Chapter 100

549 110 9
                                    


Junghwan tidak tahu siapa yang sedang bersama Jaehyuk saat ini, mereka terlihat sangat dekat as he could see that his little uncle put his arms around the other's body.

Memicingkan matanya, Junghwan menarik Jeongwoo membuntuti dua orang itu, berlagak layaknya pejalan kaki lainnya, namun Junghwan tetap tidak melepaskan dua sosok itu dari sudut matanya, dengan suara pelan dan mata yang membara ia mengajak Jeongwoo mengikutinya, "Ayo kita ikuti, hyung, siapa tahu kita bisa menemukan dimana dia tinggal dan bisa membawa pulang nii-chan!"

Jeongwoo merasa sedikit ragu, tapi ia tetap mengikuti Junghwan, "Kamu yakin? Tidak menghubungi Papamu dan meminta bantuan mereka saja? Aku tidak yakin kita berdua cukup baik"

"Shush, jangan banyak bicara, hyung! Bagaimana kalau mereka sudah hilang saat aku menghubungi Papa!" Junghwan mengerucutkan bibirnya tak setuju, Jeongwoo juga hanya menggelengkan kepalanya saja, "Ya, ya, terserahmu lah" balasnya pasrah.

Dengan kelima inderanya yang menjadi lebih tajam, Asahi menyadari adanya pandangan yang membuntuti mereka, dari balik kacamata hitamnya, ia menoleh kebelakang dan melihat kesekitar, tidak mendapatkan adanya yang janggal karena kerumunan yang terlalu padat, ia pun menarik lengan Jaehyuk, "Hey, sepertinya ada yang membuntuti kita, apa mungkin paparazzi?" bisiknya tepat di telinga Jaehyuk.

"Act like nothing's wrong, hon, jika kamu bertindak tidak wajar, maka mereka juga akan semakin curiga, in any case, kita tertutupi dari ujung kepala hingga ujung kaki, meskipun nanti ada foto, kamu tidak perlu khawatir identitasmu akan terbongkar" balas Jaehyuk tanpa menoleh dan tetap melanjutkan jalannya, "Dimana lokasi kedai ice cream itu? Let's go, don't worry, I'll protect you" Jaehyuk menolehkan kepalanya, seakan melihat keadaan sekitar saja.

Menggigit bibirnya, Asahi merasa sedikit khawatir, tapi apa yang Jaehyuk katakan benar adanya, ia meredakan jantungnya yang berdebar keras dan menghela nafasnya, "Umm, menurut peta arahnya kesini" Asahi pun melupakan rasa itu, 'Mungkin aku sedikit overthinking saja?'

Antrian cukup panjang terlihat di depan kedai, setelah mengantri sekitar 10 menit, Asahi dengan senang memegang ice cream cone yang memiliki tinggi sekitar 30 cm itu, Jaehyuk menepuk topi di kepala Asahi dengan tawa melihat betapa senangnya kucing kecilnya ini.

"Private restaurant ku ada disekitar sini, kamu bisa memakannya disana" Jaehyuk pun membawa Asahi memasuki gang yang dipenuhi dengan berbagai macam plang, hingga sampai sebuah gang yang buntu, dengan sepasang pintu yang terlihat temaram itu di akhirnya, "Here we are"

"Quite secluded" komentar Asahi, masker di wajahnya sudah ia turunkan dari tadi, es krim yang dibelinya juga hanya tinggal setengah.

"A perfect spot for baiting the supposedly 'paparazzi' behind us, right?" Jaehyuk tersenyum kecil, Asahi pun membelalakkan matanya, "Ah, kamu benar!" ia sudah lama melupakan dengan orang yang mengikutinya itu dan menaikkab kembali maskernya.

Saat akan menoleh lagi, Asahi merasa tangannya ditarik, "Masuk dulu, baru kita pergoki" Jaehyuk pun mendorong gerbang yang terlihat gelap dari luar itu.

Memasuki courtyard, Asahi mendapati sebuah restoran mewah dengan suasana yang tenang dan nyaman didalamnya, bangunan bergaya campuran antara tradisional dan modern, dilengkapi dengan danau kecil di bawahnya, seakan bangunan itu terapung "Apa kamu yakin kita masih berada di Hongdae?"

Asahi melihat ke gerbang yang tertutup di belakangnya dan restaurant di depannya, chuckles a bit, Jaehyuk membawanya masuk, "Of course, kamu lupa tadi kita berjalan dimana?"

"Umm" hanya mengangguk saja, Asahi mengikuti Jaehyuk masuk, waitress dengan penampilan yang menarik memakai hanbok semi modern dengan pattern bunga di baju beigenya, dan rok yang mengembang berwarna hijau pastel, "Welcome, Yoon-ssi, would you like to eat at the usual place?" sambut waitress tersebut sopan.

Jaehyuk menggerakkan telapak tangannya, "Mmm, kami akan pergi sendiri kesana, bring us the best course later"

Membimbing Asahi menuju ke belakang bangunan, private room yang akan mereka gunakan memiliki courtyard sendiri, dengan pemandangan indah di luarnya, setelah duduk, Asahi membuka masker dan kacamatanya dan menurukan hoodienya, dengan mata berbinar, Asahi menatap Jaehyuk, "And then? Apa mereka akan membuntuti kita sampai sini juga?" Asahi penasaran apa yang akan dilakukan oleh Jaehyuk.

Melihat kucing kecilnya yang terlalu bersemangat untuk hal yang harusnya dikhawatirkannya, Jaehyuk hanya bisa tersenyum miris, ia pun menaruh jati di depan bibirnya, "Hush" menandakan Asahi untuk diam, Asahi juga mengikutinya, "Sssh!" gigi-gigi taringnya yang menggemaskan muncul karenanya, membuat tangan usil Jaehyuk mendarat di dimplenya dan mencubitnya pelan.

Lalu tak lama kemudian, dengan telinganya yang berkali-kali menjadi lebih tajam itu, Asahi menangkap suara langkah yang sangat pelan dan bisikan "Apa mereka tadi masuk kesini?" "Um! Aku yakin!"

Asahi merasa tak asing dengan dua suara itu, berusaha mengingat, "Suara ini..." gumamnya seraya mengetuk dagunya.

"Come on in, Jeongwoo, Junghwan" panggil Jaehyuk masih dengan senyum lebar, ditangannya, sebuah tangan ramping yang putih pucat dielusnya lembut.

"Brakk!" suara seperti adanya benda yang terjatuh pun terdengar di luar, sedangkan Asahi dengan mata yang terbelalak lebar dan bibir yang terbuka, ingin bangkit dan menggeser pintu yang tertutup itu, namun Jaehyuk menahannya, "Biarkan mereka masuk sendiri"

Asahi sedikit merasa panik, bagaimana pun juga, dirinya tidak pergi baik-baik dari rumah, ia juga tahu, pasti kekurganya mengkhawatirkan dirinya, "H-hwanie?! Bagaimana ini... aaaah?!" tanyanya panik.

Namun Jaehyuk masih terlihat santai, berpindah mengelus punggung Asahi agar panik kucingnya itu reda, "Makan dulu es krimmu, lihat, sudah menetes ke tanganmu" Jaehyuk pun membawa tangan ramping itu ke wajahnya dan menjilatnya, "What a waste" gumamnya dengan senyum yang terlalu menggoda untuk lawan empuk seperti Asahi.

"This smelly uncle!" wajah Asahi memerah seketika, telinga terasa panas merasakan benda tak bertulang itu 'membersihkan' tangannya, membuatnya melupakan kepanikannya.

Masih memandang Asahi dengan sebelah alis yang dinaikkan, Jaehyuk kembali berucap, "Well? Jika kalian tidak mau masuk, pergilah sana pulang, nanti kau dicari Papamu, aku tidak mau disebut 'penculik' lagi"

Tak berapa lama kemudian, pintu pun bergeser, memperlihatkan dua remaja yang memakai pakaian trendy, yang satu memiliki honey brown skin dan rambut hitam pekat, dan yang satu lagi as fair as a mochi dan wajah yang masih memiliki baby fat, dengan kepala menunduk, Junghwan tak berani menatap ke arah Jaehyuk, "Un-uncle..." ucap Junghwan gemetar, ia masih ingat konfrontasi ayahnya dan pamannya ini dulu!

"Come in and sit" ucap Jaehyuk, suaranya masih sama lembutnya, namun di telinga Junghwan, suara itu cukup menyeramkan, membuatnya merinding.

"O-oh" Junghwan pun menuruti dan melangkah masuk sambil menggandeng lengan Jeongwoo, namun temannya itu mematung tak bergerak.

"Hyung?" Junghwan heran, apa mungkin hyungnya ini takut? Tidak seperti biasanya, ia pun menoleh ke arah Jeongwoo, "Temani aku hyung!" bisiknya dari sela giginya, berpikir Jeongwoo tidak ingin menemaninya masuk.

"Nii-san..." gumam Jeongwoo tak membalas kata-kata Junghwan, Junghwan mengerutkan dahinya, "Apa maksudmu, hyung..."

Junghwan yang tak mengerti, menoleh mengikuti arah pandang Jeongwoo, dan kali ini ia juga turut terpatung, "Nii-chan!"

--------------------

kittysahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang