Chapter 72

545 141 0
                                    


Bukan Asahi tertarik pada event ini, namun menurut pendapatnya, jika mengikuti sesuatu, kamu harus menjalaninya dengan totalitas bukan?

He's not that diligent, but he will prepare all that will be needed in case dia membutuhkannya suatu hari nanti.

Seperti saat ini, saat ia harus memutar otaknya untuk menjual sesuatu, he never has the experience to sell anything at all, he can only depends on his basic knowledge about marketing.

Naomi Osaka, meskipun ia seorang introvert, namun dari membaca berita tiap harinya, siapa yang tidak akan tahu dengan nama ini?

Anggota teamnya pun mengangguk setuju, yes, if Naomi Osaka participated in the game, there will be many yang akan tertarik akan hal ini.

Jennie pun bertanya lagi, "Then tell us what should we do now, Mr. Arthur"

Asahi pun menyuruh Junhoe dan anggota laki-laki teamnya yang lain untuk membeli small paper cups, for some free samples, yang langsung di jalankan oleh mereka.

Asahi berputar ke arah dua rekannya yang lain, "Ketika Koo-ssi telah kembali, kita harus mengundang customer untuk mencoba sample dan di waktu yang sama, mempromosikan minuman ini tidak mengandung bahan-bahan berbahaya dan minuman sport yang tersehat, jangan lupa menjelaskan setelahnya tentang undian berhadiah yang akan diselenggarakan melalui website, dan kesempatan menonton Naomi Osaka secara langsung di Tokyo"

Mereka pun take a note silently, Asahi berjalan ke luar stall setelahnya yang membuat kedua rekannya bingung, Jennie langusng memanggilnya, "Kamu? Apa yang akan kamu lakukan? Kamu akan kemana?"

Asahi berhernti, mengerutkan kedua alisnya, "Tolong jaga stall dengan baik, aku akan melihat ke stall sebelah, bagaimana penjualan mereka dibandingkan kita, aku sedikit khawatir"

Namun Jennie menunjuk baju dan celana yang Asahi pakai, "But you will be discovered by them before you could get close enough"

"Jangan khawatir" Asahi tersenyum menenangkan.

Jennie hanya mengangguk, namun masih ragu, mereka tidak membawa uang sepeserpun, apa yang akan Asahi lakukan?

Naturally, Asahi tidak hanya omong besar, he observed that this blue stripes short pants, berwarna putih total di dalamnya, dan vest yang dipakainya ia copot dan pegang di tangannya.

Setelah menggantinya di kamar mandi dengan cepat, ia menuju sink di pinggir bathroom, membasahi tangannya dan mengganti style rambutnya yang berponi menutupi alisnya itu kini menjadi tatanan 7:3, dengan rambut yang basah, rambutnya itu terlihat sedikit keriting dan jauh berbeda dengan rambut fluffynya, alisnya yang tebal juga terlihat jelas kini.

In this way, ia berganti dari seorang SPM menjadi pure and innocent student wearing a white polo shirt and white pants.  

Dengan sengaja Asahi mengambil jalan memutar dan menghampiri stall dari team merah secara diam-diam, dari kejauhan Asahi melihat Azza, Jessica, Han Yu dan peserta lainnya terpisah menajdi 5 stalls seperti halnya tim biru sebelumnya.

Fortunately for them, tidak ada saingan penjual minuman lain di sekitar mereka, jadi penjualan mereka labih baik.

Ia melihat dari kejauhan dan memperhatikan dalam beberapa saat, that they were simply taking advantage of the discount, jika dilihat-dilihat, strategi ini tidak akan melampaui tim biru, dan Asahi merasa sedikit lega.

Namun saat Asahi akan segera pergi, ia merasa ada sesuatu yang salah, ia melihat dan memandang booth milik Han Yu dengan rasa penuh curiga, ia memperhatikan kembali dan mendapatkan apa yang salah dari ini.

Obviously, the crowd in front of Han Yu's booth jauh lebih banyak dari pada booth lainnya!

Asahi squinting and saw another problem, customer di depan stall milik Han Yu almost all are female customers, and most of them are young woman.

Asahi berpikir beberapa saat, lalu mundur beberapa langkah dan bersembunyi di pojok, ia melihat seorang gadis yang baru saja membeli minuman dari stall milik Han Yu dan  dengan sengaja ia menyenggolnya. The girls is not big and tall, jadi tersenggol sedikit saja, minuman botol yang dibawanya itu terjatuh.

The girl immediately shouting, "Kalau jalan lihat-lihat dong!"

Asahi telah berjongkok dan rambut basahnya terurai menutupi dahinya, as soon as he raised his head, ia menatap wajah marah gadis itu dan smile apologetically, he said timidly, "Maaf, aku baru saja belok dari sana, aku tidak melihatmu"

Lalu ia membantu mengambilkan botol yang terjatuh itu dan mengelap debunya dengan sapu tangan di kantungnya, the girl's anger inexplicably dissipated, ia menerima penjelasan Asahi dengan cukup baik, senyum mengembang di wajah gadis itu dan ia menerima botol yang sudah dibersihkan oleh Asahi, wajah gadis itu memerah mendapatkan wajah pria yang menabraknya ini sangatlah tampan!

Sekali lagi Asahi meminta maaf dan akhirnya gadis itu tersadar kembali, ia menggeleng cepat dan berkata, "It's okay, it's okay"

Asahi raises his head, dan seakan baru tersadar dengan apa yang dipegang gadis itu saat ini, ia bertanya penasaran, "Minuman ini? Apa nama minuman ini? Kenapa tidak ada labelnya?"

Gadis itu merasa sedikit malu dan menggaruk pipinya, ia menunjuk ke arah pintu masuk, ke stall milik Han Yu, "Brand Ponari Sweat, ada sebuah event disana dan aku juga kebetulan haus, jadi aku membeli sebuah botol"

Mengangguk, Asahi tersenyum pada gadis ini, like a clear flower blooming under the sunlight, "Event apa? Jika promonya benar-benar bagus, mungkin aku akan membeli 2 botol"

Gadis itu pun seemingly flustered, ia bicara tergagap, "We-well, the boy at the stall saud that if you buy a drink you can get his autograph and..."

"Dan?" Asahi menunggu terusannya.

Menggaruk pipinya lagi, gadis itu mengangkat botol ditangannya ke wajahnya, menutupi sebagian, "L-label yang dicopot aku tuliskan nama dan nomor teleponku, jika aku menang, dia akan memanggilku untuk sebuah appointment" ucapnya kecil.

'Appointment?' Asahi terkejut, dan melihat kerumunan di depan stall milik Han Yu, perasaannya campur aduk, ingin merendahkan namun juga sedikit kagum, from a certain point of view, he looks like an unscrupulous merchantbut sometimes the one like this is the one that will climb faster than anyone else.

Mendapatkan apa yang ia inginkan, Asahi berterima kasih pada gadis itu dengan sopan, lalu berniat untuk pergi, namun gadis itu seperti mengeluarkan seluruh keberaniannya untuk memanggil Asahi kembali, "C-can I ask for your phone number?"

Dengan rambut yang tertiup angin saat menoleh kembali, Asahi showed his youthful beauty dan menjawab dengan frankly, "Aku tidak memiliki ponsel saat ini, sorry, dan aku sudah mempunyai pacar" he smiles apologetically.

Gadis itu pun melihat punggung Asahi yang menjauh dengan sedikit sedih, knowing she was tactfully rejected, yang ia tidak ketahui adalah Asahi hanya bicara jujur, handphonenya saat ini ada di tangan Jaehyuk atau Mashiho, dan Asahi membayangkan jika Jaehyuk tahu akan hal ini.

Asahi merinding!

Ya! Tidak sampai sehari jadian bad unclenya sudah mau tertikung!

Asahi tidak tahu, bahwa semua gerak-geriknya terekam oleh seorang cameraman dari kru produksi yang membawa kamera pengintai, ketika video ini dikirim balik ke tim produksi, it immediately caused an uproar.

---------------------------------

kittysahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang