Invitation

325 73 8
                                    

Welcome to my work friends
.
Please give your appreciation after reading this chapter form of vote or comments
.
Enjoy & Hapoy Reading Guisss

🕊🕊🕊

Chapter 17

Pukul tujuh, Zora sudah bersiap dengan jeans denim dengan tshirt pastel yang dilapis parka putih dihadapan cermin sebelum akhirnya menutup pintu kamarnya. Saat hendak menuju ruang makan, Zora mendengar keributan dari ruang tengah. Ya, perdebatan om dan tantenya. Iya mengurungkan diri untuk aktivitas sarapannya.

"Jangan diem aja dong pa, cari tau Axel dimana." Khawatir Tisa selaku ibu.

"Kenapa aku? Mestinya kamu sebagai ibunya yang harus tau dimana dan sedang apa, karena itu kewajibanmu." Emosi Yuda sembari terus menghubungi putranya yang tak kunjung mendapat respon.

"Jadi kamu salahin aku? Axel juga putra kamu, ingat itu."

"Iya aku tau, tapi kita punya kewajiban masing-masing."

"Om--tante maaf, Axel kenapa?" Tanya Zora ragu sekaligus ingin tau.

"Axel belum pulang, Ra. Om dan tante nggak tau dia kemana."

"Mungkin pulang malem om, saat kita sudah tertidur." Zora stay positif.

"Kalaupun iya, makanan yang tante letakin di meja kamarnya nggak mungkin utuh. Barangkali kamu tau atau terakhir liat Axel dimana?" Tanya Yuda.

"Udahlah, tanya sama dia tu sama aja. Tau apa dia?" Sentak Tisa.

"Ma!" Yuda menegaskan Tisa agar berbicara lebih baik pada keponakannya.

"Sebisa mungkin Zora akan cari tau dimana Axel," ujar Zora sesekali menunduk menghindari tatapan benci Tisa padanya.

"Iya Zora, tolong bantu om ya. Kamu cari tau teman-temannya juga barangkali mereka membantu."

"Baik, om." Angguk Zora.

"Cari muka banget, segala pake mau bantu." Celos Tisa begitu saja.

"Apa-apaan sih ma, Zora ini mau bantu--"

"Ya udah om--tante, kalo gitu Zora pamit berangkat dulu." Ujar Zora menyadari kehadirannya akan menambah suhu keadaan, sesegera mungkin ia beruluk salam tanpa Tisa terima, sebelum akhirnya pergi.

*****

"Morning, Ra,"

Sapa seseorang membuat Zora seketika menoleh.

"Eh elo, Fan,"

Melihat Fandi yang tak henti tersenyum, dahi Zora mengernyit.

"Ceria banget, kenapa deh?" Tanya Zora berjalan sejajar dengan Fandi menuju kelas.

"Eheheee." Bukannya menjawab Fandi justru memperlihatkan deretan giginya seperti bocah, membuat Zora tersenyum geleng-geleng heran.

"Kayak adek gue aja kalo ada maunya."

"Nah itu, g-gue mau ajak lo jalan besok, free kan?"

"Kenapa besok, kan sekarang kita juga lagi jalan,"

"Serius Ra, jalan ke suatu tempat gitu bukan jalan kayak gini," gemas Fandi membuat Zora terkekeh.

"Iya iya gue tau. Tapi dalam rangka apa lo ajak gue jalan?"

"Yah harus ada alasannya ya, Eum kalo buat refreshing dari tugas gimana?"

"Oke oke, gue liat sikon dulu ya,"

• • •

Zavier baru saja memarkirkan motornya untuk lanjut menuju kelas, tanpa sangka ada seseorang yang tiba-tiba muncul dari sebelahnya.

Epiphany of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang