Applause

520 172 137
                                    

Follow dulu sebelum baca!!
Agar kalian tidak ketinggalan update an nya. Sudah siap meramaikan komentar melebihi part sebelumnya? Tekan bintang dikiri bawah dulu ya.

Selamat membaca...

🕊🕊🕊

Chapter 6

"Woilahh, dicari kemana-mana ternyata pacaran disini." Celetuk Davi ketika menemukan sosok yang ia cari-cari, yang tidak lain adalah Zavier.

Ya..sejak beberapa menit lalu, Zavier sengaja mengisi waktunya di perpustakaan dengan mencari referensi untuk tugasnya. Tetapi entah disengaja atau kebetulan, Jeslin berada disana dan meminta bergabung dengannya. Alhasil mereka pun duduk berhadapan, dengan Zavier yang begitu fokus pada tugasnya dan Jeslin yang tidak menyiakan , dengan curi pandang pada Zavier. Lagipula, kapan lagi kesempatan berduaan dan bebas memandangi Zavier si coolboy yang berkafein. Begitulah sorak Jeslin dalam hati.

"Btw, sejak kapan mereka pacaran? Zavier nembak aja kagak." Beo Agam, membuat semburat merah jambu dipipi Jeslin memudar dan digantikan dengan wajah kesal. Sedangkan Zavier, masih seperti biasanya, tatapan yang dingin.

"Atuh soon lah, makanya kita comblangin mereka biar nggak friendzone doang."

Spontan Davi mendapat jitakan kesal dari Agam.

"Prihatin dulu tu sama diri lu sendiri yang jones. Pake gaya segala nyomblangin temen. Ini hati buatan Tuhan yang berpotensi potek, bukan baja yang bisa kuat nahan beban. Apalagi bebannya ngeliat doi jalan sama pacarnya, sad njir."

"Dih, bucin." Gidik Jeslin.

"Najong lu, kesambet apaan jadi bucin begitu." Timpal Davi.

"Bucin apaan, bucinan mah elu tiap mahasiswi digombalin, sampe hapal gue gombalan lo yang sembrek itu. Lagipula lo mana tau ditampar perasaan sendiri."

"Curhat nih bund? Taulah, gue kan tempat bersandarnya orang-orang yang lagi galau. Kalo udah waras aja gue dihempas, kayak kacang lupa kulitnya."

"Halah, modus mah iya." Ucap Agam, selalu saja kontra.

"Gue modus tapi tulus ya, semata ngehibur mereka yang sad people biar kayak gue yang everyday is happy."

"And everyday is happy make you a crazy people." Balas Agam.

"SiAlan Walker nge-dj di Jakarta." Umpat Davi yang berlanjut menjadi kalimat.

Melihat keributan kedua temannya yang somplak sekaligus pengganggu ketenangannya, membuat Zavier membuka suaranya.

"Ngapain cari gue?" Tanyanya dengan nada datar.

Davi menepuk jidatnya, "Lah kumbang jadi lupa kan, nyariin Zavier buat liat debat di gedung 7."

"Kalian aja."

"Yoklah Vier, kapan lagi kampus punya acara besar kayak gini." Bujuk Davi.

"Sesekali partsipasi sama kampus, meski cuma penonton." Tambah Agam.

Keduanya tau, bahwa keramaian bukanlah tempat Zavier. Namun setidaknya, mereka ingin mengajak Zavier untuk lebih mengenal kampus dan menariknya dari kehidupan monoton.

"Dari pada elo disini berduaan, bisa disangka yang engga-engga sama pens lo." Tambah Agam, yang tanpa diketahui membuat hati Jeslin dongkol.

Sejenak, Zavier teringat kejadian pagi itu dimana Reymon berulah padanya karena hal sepele, yaitu Jeslin. Bisa-bisanya Zavier sedari tadi tidak terpikirkan mengenai itu. Lalu Zavier mengemasi buku-bukunya sebelum akhirnya mengikuti ajakan Agam dan Davi, begitu pula Jeslin yang mengusulkan diri tuk ikut. Mau-tidak mau tiga serangkai pun fine-fine saja, toh Jeslin juga tidak mengganggu mereka.

Epiphany of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang