Menjadi dewasa artinya, daripada menghakimi, kamu memilih memahami
--------
Let's Healing Together
.
.
.
.
Sung Bora berkali-kali memijat pelipisnya, dia mendengarkan dengan seksama sesi konseling kliennya dari ruangan lain dengan mesin perekam suara
Kliennya seorang korban pemerkosaan. Mengalami trauma, memilih bungkam seribu bahasa, jika ditanya tentang kasusnya. Kesaksiannya penting, kurangnya bukti, tersangka bisa dibebaskan dalam 48 jam lagi dari tahanan kepolisian.
"Omong kosong apa yang dibicarakan mereka." Waktunya menipis, tapi kliennya dan suaminya hanya melakukan sesi konseling dengan membicarakan hal tidak berguna. Kucing, makanan favorit.
Sesi konseling selesai "Basa-basi apa yang kau omongkan?" Dia jelas marah, waktunya sempit. Tapi begini cara suaminya bekerja.
"Ssst.. ini sesi konseling bukan interograsi"
Bora hanya diam suaminya benar. berbeda dengan pertanyaan mendesak seperti yang biasa dia gunakan saat mengintrogasi. Ini dinamakan bertanya menggunakan empati.
Perbedaan profesi mereka istrinya berkutat dengan hukum. Bertugas menghukum orang yang dianggap bersalah berpijak pada logika dan logika. Bertolak belakang dengan suaminya sebagai psikolog, tidak boleh menghakimi masalah kliennya apapun yang terjadi. Melihat dengan perasaan. Dalam pekerjaan saja mereka memiliki banyak perbedaan.
"Apa kau bisa mengeluarkan ilmu hipnotismu? Hipnoterapi." Sekedar untuk mendapat bukti lain.
"Aku tidak bisa memaksa kalau dia tidak mau." Perbedaan lain lagi, hukum adalah pemaksaan untuk membuat orang lain patuh. Sedangkan psikologi harus dengan sukarela."Lalu aku harus apa?" Banyak orang awam mengatakan kasus pembunuhan sulit untuk dipecahkan. Mereka harus tau kasus pemerkosaan adalah paling rumit pembuktiannya.
Disebut pemerkosaan jika ada pemaksaan. Pembuktian unsur pemaksaan itu sangat sulit. Banyak korban juga memilih diam karena menganggap ini adalah aib. Kasus kejahatan dimana korban juga merasa bersalah dan disalahkan.
'Pakaianmu pasti tidak pantas'
'Kau pasti yang mengoda lebih dulu'
Pertanyaan yang menyudutkan korban, membuat mereka mundur teratur tidak jadi melapor. Menganggap ini aib, sebuah kesalahan.
Jangan menyalahkan dirimu sendiri atas sesuatu yang memang bukan kesalahanmu.
"Pelaku mengajukan damai dan ingin menikah dengan korban. Apa kau setuju?" Tawaran penyelesaian secara damai oleh keluarga pelaku. Menikahkan korban dengan pelaku.
"Kau gila?! Kau mau membiarkan dia melihat dan hidup dengan pembuat traumanya seumur hidup?!" Suaminya tak habis pikir ini lebih buruk dari masuk penjara. Suaminya menghela napas.
"Itu realitanya dan sering terjadi, dianggap sebagai bentuk tanggung jawab. Sama dengan pasangan mesum yang dinikahkan paksa."
"Dia mau berbicara tapi tak mau di ruang sidang." Akhirnya suaminya memberi saran.
Bora yakin pasti wanita itu malu, "Dia bisa bersaksi lewat video." Bukan kemenangan kasus ini yang penting. Kesehatan mental kliennya juga penting. Memunculkannya di ruang sidang bukan ide yang bagus.
.
.
.
"Akhirnya kamu memberikan saran yang bagus. Aku pikir pekerjaanmu hanya mendengarkan dan bercerita saja." Mendengar sesi konseling mereka hanya berisi obrolan bukan seputar kasus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Way
FanfictionBagaimana jadinya jika dua tokoh Ko Moon Young dan Do Min Joon bertemu. Pertemuan ini akan menjadi sebuah anugerah atau bencana. Sebagai dosen dan mahasiswa hukum berusaha memecahkan banyak kasus. sebuah cerita alternatif untuk mempertemukan dua tok...