Welcome to new part
Are you ready?Mari ramaikan dengan komentar di setiap paragraf
Selamat membaca.. semoga suka
🕊🕊🕊
Chapter 15
Ruang makan kembali sepi setelah beberapa menit lalu diduduki bersama dengan keharmonisan. Penghuni rumah pun kembali pada rutisnya di malam hari. Namun lain halnya dengan Helen yang justru melangkah ke kamar kakaknya.
"Kak Zavier.." panggil Helen pelan yang muncul dengan laptop dipelukannya.
"Ngapain?" Zavier yang duduk di depan meja belajar, mengangkat sebelah alisnya.
"Numpang sinyal, Kak. Wifi nya lagi nggak klop di kamar Helen." Alibi Helen yang sepertinya tidak dihiraukan Zavier dan tetap lanjut dengan aktivitasnya.
"Kak, di sekolahan Helen mau ada expo campus. Kakak dateng ya sekalian buat ngenalin kampus kakak." Ujar Helen dengan perhatian pada layar laptop menyelesaikan rincian acara sebagai tanggung jawabnya.
"Kakak ngenalin kampus atau kamu yang ngenalin kakak ke temen-temen kamu,"
"Hehe, bentar palingan kak. Mereka cuma mau liat real nya kakak aja. Penasaran gara-gara postingan itu." Balas Heles apa adanya dengan cengiran kuda. Pasalnya beberapa hari lalu Helen mengunggah fotonya bersama Zavier saat we time disosial media. Hitungan menit, postingannya ramai begitu saja oleh komentar teman-teman satu sekolahnya yang terpesona oleh wajah kakaknya. Meskipun difoto itu Zavier tanpa ekspresi.
"Oh iya kak, tau kabar kak Zora nggak?"
Zavier hanya menggedikkan bahu--tidak tahu."Kalian nggak satu kampus kan kak, tapi kok pas di rumah sakit kayak udah deket gitu,"
"Deket darimana?"
"Kayak temen akrab gitu. Meski nggak ada percakapan, dari gelagat kalian keliatan. Apalagi pas Kakak khawatir sama kak Zora."
"Abg tau apa?"
"Yeuuu, ngeledek. Makanya sesekali tu baca self development, nggak materi mulu."
Timpal Helen pada kakaknya yang kini duduk di sampingnya menyimak buku berjudul metode numerik."Sok baca insting orang."
"Ishh kakak mah. Tapi bener kakak sama kak Zora keliatan deket. Padahal kalian ketemu gara-gara jatuh di depan rumah kan?"
"Helen nggak bisa bayangin, kalo misal kalian deket. Kak Zora yang baik juga asik ketemu kak Zavier yang dingin plus nyebelin, mpmhh-- kakak!"
Zavier tertawa berhasil menyumpal mulut adiknya dengan biskuit gandum yang dia bawa dari meja.
"Makanya ngga usah ngaco."
"Ihh kakak mah, jadi kotor kan keyboard Helen." Gerutunya sembari membersihkan bibir lalu keyboardnya.
"Jangan gampang nilai orang cuma karena awal yang berkesan. Udah berapa kali interaksi emang?"
"Ngga usah berapa banyak interaksi kak, udah keliatan juga orangnya gimana. Helen jadi heran, dulu mama nyidam apa sih pas hamil kakak? Apa mungkin es balok, jadi dingin dan nyebelin gini pengen digepuk."
"Kalo iya, masih mending. Dari pada pas elo, pengen melihara beo."
"Hih! Btw beo yang di rumah dulu bukan, kak?" Geram Helen seolah pudar dengan out of topic.
Zavier mengangguk, dengan perhatiannya yang masih memahami isi buku.
"Ngomongin rumah dulu, Helen jadi kangen suasana disana. Deket sama nenek dan sepupu lain. Main terus ketawa-ketawa bareng mereka. Dan paling memorable tu pas kakak jatuhin Helen pulang sekolah. Wkwk, kakak nggak berani pulang takut diomelin mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany of Love
ChickLitBerawal dari tindakan tak terduga dengan menerima tantangan tanpa berpikir panjang dari lawan mainnya. Dialah Zavier Rifaldo Gustian, manusia dengan pamornya yang tinggi, berspekulasi ingin menyangkal pemikiran orang-orang terhadap dirinya. Zavier m...