.

"Aku tau rahasia orangtuamu dan... karena kau tidak mau membahas dia... gadis itu, kita bicarakan nanti. Aku tidak akan memaksa silahkan kau pikirkan dulu", Joongi hanya menepuk bahunya dan pergi dari ruangan itu.

Terngiang ucapan pria itu, dia tidak menawarkan untuk berpikir itu terdengar seperti pertanyaan yang harus dijawab iya.

****

Karena sudah berganti dosen pembimbing, Moon Young hari ini harus berhadapan dengan Joongi, setelah berdiskusi sebentar.

Moon Young memandang ruangan dosen itu ada beberapa hiasan pisau perak yang digunakan untuk pembuka surat. Yeopeunne tamna (cantiknya aku menginginkannya)  dia hendak mengambil pisau itu.

 Yeopeunne tamna (cantiknya aku menginginkannya)  dia hendak mengambil pisau itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi koleksi pisau perak kota gede)

Joongi yang menyadari itu, "Kau menginginkannya?"

"Ne, apa boleh untukku?", sebenarnya tanpa bertanya pun dia hendak mengambilnya.

"Boleh, asal kau menjawab pertanyaanku, apa hubunganku dengan Prof. Do?".

Dia tidak menyangka akan ada pertanyaan seperti ini, "Prof. Do pernah pembelaku tapi sekarang tidak lagi, dia memang  hanya pura-pura peduli". Dia sebenarnya malas membahas pria itu. 

"Apakah aku boleh bertanya juga?",  Ada pertanyaan yang tertahan dipikirannya meminta jawaban.

"Hmmm.. Gyusonim, aku mendengar kau dicurigai sebagai tersangka, apa itu benar?", tanyanya ragu tapi rasa penasarannya lebih besar. 

Another WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang