Chapter 16

1.3K 309 34
                                    

Not even in his wildest dream would Jaehyuk expect that someone would just magically appear on his bed.

The small slim guy curled up, with his short white hair spreads on his pillow yang seharusnya saat ini ditiduri oleh his round little kitty.

The contrast between his white skin and black bed sheet membuat kulitnya itu terlihat snowy white, transparent and crystal clear.

As he closed his eyes, his tender pink lips slightly opened, mengecap beberapa kali, seakan ia sedang bermimpi makan makanan yang lezat.

But then the one that really caught his attention are his ears and tail.

Ya, sepasang kuping kucing di atas kepala, yang bergerak-gerak sedikit seraya bibirnya mengecap-ngecap, while the white thick tail well-manneredly hiding a little bit of his white and shiny buttocks.

Jaehyuk knew, merupakan hal yang normal baginya tidak tahu harus melakukan apa saat ini.

Anyone who just took a shower dan mendapatkan sesosok pria dia ruangan yang hanya berisi kucingnya itu pasti akan sama terkejutnya, dan kucingnya saat ini menghilang entah kemana.

The guy is sleeping tanpa sehelai pun kain menutupinya dan tanpa pertahanan sama sekali.

Jaehyuk's brain feels blank, he looks at the balcony yang terbuka sedikit bekas kucingnya tadi keluar dan kembali ke pria asing yang tidur di kasurnya.

The security measures in his home sudah sangat ketat, bahkan di hallways selalu terdapat CCTV di tiap sudutnya tanpa celah untuk bersembunyi, terkecuali di kamar-kamar, yang memang membutuhkan privacy lebih, but then, di kamar-kamar tersebut sebenarnya ada, hanya saja tidak disambungkan ke layar security.

The air conditioner di pojok ruangan humming silently, to prevent the cat from jumping out of the windows, semua jendela juga sudah tertutup rapat.

So, how did a guy suddenly appear without him noticing?

Bukan berarti Jaehyuk bodoh, ia hanya tidak bisa menerima kenyataan saat ini.

He was stunned for a while, lalu teringat dengan unscientific guess yang ia pikirkan sebelumnya.

Kepalanya bergerak mencari kucing kecil miliknya as he peeks out of the balcony and not finding the round white ball.

No.

Nothing.

In this room hanya ada dirinya dan pria kecil di kasurnya itu.

Tidak ada seekor pun kucing.

Ia mengerucutkan bibirnya dan memiringkan kepalanya.

Sepertinya dirinya ini benar-benar telah mengadopsi seekor monster kucing!

Matanya kemabli tertuju pada  pria yang tertidur itu, pada kulit putihnya yang mulus bersinar.

"Ehem" he coughed slightly with a little bit of blush dan melangkah maju, menarik selimut dan menutupi that dazzling body, to ease his eyes, as he felt he've already seen something he shouldn't have.

Lalu langkahnya menuntunnya menuju ke luar balcony, merasa dirinya butuh waktu untuk menenangkan diri, feeling and breathing some cool fresh air, bersandar di pintu balcony ia menatap hamparan langit yang tanpa bintang malam ini, suram dan gelap.

Also, since the bed is occupied right now, ia merasa sedikit sulit untuknya berbagi tempat tidur dengan orang asing.

Bukan orang asing sih, tepatnya...

kittysahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang