Consequence

347 77 19
                                    

Welcome to my work friends
.
Please give your appreciation after reading this chapter form of vote or comments
.
Enjoy & Hapoy Reading Guisss

🕊🕊🕊

Chapter 18

"Yah telat banget nih gue," monolog Zora setelah menyelesaikan urusannya kemudian bergegas ke tempat yang sudah seseorang kirimkan alamatnya semalam.

"Akhirnya sampai juga." Sejenak Zora mematut dispion sebelum akhirnya mencari keberadaan seseorang yang kemarin meminta bantuan padanya.

Mengantipati diri agar tidak celingak-celinguk di dalam nanti, Zora mengirimkan pesan untuk memastikan keberadaan orang yang akan ia temui. Namun tanpa sangka di tengah perjalanannya,

'Deghh,'
"Eh sorry-sorry," ujar Zora refleks tidak sengaja menabrak bahu seseorang.

"Zavier?"

"Dateng juga lo." Yaps, seseorang yang akan Zora temui adalah Zavier.

"Ya udah ayo masuk," dengan percaya dirinya Zora hendak melangkahkan kakinya ke dalam, namun tertahankan oleh Zavier.

"Ngapain? Urusannya udah kelar." Ekspresi Zora berubah.

"Duh sorry banget Vier, tadi gue dijal-"

"Sebagai konsekuensinya lo ikut gue sekarang." Kalimat Zavier yang memotongnya terdengar dingin dan memerintah, membuat Zora sedikit was-was.

"Kemana? Mau ngap-"

"Yang pastinya gue ngga akan culik lo."

"Hobi banget motong ucapan orang," gerutu Zora yang ia pastikan Zavier tidak mendengarnya.

Zavier cukup baru untuk Zora percayai, namun seringnya berjumpa tanpa sengaja Zavier cukup baik untuk dia kenal. Meski sesekali ucapannya tidak mengenakkan, tapi itu tidak masalah untuknya. Zora pun mengikuti laju kendaraan Zavier.

• • • •

Zavier menghentikan kendaraannya di tempat yang tidak asing bagi Zora. Ya, mereka pernah bertemu disini-tempat bowling sebelum bertukar cerita di kafe seberang saat itu.

"Bisa kan mainnya?" tanya Zavier dengan nada khasnya yang dingin.

"Bisa dong," jawab Zora antusias yang bermodalkan pernah memainkan game bowling online.

Angguk Zavier lalu terlebih dahulu mengambil start untuk bermain. Selama permainan berlangsung tidak ada percakapan diantara keduanya. Zora yang menyadari perubahan pada Zavier pun menghampirinya.

"Strike mulu, nggak bosen Vier?"

"Nggak." Mendengar balasan singkat Zavier, Zora mendapat ide seketika.

"Pinjam bolanya." Zora berhasil merebut bola dari Zavier.

"Apaansih, yang lain sana."

"Nggaklah, nggak seru. Biar seru gimana kalo cara mainnya kita balik, yang jatuhin pin paling dikit dia yang menang," ajak Zora.

"Lah, aturan main bowling kan harus jatuhin ten pin."

"Jadi lo nggak berani?"

"Masak seorang Zavier nggak berani sih," ledek Zora karena tidak mendapat tanggapan.

Epiphany of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang