17. Pillow talks

50.8K 3.6K 117
                                    

Thanks for 1k pembaca gaes💗
Aku seneng banget pas tau cerita ku udah 1k pembaca, sebenarnya sederhana tapi buat penulis pemula kaya aku punya suatu kebanggaan sendiri😭
Makasih yang udah baca dan vote cerita ini dari awal part😭💗

Thanks for 1k pembaca gaes💗Aku seneng banget pas tau cerita ku udah 1k pembaca, sebenarnya sederhana tapi buat penulis pemula kaya aku punya suatu kebanggaan sendiri😭Makasih yang udah baca dan vote cerita ini dari awal part😭💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini mereka masih bergelung di dalam selimut. Keduanya masih tidak mau sama sama beranjak dari kasur. Tadi malam mereka baru saja melakukan adegan howt dan baru selesai pada pukul 2 dini hari.

Tangan kekar masih melingkari perut Vale.  Sebenarnya ia ingin membersihkan diri, karena badannya begitu terasa lengket. Tapi ia takut kalau pergerakan nya membuat Mahesa terbangun.

Suara serak terdengar di telinga Vale, "Mau kemana, hm?"

"Mau mandi." Vale mengukir membentuk pola pada dada bidang Mahesa. Membuat Mahesa merasa geli. Ditariknya tangan Vale dari dada bidangnya. Mahesa menautkan tangannya pada sela sela jari Vale."Jangan kaya gitu."

Vale merasa bingung dengan perkataan Mahesa, "Emang kenapa?"

"Nanti ada yang bangun." Vale yang masih belum konek dengan perkataan Mahesa, lantas ia bertanya, "Apanya yang bangun?"

"Adiknya." Mahesa berucap menampilkan senyum mesumnya. Vale yang sudah mengerti pun, mencubit pelan pinggang Mahesa. "Aku mau mandi," Mahesa segera menahan pergerakan Vale. Vale mendengus pelan. "Ga enak, Sa. Sama mama Arsya kalau jam segini kita belum ke bawah."

"Gapapa, mama pasti ngerti kok," Mahesa kembali memeluk Vale. Digerakkan nya tangannya ke arah perut Vale. "Udah berapa bulan sih? Aku lupa."

"7 Minggu." Mahesa membulatkan mulutnya seakan berkata 'oh'. "Nanti kalau udah lahir mirip bunda nya atau papa nya ya? Nanti cewek atau cowok ya? Udah bisa diliat sekarang belum sih? Nanti kalau cowok aku ajakin main motor ya?" ucap Mahesa kepada bayi nya yang tentu di dengar juga oleh Vale.

Mungkin kalau anak dalam kandungannya bisa bicara pasti ia akan bilang begini, "Bapak gue ngapa berisik banget sih, udah tahu gue belum lahir."

"Kamu kenapa jadi bawel begini sih? Kalau di sekolah aja sok cool." Vale menarik bibir Mahesa hingga seperti bebek. Mahesa mengerucutkan bibirnya. Vale yang merasa kasihan pun akhirnya melepaskan tangan dari bibir Mahesa.

"Bukan sok cool, tapi emang aku cool. Kata mama, aku emang sebenarnya bawel. Tapi kalau di sekolah beda lagi. Jawab dong pertanyaan aku yang tadi." Ia penasaran dengan jawaban dari pertanyaan nya itu.

"Oh gitu, jadi ini sifat asli seorang Mahesa Artawijaya yang katanya
prince cool." Vale berucap dengan menekan kata, katanya. Ia sedang menggoda Mahesa.

Mahesa hanya mendengus sebal, "Cepet jawab aku mau tahu."

"Kata bunda sih baru bisa dilihat waktu udah umur 32 minggu."

"Ah males masih lama banget, bisa di cepetin aja ga?"

Vale heran dengan pertanyaan Mahesa, bisa bisanya ia menjadi ketua geng. Padahal otaknya cuma secuil, "Mana bisa, aneh aja pertanyaan kamu."

Accident Before Married [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang