Chapter 46

875 204 17
                                    


Asahi juga tidak peduli kakak sepupunya ini melakukan apa, selama hasil photonya terlihat bagus, ia tidak keberatan, Asahi melanjutkan guling bergulingnya, kebiasaan yang dibawanya semenjak menjadi kucing.

"Then how about this? Bagaimana jika kamu mengikutiku untuk sebuah audisi iklan?" tanya Mashiho seraya melihat hasilnya yang sepertinya cukup memuaskan, as he keeps on nodding his own head.

Merasa tertarik, Asahi membangikitkan dirinya dan bertanya, "Audisi iklan apa, Mashi-nii?"

"Iklan untuk sports drink, Ponari Sweat, ronde pertama untuk kompetisi ini sudah berjalan semenjak 3 hari yang lalu, dan hari ini adalah hari terakhir untuk pendaftaran, aku akan kesana untuk memastikan model yang dipilih cukup tepat" ucap Mashiho, memasukkan kameranya ke tas, "Ayo, atau kau mau diam disini saja?"

Mata emas Asahi menatap Mashiho erat, memang sepupunya lah yang paling bisa di andalkan! 

Dengan semangat ia berdiri dan mengikuti Mashiho keluar kamar, "Mashi, apa kamu yakin aku akan diizinkan keluar?" bisiknya dengan sangat pelan.

Mashiho hanya mengangguk saja, "I don't think uncle Ji akan memarahimu hanya karena mengikutiku, aku takut kamu akan berjamur jika tidak keluar sama sekali!" ucapnya bercanda, Asahi pun hanya tertawa dan dengan senang merangkul tangan yang terlihat ramping namun sebenarnya kekar itu.

Mashiho, meskipun memiliki wajah yang sangat imut dan menggemaskan, namun jangan salah, dia memiliki otot-otot yang terlatih! He's exactly what you've been calling as a wolf in a sheep's clothing!

Perjalanan ke tengah kota tidak begitu jauh dari kediaman keluarga Hamada, sekitar setengah jam mereka berkendara, Asahi dan Mashiho tiba di sebuah agensi.

He looks outside at the jam-packed bus yang baru saja berhenti di depan gedung ini, a group of fresh faced youngsters turun dari bus itu, they dressed in a short sleeved shirt yang terlihat sejuk dan ultra-short pants yang memperlihatkan kaki jenjang mereka, beberapa mengenakan rambut mereka dalam ponytail style, a pleasant scenery, sungguh cocok untuk audisi kali ini.

Asahi yang jarang sekali bertemu orang asing merasa excited akan hal ini, ia teringat saat menjadi Baby dan merebut seluruh perhatian kamera padanya, 'That was not a bad experience' he'd love to see how others would be!

Asahi dan Mashiho memasuki elevator yang sama dengan gadis-gadis itu tadi, entah mengapa, pandangan yang terasa hostile mengarah kepadanya terasa,  as a cat with cat's special sixth sense, pandangan ini terasa sangat mencolok!

'What? Apa mereka berpikir aku ini saingan mereka?' Asahi pun memeriksa pantulan bayangannya di elevator yang berdinding cermin, seorang pria muda dengan wajah yang sudah terlalu sering ia lihat di cermin dari kecil hingga dewasa, hanya saja sekarang terlihat sehat dan tidak pucat lagi, pipi yang sedikit tembam dan looking healthy, rambut putih dengan poni menutupi seluruh dahinya, serta sepasang mata emas di bawah rambutnya.

He wryly smiles, meskipun ia juga tahu dirinya berparas indah, namun gadis-gadis ini terlalu overthinking! Membuatnya tidak tahu harus tertawa atau menangis, ia pun hanya tersenyum sopan kepada mereka yang terus memandangnya tajam, dan gadis-gadis itu pun langsung memindahkan pandangannya, merasa sedikit bersalah.

Mashiho yang juga menyadarinya hanya tertawa kecil dan menarik lengan Asahi dan mempererat rangkulannya, both Mashiho and Asahi knows, the girls are still innocent dan belum mengenal society looking how they showed their hostility openly, mungkin baru saja lulus sekolah.

As soon as they're arrived at the registration floor, para gadis itu tidak bergerak dan hanya diam, Asahi and Mashiho waited for while, menyadari apa yang terjadi, Mashiho pun menarik Asahi keluar dari elevator, baru saja melangkah 3 kali, sayup-sayup terdengar dari belakangnya.

"That white haired guy is just so pretty!"

"Bukan hanya cantik! Juga elegant! How nice~"

"Benar sekali, meskipun mereka ada disamping kita, aku menjadi tidak berani untuk bernafas!"

Mashiho tahu betul apa yang gadis-gadis itu bicarakan, in fact, influence yang Asahi berikan tanpa ia sadari sama sekali memang semenarik itu, he has this unque breath, natural demeanor of gorgeous model, even when he's doing some redundant things, he's still looking so good that he can't believe his own eyes.

Stand at 173 cm, thin and slim body, porcelain white skin, long and pretty hands and fingers, unreal doll-like face, beautiful pair of eyes that always glowing brightly, pinkish thin lips just like the most beautiful flower petal, hair that looks so fluffy that you can't help but want to touch it, an elegant swan-like neck.

Meskipun tingginya barely mencukupi, ia bisa melihat potensi yang besar dari sepupunya ini, dan dia berencana untuk mengupasnya mulai saat ini.

Bukankah sangat sayang jika wajah indah ini di sia-siakan?

As he thought so, he thought this is the best decision, he just doesn't know the consequences that his decision will lead to,  keputusan yang dihindari oleh orang tua dari Asahi dengan susah payah.

Because none of Hamada family members, except for Jiyong, Junghwan and Seunghyun, tahu bahwa Asahi yang saat ini sebenarnya adalah seekor kucing, mereka hanya tahu bahwa anak yang tadinya sakit-sakitan ini saat ini sudah menjadi sehat.

Jiyong dan Seunghyun beralasan bahwa Asahi mengikuti sebuah program research rahasia yang menjamin kesehatan anaknya, hanya dengan efek albinism terjadi pada Asahi saat ini.

Keluarga Hamada bukannya gullible, namun penjelasan ini adalah satu-satunya yang bisa dipercaya.

I mean, the one that said so were his own fathers, mau tidak mau mereka harus mempercayainya, setidaknya Asahi benar-benar sudah kembali pada mereka.

Albeit with different identity at this time.

Hamada Arthur.

Yang dijelaskan sebagai saudara jauh dari keluarga Hamada, mereka mengangkatnya masuk ke main family because of his similarity with Asahi, trying to ease the pain of losing their son, Hamada Asahi.

At least itulah yang dikatakan kepada publik, terserah mereka mau percaya atau tidak, seorang Hamada Arthur tidak akan semudah itu untuk ditemui oleh mereka juga.

Seeing such long line di koridor, Mashiho tahu ini tempat yang tepat untuknya meninggalkan Asahi, "Sah-Art-kun, tunggu aku disini sebentar, sepertinya tadi ada kamera yang tertinggal di mobil, aku akan segera kembali!"

Asahi memandang 2 buah tas kamera yang menggantung di tubuh Mashiho, Asahi pun anya mengangguk setuju, memandang punggung Mashiho yang terus menjauh itu.

A guy with ID card in his neck stood by the side of the door, menunjuk ke beberapa gadis dan laki-laki yang berbaris dan berbisik pada wanita disebelahnya, he has a handsome face that looks extremely good with his orange hair.

Asahi yang berada di tengah kepadatan ini pun terdorong maju saat barisan bergerak, ia merasa cukup bosan menunggu Mashiho, sehingga ia memutuskan untuk membaca papan peraturan yang berada di satu sisi keramaian, dari kejauhan, Lee Seunghoon, mendapatkan wajah yang sangat mencolok itu di tengah keramaian, his eyes lit up with pleasure.

Mengangkat tangan panjangnya, ia berteriak 'Sorry' berkali-kali as he broke through the encirclement untuk mencapai lokasi dimana Asahi berada, dengan antusias Seunghoon mengenalkan dirinya pada anak muda yang terlihat sangat polos ini, "Hello, I'm the assistant director untuk audisi hari ini, namaku Lee Seunghoon, do you want me to help you? No, let me help you"

----------------------

kittysahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang