Memasuki limousine untuk kembali pulang, mobil itu terasa terlalu lengang dengan hilangnya 10 peserta lain, everyone felt the cruelty of the game and became silent.
Di dalam keheningan, limousine tiba di depan ocean view mansion, dan mereka satu persatu keluar, Asahi is the last one.
Gadis pertama yang memasuki mansion pun berteriak terkejut, diikuti teriakan senada dari peserta selanjutnya, membuat Asahi penasaran akan apa yang terjadi.
Menapakkan kakinya di hallway, hanya dengan sekali lihat, senyum di wajah Asahi menjadi kaku dan retak, lalu hancur.
Sejauh mata memandang, the mansion is full of his photos, fotonya yang mengenakan lantern clothes and pants menaiki unta dalam berbagai pose, some were magnified and hung on the wall, beberapa dimasukkan ke bingkai dan ditaruh di atas meja, ya, berbagai meja, bahkan fotonya juga berada di TV yang sedang dalam standby mode.
Asahi tidak dapat berkutik, ia merasakan pandangan tajam dari 9 peserta lainnya di tubuhnya, terasa sakit dan menusuk, 'What the freaking hell is this? Are they kidding me?!' ingin rasanya Asahi menangis.
Asahi tahu, sebagai professional introvert, kali ini dirinya benar-benar telah been pushed to the opposite side of the contestant, akhirnya dia benar-benar sendirian tanpa teman dan berita buruknya lagi adalah game selanjutnya adalah group confrontation!
Malam itu tidak ada yang tidur nyenyak, para kontestan menyadari, no matter where they go, mereka tidak akan bisa lepas dari bayang-bayang Arthur, termasuk Asahi sendiri!
Mereka ke dapur, ada Arthur.
Mereka ke toilet, ada Arthur.
Mereka ke halaman untuk bersantai, ada Arthur.
Mereka akan tidur, di bedside table mereka juga ada Arthur!
Bahkan di tiap bungkus makanan juga ada tempelan bergambar Arthur!
Hanya seorang pria di mansion sebelah saja yang senang dengan kondisi ini!
Asahi bukan narcissist, melihat wajahnya dimana-mana membuatnya ingin menangis, bahkan bafsu makannya jadi berkurang karenanya, especially when the rest of the contestant were around, termasuk Junhoe dan Jennie, yang sebelumnya bersikap biasa saja padanya, tiap melihatnya kini seperti melihat monster!
Di saat seperti ini, Asahi merasa hidupnya sangat miserable, extremely miserable!
Waktu pun kembali menjadi malam kembali, waktu istirahat yang mereka dapatkan 1 hari ini tidak dapat disebut sebagai 'relaxing', because of the butt hurting 'Arthur's terror'.
Alarm pun tiba-tiba berbunyi di tengah malam, membuat beberapa yang sudah tertidur kembali terbangun dan lari ke lantai bawah, termasuk Asahi, he glances at the clock on the wall, jarum menunjuk ke angka 11, apa yang akan terjadi di tengah malam seperti ini?
Jaehyuk, looking as impeccable as usual di layar televisi, telah memakai thin white shirt dan celana panjang hitam dari bahan katun, sepertinya sudah bersiap untuk tidur, Asahi mengenal baju yang dipakainya itu, matanya memicing.
Suara lembut Jaehyuk menyapa semua kontestan, "You guys haven't sleep yet? Tomorrow you have to wake up early in the morning, kita akan pergi ke suatu tempat pada pukul 6 pagi, save up your energy as much as possible, good night~"
Asahi melihat pamannya yang terlihat tampan itu di layar TV, somehow he has this urge to smack him! Demi notice yang tak begitu penting, kenapa harus membangunkan tengah malam begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
kittysahi
Fanfickittysahi ( ⓛ ω ⓛ ) ⚠️ bxb ⚠️ Entertainment world ✅ Slow romance ✅ Slow pace ✅ Fluff✅ Cat✅ 🚫Homophobic 🚫 Baku Typos Written in indonesian+english Start: 31st January, 2021